Cerita Sex Sang Model Selebgram – Dion adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun yang sangat menyukai fotografi. Hobinya dalam dunia fotografi menjadikan profesinya sebagai fotografer. Hal ini berbeda dengan jurusan kuliahnya yaitu hukum, yang merupakan keinginan kedua orang tuanya.
Sekarang Dion yang menguasai teknik-teknik fotografi sudah professional dengan bayaran yang lumayan. Hal ini membuat hidup Dion sudah berkecukupan di usia muda. Dion mempunyai perawakan yang cukup ideal, tubuh tinggi, badan kekar, wajah tampan.
Fisik yang cocok untuk menjadi model majalah pria. Namun Dion tetap konsisten menjadi seorang fotografer disbanding menjadi model. Dion pun pandai bergaul dengan banyak orang, membuat karirnya semakin moncer. Dia juga banyak disukai gadis-gadis , bahkan model fotonya.
Namun Dion benar-benar pilih-pilih dalam memilih pacar, dia ingin yang benar-benar perfect, oleh karena itu dia belum mau pacaran. Sampai suatu hari dia akrab dengan salah seorang model selebgram yang jadi kliennya.
Tersange Namanya Vania, seorang calon dokter yang juga selebgram dengan follower ratusan ribu. Vania adalah keturunan Arab, berwajah cantik dan berhijab. Dia kuliah di fakultas kedokteran di salah satu Universitas di Yogyakarta.
Wajahnya yang cantik dan badan yang ideal membuat dia mencoba mengeksplor potensinya dalam bidang lain, yakni modeling. Namun Vania memilih menjadi selebgram yang mengendorse produk-produk lalu menerima bayaran.
Bagi Vania menjadi selebgram lebih mudah mendapatkan uang daripada menjadi model professional. Selain itu menjadi selebgram juga lebih santai dan fleksibel, sehingga dia dapat menjalankan kuliah kedokteran dengan baik.
Awal perkenalan Vania dengan Dion adalah saat dikenalkan temannya yang terlebih dahulu menjadi selebgram, yaitu Rina. Seiring dengan seringnya interaksi antara Vania dan Dion, diam-diam Vania mulai menyukai Dion.
Vania ingin Dion menjadi pacarnya, bahkan suaminya. Vania menganggap Dion adalah sosok yang perfect dan ideal untuk mendampinginya. Di kamar Vania senantiasa memandangi foto Dion dan membayangkan hal-hal erotis bersama Dion.
Respon Dion biasa-biasa saja, Dion masih menganggap Vania teman biasa. Walau Dion menyadari kalau ada gelagat yang berbeda dari Vania kepadanya. Hal ini berlangsung selama 6 bulan.Sampai di bulan ke-6 Vania ingin mngungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada Dion.
Namun masih ada yang mengganjal dalam diri Vania, masa sih perempuan menyatakan cinta ke laki-laki, gengsi donk. Lagian menurut Vania Dion gak peka, nyebelin pokoknya. Atau jangan-jangan memang Dion tidak punya perasaan apa-apa ke Vania? Bagaimana kalau Vania ditolak? Pasti hati Vania hancur. Ah, Vania punya ide, dia akan minta bantuan ke temannya Rina. Biar Rina dulu yang menanyakan kepada Dion.
***
“Eh, Van, kemana aja lo? Gue cariin dari kemarin.” Ujar Rina.
“Yaelah, tinggal whatsapp gue apa susahnya sih” ujar Vania.
“Gue ada kabar gembira buat lo, Dion katanya mau jadi pacar lo.” Ujar Rina.
“What? Serius lo? Lo kok langsung bilang kalau gue pengen jadi pacar Dion? Gue kan pengen tahu aja dia dah punya cewek atau belum.” Ujar Vania.
“Yee.. Lo Van, udah dibantuin bukannya makasih kek,” ujar Rina.
“Eh iya deh maaf. Iya makasih ya lu sukses bantuin gue,” ujar Vania.
“Nah gitu donk, gue juga seneng temen baik gue udah gak jomblo lagi. Hihi” ujar Rina.
“Terus gue harus ngapain sekarang?” ujar Vania.
“Ya lo kontak Dion lah. Terus ajak dia jalan.Hihi” ujar Rina
Rina adalah sahabat baik Vania yang juga seorang selebgram. Wajahnya cantik juga, hanya Rina sudah punya pacar yaitu Toni. Mereka bersahabat dengan sangat dekat, sehingga tak ragu untuk saling bercerita soal hal-hal yang sifatnya pribadi.
“Rina, gue malam minggu ini mau jalan loh sama Dion.” Ujar Vania.
“Wah, asyik, selamat ya. Gue juga mau jalan kok sama Toni.” Ujar Rina
“Tapi gue bingung nanti ngapain aja? Hihi” ujar Vania
“Lah kok, emang sebelumnya lo ga pernah pacaran Van?” tanya Rina penasaran.
“Ya dulu banget pas SMA terakhir pacaran.” Ujar Vania
“Ya biasa aja kali, lo ngobrol, makan, kalau bisa lo first kiss nanti sama Dion. Hihi” ujar Rina
“Ih lo ada-ada aja” ujar Vania.
***
Dion lalu menjemput Vania dengan motor ninja kepunyaannya. Sore itu Vania mengenakan pakaian yang cukup ketat dan celana jeans, tak lupa hijabnya senantiasa menambah aura kecantikannya.
“Wow, Van, kamu cantik banget mala mini. Mau jalan atau pemotretan?” ujar Dion.
“Yee.. Kan biar abang makin cinta sama aku. Hihi.” Ujar Vania sambil malu-malu.
“Ngomong-ngomong rumah kamu kok sepi Van, pada kemana?:” tanya Dion.
“Oh, lagi pada ke rumah saudara yang nikahan. Aku baru lusa nyusul mereka.” Ujar Vania.
Mereka berdua pun pergi, Vania dibonceng dengan motor Ninja Dion, yang membuat Vania harus merelakan payudaranya menyentuh punggung Dion. Namun karena sudah cinta Vania tidak keberatan, malahan sepanjang perjalanan Vania menggunakan kesempatan ini untuk memeluk Dion. Dion pun langsung ngaceng melihat kelakuan Vania, dan dia baru tahu ternyata Vania nakal juga.
Mereka berdua menghabiskan malam minggu dengan menonton film di bioskop, makan lalu mengobrol. Mereka mengobrol tentang kehidupan masing-masing dan lebih saling mengenal lagi.
Setelah itu mereka pulang, di tengah perjalanan turun hujan deras. Namun karena Dion lupa bawa jas hujan mereka memaksakan diri untuk menerjang hujan walau kondisi mereka basah kuyup. Untungnya perjalanan tidak terlalu lama.
“Dion kamu basah banget” ujar Vania.
“Kamu juga basah Van, hehe” ujar Dion.
“Aku kan bisa langsung ngeringin badan dan ganti baju di rumah. Kamu ke rumah aku dulu aja ya, ada baju cowok kok punya kakakku.” Ujar Vania.
“Gak usah Van, ga enak diliat orang.” Ujar Dion.
“Eh ayo, kasian kamu pulangnya kan jauh.” Ujar Vania.
“Yaudah deh kalau kamu maksa. Makasih ya.” Ujar Dion
Vania dan Dion masuk ke rumah kosong tersebut. Vania segera mencari baju kakaknya dan sarung. Sementara Vania masuk ke kamarnya lalu handukan dang anti baju. Dion pun segera memakai baju pemberian Vania di kamar mandi dan handukan.
Sarung dan kaos oblong, karena basah maka Dion tidak memakai celana dalam. Tentu saja Dion malu kalau harus meminta celana dalam kepada Vania. Vania pun sudah memakai baju piyama disertai jilbabnya.
“Say mau minum apa?” ujar Vania.
“Hhm.. Susu hangat ada?” ujar Dion.
“Mau susu hangat atau susu Vania?” ujar Vania menggoda Dion.
“What? Kamu kok nakal sih Van, hihi. Kirain aku kamu cewek alim.” Ujar Dion.
“Ya, kalau ke pacar sendiri gak apa-apa kan nakal.” Ujar Vania
“Emang beneran kamu mau ngasih susu kamu buat aku?” ujar Dion
“Hhm.. kasih gak ya? Tapi ada syaratnya.” Ujar Vania.
“Apa emang?” tanya Dion penasaran.
“Kamu nanti mau ya nikah sama aku, kamu jangan ninggalin aku.” Ujar Vania.
“What? Say, masa pacaran itu kan masa penjajakan, masa berkenalan, tapi kamu dah ngomongin nikah. Gimana kalau ternyata di tengah masa pacaran kamu gak cocok sama aku?” ujar Dion.
“Say, aku udah merhatiin kamu sejak lama. Aku kagum sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku juga nyaman dengan kamu. Usiaku sekarang 24, dah pas kalau buat cewek buat nikah. Kamu 27 juga udah matang, terus kita mau nunggu apa lagi?” ujar Vania.
“Iya sih, kamu bener juga. Oke deh kalau kamu maunya gitu. Berarti kamu mau ya ngasih susu. Hihi.” Ujar Dion menggoda Vania.
“Ihh.. Dasar, susu terus fikirannya, aku kasih kamu lemes loh. Hihi” ujar Vania.
“Yee.. kan kamu yang nawarin duluan.” Ujar Dion.
“Say, boleh aku cium kamu?” ujar Dion
“Boleh say.”Ujar Vania.
Mereka pun kemudian berciuman, kedua bibir mereka bertemu.Lalu giliran lidah mereka yang bertemu. Gairah mereka mulai naik, perlahan tangan Dion pun mulai menggerayangi punggung dan pantat Vania.Vania diam saja dan menikmatinya.
“mmmhh.. mmmuachh.. mmmhhh.. slurp….” Kurang lebih selama 5 menit mereka menikmati French kiss.
“Say, aku sange nih, kamu harus tanggung jawab. Hihi.” Ujar Dion.
“Yaudah say, kita ke kamar yuk!” ujar Vania dengan genit.
“Serius Van? Ngapain kita ke kamar?” ujar Dion
“Iihh.. Kamu, ya kita ena-ena lah di kamar. Hihi.” Ujar Vania.
“Aaawww..” jerit Vania ketika tiba-tiba Dion menggendongnya masuk kamar. Lalu Dion meletakkan Vania di kasur dan menutup pintu.
“Sayang, kamu yakin mau melakukan ini?” ujar Dion.
“Iya say, aku sayang kamu. Aku percaya kamu ga akan mengkhianati aku.”
“Kamu mau ga mewujudkan fantasi aku? Ujar Dion kepada Vania.
“Eh, fantasi apa?” ujar Vania.
“Aku ingin foto kamu dalam keadaan bugil.” Ujar Dion.
“Oh gitu, ayo, aku dandan dulu yang cantik ya.” Ujar Vania.
Vania kemudian membuka celana dan baju piyamanya di depan Dion, lalu menggantinya dengan baju modis yang biasa dia gunakan saat pemotretan. Tak lupa jilbabpun dia ganti dengan yang modis. Dion kaget melihat tubuh Vania yang putih dan mulus, rasanya tak sabar bagi Dion ingin segera menggumuli Vania. Namun dia harus bersabar karena saat itu pasti kan tiba, sebentar lagi.
Vania pun kemudian memakai make upnya dari mulai bedak sampai lipstick.
“Gimana say, cantik gak?” ujar Vania.
“Seperti biasanya kamu selalu cantik Van.” Ujar Dion.
“Sekarang aku harus gimana say?” Tanya Vania.
“Kamu aku foto dengan pose seksi ya.” Ujar Dion.
“Pose seksi kayak gimana say?” ujar Vania.
“Aku akan pakai timer, nanti kamu pose seolah2 lagi bermesraan dan ngentot sama aku.” Ujar Dion.
“Wow, menggairahkan sekali.” Ujar Vania.
Lalu mereka pun melakukan pemotretan, pose pertama adalah tangan Dion sedang meremas payudara Vania yang besar. Pose kedua Vania sedang memainkan kontol Dion. Pose ketiga Vania sedang menyepong kontol Dion. Pose keempat Dion sedang menyedot susu Vania. Pose kelima doggy Style.
“Wah, bagus-bagus hasilnya Van. Bisa buat bacol aku nih.hihi” ujar Dion.
“Ah sayang, aku sange banget gara-gara pose itu. Kamu harus tanggungjawab.” Hihi
“Yee.. emangnya kamu aja yang sange, aku sange abis kali.” Ujar Dion.
“Ayo donk, aku udah siap nih.” Vania berada di atas kasur dengan hanya menggunakan bra, celana dalam dan jilbab.
“Ayo” ujar Dion dengan segera membuka seluruh pakainnya sampai bugil.
Mereka berdua pun bergulat di atas kasur, Dion asik menyusu kepada payudara Vania, sementara Vania asik mengocok penis Dion yang tegang maksimal.
“Aaahhh.. sayang, susumu benar-benar nikmat, bikin aku tegang maksimal.” Ujar Dion.
“Aaahhhhh… kontolmu juga keras dan besar say, pengen segera dimasukin ke memekku.” Ujar Vania.
“Say, kulum punyaku donk.” Vania pun menurut, mereka sekarang melakukan posisi 69.
Vania mengulum kontol Dion, sementara Dion pun menjilati memek Vania yang sudah sangat becek. Suara desahan mereka bersahutan secara bergantian di sela-sela aktifitas mereka.
Setelah sekitar 10 menit, Dion kemudian menghentikan kulumannya, ia menaruh kontolnya di depan memek Vania, bersiap menjebol gawang pacarnya tersebut.
“Kamu udah siap say? Ga akan menyesal kan?” ujar Dion.
“Miliki aku seutuhnya say,” ujar Vania.
Perlahan-lahan kepala penis Dion mulai memasuki memek Vania yang sangat sempit.
“Oh, say.. sempit banget say, jepitannya mantap banget.” Ujar Dion keenakan.
“Pelan-pelan say, Oohhh.. perih…”ujar Vania.
“Tahan dikit say, bentar lagi sampai selaput dara kamu.” Ujar Dion.
Lalu tiba-tiba Dion menghentakan penisnya agak keras.
“Aaaaawwwwwww….. aaaaaahhhhhh. Sakittt………… aaahhh…” Vania kemudian menjerit sambil menangis.
“Sayang, tahan ya, perawan kamu udah aku ambil sekarang.” Ujar Dion bangga karena telah berhasil memerawani Vania.
Dion pun mulai memaju mundurkan kontolnya, lalu tangisan Vania perlahan berubah menjadi desahan kenikmatan.
“aaahhh.. sayang aku mau nyampe..” ujar Dion.
“Aaahhh.. jangan di dalem say…” ujar Vania.
Dion pun menarik kontolnya keluar dan spermanya menyebur ke perut dan payudara Vania. Terlihat darah perawan mengalir dari memek Vania.
“Ohhh.. maaf ya sayang, aku keluar duluan.” Ujar Dion
“Sayang, janji ya kamu gak akan ninggalin aku?” ujar Vania.
“Iya sayang. Aku janji.”Ujar Dion.