Cerita Sex Tunangan Teman Sekantor – Kali ini menceritakan Cerita Dewasa dari seorang Pria bernama Reza yang menaruh hati kepada teman wanita sekantornya. Teman wanita dari Reza itu tak lain adalah tunangan teman sekantor Reza yang beranama Randi.
Rezapun tidak memperdulikan status wanita itu, dan pada akhirnya Rezapun bersetubuh dengan tunangan Randi Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Hey gaes, perkenalkan namaku Reza ( nama samaran ), usiaku saat ini 26 tahun, tinggi badan 173 cm, dan berat badanku 68 kg. Aku akan menceritakan kisah Sex ku melalui situs web ini , dan aku juga baru kali ini berbagi cerita ke situs web dewasa seperti ini.
Aku mengenal salah satu wanita dikantorku bernama Lina, dia adalah sosok wanita yang aku kenal baru saja. Tapi entah mengapa aku sudah jatuh hati dengan dia. Mungkin saja aku jatuh cinta karena kecantikannya, selain cantik dia juga wanita yang ramah dan flexibel.
Tersange So, dengan kepribadianya dia mempunyai banyak teman, namun mayoritas temannya adalah Pria. Meskipun belum lama mengenalku Lina sendiri sudah sangat akrab sekali denganku. Oh iya gaes, Lina ini memiliki tubuh yang sangat ideal sekali.
Dia mempunyai tinggi badan 169 cm dengan berat badan 56 kg, dengan berat badan dan tinggi yang ideal body-nya terlihat sangat sexy. Ditambah lagi Lina juga mempunyai payudara yang lumayan indah, payudara yang tidak begitu besar, tapi terlihat padat dan bulat.
Apalagi pantat Lina sangat semok, kenyal dan kencang, hal itu menambah kesempurnaan Lina. Hari demi hari aku-pun semakin dengan dia, tapi kedekatanku itu agak membuatku kecewa, Karena Lina adalah kekasih temanku yang bernama Randi dan sebentar lagi akan bertunangan. Huh.
Tapi meskipun Lina akan bertunangan, tapi tidak merubah kedekatan dengan teman-teman Pria-nya termasuk aku. Rasa cintaku kepada Lina pun tidak pernah hilang.
Jujur saja gaes, aku selalu berharap agar hubungan Lina agar bubar. Tapi nampaknya harapanku kepada Lina sedikit menemui titik terang, karena akhir-akhir ini aku dan dia selalu mengerjakan tugas kantor bersama, so, otomatis kita semakin dekat dong.hhe.
Pekerjaan yang kita kerjakan bersama membuat aku selalu bersama Lina. Tak jarang aku mendapatkan momen berdua dengan Lina. Dan aku pun memberanikan diri untuk sedikit menunjukan rasa sukaku kepada Lina, tidak kusangka ternyata Lina pun juga merasakaan hal yang sama juga.
Sampailah suatu hari aku melihat Lina sedang duduk dan aku melihat nya sedang memandangi handphone-nya dengan sangat serius dan fokus. Hal itu membuatku penasaran dan aku langsung menuju ketempat dia duduk, dengan cara mengendap-endap karena aku ingin tau apa yang dilihat oleh Lina.
Sesampainya ditempat Lina, ternyata dia sedang membaca artikel cerita sex disalah satu situs dewasa. Kemudian secara refleks akupun langsung mengagetkan dia,
“ Ouhhhh… kamu suka baca begituan ya Rin, pantes aja kelihatan serius sekali..hha ?? ” tanyaku mengagetkan Lina.
Secara refleks, Lina pun langsung menutup Hanphone-nya dan berkata,
“ Kamu kok tiba-tiba disini, emang kamu dari mana, kok aku gak tau kedatanganmu Reza?? ” tanya Lina dengan terkejut.
“ Udah deeeh gak usah malu-malu, lanjutin aja bacanya ” ujarku.
“ Enggak aahh ada kamu ” balas Lina.
“ Gak papa kok, kadang aku juga suka baca yang begituan kok ” ucapku.
“ Aaahhh kamu ternyata sama aja Reza….” ucapnya,
“ Emang kalau baca aja, nanti kalau sudah horny kamu ngapain Rin?? ” tanyaku.
“ Ya gak ngapa-ngapain to Reza, ya mau ngapain lagi ” jawab Lina.
“ Aaaahhh yang bener, cewek kalau horny kan biasanya minta disetubuhi Rin ? ” cetusku sambil mendekatkan tubuhku kepada Lina.
“ Iyhaa bener juga siiih kata kamu Reza ” jawab Lina sambil tertawa.
Dan kemudian Lina mengatakan sesuatu yang sangat mengagetkan hatiku.
“ Kamu udah punya pacar Reza..? ” tanya Lina.
“ Eh, belom.. nggak laku Rin.. mana ada yang mau sama Aku..? ” jawabku sedikit berbohong.
“ Ah bohong Kamu Reza..! ” ucap Lina sambil mencubit lenganku.
Secara tiba- tiba aliran darahku-pun seperti mengalir dengan cepat, otomatis titikupun berdiri dengan perlahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya Lina melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.
“ Ada apa Rin..? Minumannya sudah habis juga..? ” kataku pura-pura bodoh.
“ Reza, Kamu mau nolongin Aku..? ” ucap Lina seperti memelas.
“ Iyaa.., ada apa Rin..? ” jawabku.
“ Aku.., Aku.. pengen bercinta Reza..? ” pinta Lina.
“ Hah..! ” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.
“ Ka.., Kamu..? ” ujarku terbata-bata.
Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu.
Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku.
“ Aku pengen bercinta sama Kamu, Reza..! Puasin Aku Reza..! ” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “ Aahh..! ” aku mendesah.
Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan.
Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan.
“ Aahh Reza..! ” dessahnya,
Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam Kaosnya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas.
Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.
“ Reza.., buka dong bajunya..! ” katanya manja.
“ Bukain dong Rin.., ” kataku. Sambil menciumiku,
Lina membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya,
“ Akhh.., Rin. ” desahku,
Kemudian Lina mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika Melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.
Lina Melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya.
Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.
“ Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati,
Sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Lina sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku.
“ Auwww.., sakit dong Rin..! ” kataku sambil agak meringis.
Lina seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,
“ Rin, Aku mau keluar.. akhh..! ” Lina cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,
“ Croott.. croott.. croott.. !!! ”
Aku menyemburkan Spermaku ke dalam mulut Lina. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Lina kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya dia telanjang bulat.
Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “ Puasin Aku Reza..! ” katanya sambil memeluk tubuhku,
Kemudian dia menuju tempat tidur.
Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan,
“ Ssss… Uhhhh… Aahh…. ” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya.
“ Okkhh..! Reza sayang, terus Reza..! Okhh..! ” desahnya mulai tidak menentu.
Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah.
Kujilati sekitar pangkal pahanya, Lina mulai Rinenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus Vaginanya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah Itil.
Lina semakin Rinenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya Itil, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot Itilnya.
“ Aakkhh.. Reza.., ” Lina menjerit agak keras,
Rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot Itilnya.
“ Reza..! Masukin Reza..! Masukin..! ” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu.
Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan kejantananku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.
“ Udah dong Reza..! Cepet masukin..! ” katanya manja.
Hemmm… rupanya ini cewek nggak sabaran banget ya ( kataku dalam hati ).Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul.
Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku.
“ Bless..! ” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Lina.
“ Aaakkhh Reza..! ” desah Lina.
Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Lina. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua payudaranya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.
“ Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..! ” erang Lina sambil tangannya memegang kedua pipiku.
Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Lina mengejang,
“ Aaakkhh…! ”
Ternyata Lina sudah mencapai puncaknya duluan.
“ Aku udah keluar duluan Sayang..! ” ucapnya,
“ Aku masih lama Rin.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.
Kemudian kuangkat tubuh Lina ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Lina melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pinggul Lina.
“ Aakkhh Rin.., punya Kamu enak sekali. ” kataku memuji,
Lina hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.
“ Aahh Rin.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.
“ Aku juga Reza..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..! ” kata Lina sambil menggoyang pantatnya yang semok dan kenyal itu.
Goyangan pinggul Lina semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Lina, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,
“ Aaakkhh…! ” jerit Lina sambil menancapkan kukunya ke pundakku.
“ Aakhh, Lina.., Aku sayang Kamuu..! ” erangku sambil mendekap tubuh Lina.
Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon yang berlari beberapa Kilometer.
“ Kamu strong sekali ya Reza, makasih ya Reza udah muasin aku …. emuaaachhh…! ” puji Lina sembari mengecup bibirku
“ Iya Rin, aku juga makasih banget karena hari ini kamu udah buat aku puass juga, emuuuuachhh… ” pujiku sembari kubalas ciuman kecilnya tadi.
Singkat cerita setelah kami melakukan hubungan intim tadi, kamipun berpelukan erat dan sejenak menghela nafas. Tak lama kemudian kami-pun bergegas merapikan diri dan memakai pakain kami.
Karena kami takut kejadian skandal kami dipergoki tunangannya. Sejak kejadian itu kamipun sering melakukan hubungan sex dimana saja selama ada kesempatan, dan sampai sekarang hubungan kami masih berlanjut.