Cerita Sex Sang Dosen Cantik – Cerita ini tentang kehidupan pribadiku, namaku Haira, aku seorang wanita berusia 28 tahun, aku sudah menikah dan dikaruniai 1 anak. Aku memiliki fisik yang sangat bisa dibanggakan, aku memiliki tinggi 170cm dengan berat 50kg, kulit putih dan cantik dengan proporsi tubuh yang ideal dan tampilan bak model kata teman teman ku.
Bahkan banyak pria yang sering menggodaku karena fisikku ini. Saat ini aku memiliki karir cemerlang sebagai dosen di PTN ternama di Bandung. Aku menjadi dosen favorit mahasiswaku karena kecantikanku, bahkan aku sampai ramai dibicarakan di media sosial sebagai dosen cantik.
Suamiku juga tidak buruk, wajahnya cukup tampan, hanya terpaut usia 2 tahun denganku, ia seorang pengusaha yang cukup mapan, penghasilannya lebih dari cukup untuk keluargaku.
Awalnya kehidupan keluarga kami bahagia. Tapi sudah beberapa waktu ini berubah, suamiku yang awalnya selalu ada untuk kami sekarang terlalu fokus untuk pekerjaannya. Ia semakin jarang ada di rumah, dan komunikasi kamipun semakin terhambat.
Tersange “Kebutuhan” aku pun jarang terpenuhi, baik kebutuhan psikis maupun materi. Aku pun sering iri dengan teman-teman sepergaulanku, mereka selalu pamer keharmonisan keluarga mereka dan selalu pamer kekayaan mereka, pamer barang-barang mahal yang di belikan suami mereka.
Sedangkan aku sendiri, tidak ada yang bisa aku banggakan, bahkan saat ini jangan kan untuk membelikan barang-barang bermerk, untuk uang bulanan pun sangat terbatas karena ia sedang fokus menggunakan uangnya untuk mengembangkan bisnisnya.
Sebagai pelampiasanku, aku jadi sering hang out bareng teman temanku. Lebih sering berada di luar. Bahkan beberapa kali aku menanggapi tawaran jalan atau makan siang dari laki-laki, hanya untuk sekadar mengusir kebosananku.
Sejak itu, banyak yang bilang aku cukup banyak berubah, aku lebih terkesan bebas, gaya penampilannku juga banyak berubah, yang awalnya aku lebih sering berdandan/berpakaian jaim karena pekerjaanku sebagai dosen, sekarang aku lebih “berani” berpakaian, lebih berani menampilkan lekuk tubuhku yang indah, dan berpakaian mini.
Dengan pakaian ketat payudaraku yang ukurannya 36C tampak sangat menggoda ditambah rok mini tidak pernah gagal membuat lelaki berpaling melihatku, tentu ini jadi kebanggan sendiri buatku.
Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, suamiku sedang sibuk mengembangkan bisnisnya, dan suatu hari ia memintaku untuk bertemu dengan calon kliennya, untuk menyampaikan proposal kerjasama pengembangan bisnis, ia tidak bisa bertemu sendiri karena sedang berada di luar kota saat itu.
Calon klien yang akan kutemui ini bernama Akbar, seorang pria keturunan arab, usia 40 tahun, tinggi, sedikit gemuk namun cukup tampan menurutku. Aku sudah pernah bertemu dengannya sebelumya saat acara pernikahan relasi suamiku, saat itu aku melihat caranya memandangku cukup berbeda, mungkin ia tertarik padaku.
Terlintas di pikiranku, ah, aku manfaatkan saja supaya proposal suamiku lebih mudah gol, karena proyek ini cukup besar, dan pastinya aku cukup di untungkan dengan ini.
Aku pun menelpon dia untuk membuat janji, ia tampak antusias saat tahu bahwa aku yang akan menyampaikan proposalnya. Kami pun berjanji untuk bertemu di kantornya. Esoknya di hari kamis, hari yang di janjikan, ia mengubah tempat bertemu, ia mengajak bertemu sambil makan siang di restoran ternama.
Aku pun menyanggupi. Sebelum berangkat, aku pun berdandan dengan cantik, dengan rok pendek di atas lutut, cukup untuk memamerkan kaki putih dan jenjangku. Ditambah dengan blouse putih ketat dengan belahan dada rendah, menampilkan lekuk tubuh dan belahan dadaku yang indah.
Akhirnya aku pun sampai di tempat yang di janjikan, ternyata ia lebih dahulu sampai, aku pun menyapa dia. Tampak ia melihatku dari ujung kepala ke ujung kaki, kelihatannya ia takjub dengan penampilanku hari ini. Sukses pikirku.
Ia pun berbasa-basi, menanyakan suamiku, kemana perginya dan berapa lama. Akhirnya kami pun membicarakan bisnis, selama kami membicarakan bisnis, aku melihat dia mencuri-curi pandang ke dada & pahaku, tak apa bagiku, karena itu artinya tujuanku tercapai.
Di akhir pertemuan, ia memintaku untuk bertemu lagi hari sabtu sambil makan siang juga, karena saat ini ia belum bisa memutuskan karena banyak hal yang harus ia diskusikan terlebih dahulu dengan penasihatnya. Aku pun menyanggupinya, walaupun aku curiga itu hanya alasannya untuk bertemu lagi denganku
2 hari kemudian, kami pun bertemu kembali. Sekarang ia tampak lebih leluasa berbicara denganku, ia banyak menceritakan hal-hal pribadinya. “dek” panggilnya padaku, “iya pak” jawabku, “panggil mas aja, supaya lebih akrab” ujarnya, “iya mas” kataku “aku mau cerita ke kamu dek, aku ini punya harta sebanyak ini tapi kesepian loh dek”, “kenapa mas?” tanyaku.
“percuma aku punya banyak harta, namun tidak ada tempat berbagi”, “maksud mas?”, “aku sudah lama menduda dek, anakku pun ikut dengan mantan istriku”. Aku mulai mendeteksi arah-arah yang berbeda dari pembicaraannya, aku pun tidak mau mudah terpancing, “memang tipe wanita ideal buat mas yang seperti apa? Siapa tau aku bisa membantu mencarikan calon yang sesuai”
Dengan lihai ia menjawab, “yang seperti kamu dik, fisik kamu yang cantik dan sempurna, kamu juga cerdas, siapa pun pasti bahagia memilikimu, aku iri dek pada suamimu”, “mas bisa aja, ga banyak loh mas yang seperti aku”, sedikit menyombong. “iya sih, makanya aku masih belum ada pendamping lagi sampai sekarang” katanya.
“suamimu pasti memperlakukan kamu bak putri ya dek, aku pun akan seperti itu jika memiliki wanita seperti kamu”, “iya mas” jawabku, berusaha untuk tidak terpancing.
Akhirnya kami pun banyak mengobrol, mengenai kegemaran kami, hingga hal-hal yang mulai sedikit pribadi, mungkin karena aku mulai nyaman berbicara dengannya, karena cara bicara nya yang sopan dan pandai memuji wanita.
Di akhir pertemuan, ia menanyakan kapan bisa bertemu dengan suamiku, aku pun menjawab kalau suamiku akan pergi keluar pulau selama sebulan mulai lusa, dan menanyakan barangkali bisa bertemu esok hari. Ia tidak menyanggupi karena esok ia sudah punya janji.
Akhirnya ia meminta kembali bertemu lusa untuk membicarakan kontrak perjanjian kerjasama, kali ini ia meminta bertemu di kantornya di pagi hari. Tentu aku menyanggupi, karena artinya pertemuan ini berjalan sesuai tujuan.
Di senin pagi, aku pun datang ke kantornya, aku pun cukup kagum karena kantornya cukup mewah dan berkelas. Tidak lama menunggu, aku pun bertemu dengannya. Kami membicarakan mengenai kontrak kerja sama dengan serius, tidak terasa sudah waktu nya jam makan siang, aku pun diajak makan siang olehnya.
Dengan dianter oleh supirnya aku pun duduk di kursi belakang bersamanya di sedan jerman mewah miliknya. Sepanjang perjalanan, ia menceritakan usaha-usaha miliknya, luar biasa sekali memang, sepanjang perjalanan saja ada lebih dari 10 perusahaan miliknya yang kami lewati.
Aku pun mulai memahami dia, ada rasa kagum kepadanya disaaat yang sama aku pun merasa sedikit sedih terhadapnya, tentu sangat kesepian rasanya memiliki harta sebanyak itu tapi tanpa tempat berbagi.
Sesampainya di tempat makan siang, kali ini di tempat yang sedikit berbeda, tempatnya mewah dan eksklusif, ia memesan tempat yang private. Kami pun mulai berbincang, sampai akhirnya ia merasakan ada kegundahan di hatiku.
“kamu tampak gundah dek saat membicarakan keluargamu, apakah ada masalah saat ini dengan kehidupan rumah tanggamu?” tanyanya. Tak sanggup menahan diri, akupun menceritakan semua kegundahanku, semua permasalahanku dengan suamiku.
Ia pun menanggapi setiap kegundahanku dengan bijaksana, semakin menambah kekagumanku terhadapnya. Ia pun berkata” kamu bisa bercerita kepada mas setiap ada masalah dek, setiap merasa gundah dan butuh teman bercerita mas selalu siap mendengarkan, kapan pun itu waktunya”.
“iya mas, mas baik sekali sudah mau mendengarkan cerita ku”. Setelah itu, ia menawariku mengantar pulang ke rumahku, dan mobilku yang berada di kantornya akan di antar oleh staff nya ke rumahku, tanpa sedikit rasa segan, aku pun mengiyakan.
Diperjalanan menuju rumahku, ia mengajak mampir terlebih dahulu ke sebuah mall. Disana ia mengajakku ke sebuah gerai mewah dari merk fashion ternama italia. Ia pun menanyakanku tas mana yang menurutku bagus dan aku sukai. Kemudian ia mengambilkan baramg itu dan membelikannya untukku.
Aku pun terkejut dan bingung, bagaimana aku bisa menerima barang semahal ini. Ia pun mengatakan bahwa ini hanya ucapan terima kasihnya karena sudah bersedia menjadi tempat nya bercerita mengenai hal pribadinya, sesuatu yang sudah lama tidak ia miliki.
Akhirnya aku pun menerimanya, toh ia punya banyak harta, sebanyak ini tidak seberapa baginya, lumayan juga buat aku pamerkan ke teman-temanku, pikirku.
Singkat kata, aku pun diantarnya kerumahku. Sesampainya di rumahku, ia pun mengutarakan niatnya untuk mengajakku makan malam. Aku pun menyanggupi, mumpung suamiku masih di luar kota, toh dia juga yang akan diuntungkan kalau kerja sama ini gol.
Kamis malam, hari yang di janjikan untuk bertemu makan malam. Aku pun bersiap-siap. Dengan mini dress tanktop hitamku, tubuhku tampak begitu menggoda, dengan lekukan tubuh yang tampak jelas.
Kali ini aku berangkat dengan taxi, karena awalnya ia menawari untuk menjemputku, masih ada sedikit rasa sungkan dariku, sehingga aku hanya menyetujui ia mengantarku pulang.
Sesampainya disana, aku kagum dengan tempat yang ia pilih, sebuah restoran mewah yang berada di rooftop, dengan pemandangan Kota Bandung yang indah di malam hari, sungguh pilihan yang berkelas.
Kami pun berbincang-bincang. Ia banyak menyampaikan kekagumannya padaku. Hingga ia berkata “dek, aku sangat mengagumimu, kekaguman ini sudah jadi rasa ingin memiliki. Aku sudah sangat tertarik denganmu sejak kkta bertemu di acara itu, dan aku sudah banyak mencari tahu tentangmu, dan itu semakin menambah keinginanku untuk memilikimu”.
Aku pun terdiam, berbagai perasaan berkecamuk. Aku dengan kehidupan rumah tangga yang sedang tidak harmonis, mendapat pernyataan cinta dari seorang yang aku kagumi, namun akupun masih berusaha menahan diri karena masih memikirkan anakku.
Melihat kebingunganku, ia pun berkata “dek, mas tidak minta kamu menjawab apa pun sekarang, mas paham kalau kamu pasti bingung saat ini, mas hanya memohon diberikan kesempatan untuk membuktikan keseriusan mas”. Setelah berpikir sejenak, aku pun menjawab “baiklah mas, jika hanya itu, aku bisa menyanggupinya”.
Sepanjang perjalanan pulang, ia semakin menunjukan sikap mesra nya padaku, anehnya justru aku merasa senang dengan sikapnya itu, mungkin karena aku sudah merasa sangat nyaman dengannya. Sesampainya dirumahku ia memberikanku sebuah iphone baru.
Aku punya bertanya untuk apa ini? “aku paham bila kamu akan terbatas berkomunikasi dengan ku, pasti ada kekhawatiran ketahuan oleh suami mu, jadi ini solusi dari mas supaya mas lebih leluasa berkomunikasi denganmu dek”. Aku pun menerimanya.
Kami pun semakin intens berkomunikasi. Ia semakin sering mengucapkan kata-kata mesra. Hingga di suatu hari, ia mengajakku untuk ke rumahnya, dengan alasan untuk finalisasi kerjasama. Dengan tampilan seksi, dengan hotpants & tanktop, ada sedikit rasa ingin menggodanya.
Sesampainya disana, semakin kagum dibuatnya, rumah mewahnya sangat luar biasa. Singkat cerita, setelah menyelesaikan kontrak kerjasama, kami pun berbicara santai di sofa. Ia banyak menggodaku, aku pun menjawab godaannya. Perlahan ia mulai duduk mendekat padaku.
“dek, kamu cantik sekali hari ini”, “makasih mas”. “kalau kamu berpakaian seperti ini mas jadi pengen berbuat macam-macam sama kamu dek” candanya, “macam-macam kaya gimana sih mas”. “jadi pengen meniduri kamu dek” ucapnya semakin terang-terangan. “emangnya mas berani?” tantangku.
Sambil mulai merangkulku, ia berkata “kalo mas berani gimana? Nanti kamu ketagihan loh”, aku pun mulai terpancing “emangnya gimana mas bisa bikin aku ketagihan?” tiba-tiba ia pun meletakkan tanganku di atas kemaluannya, sambil berucap “mas keturunan arab loh dek, ininya besar”.
Aku pun terkejut saat meraba penis miliknya, besar dan panjang sekali. Langsung terlintas pikiran nakal di otak ku, bagaimana rasanya penis sebesar itu masuk ke vagina ku, pasti sungguh nikmat rasanya. Birahiku pun perlahan mulai muncul “gimana dek? Penasaran kan?”. “ga tau ah….” jawabku sok jual mahal..
Rupanya ia bisa menebak kemunculan birahiku, ia pun mengecup pipiku, kemudian mengecup bibir ku, aku pun mulai membalas kecupannya, kami pun mulai berpagutan, lidah kami saling beradu. Tangan kanannya mulai meraba dan meremas payudaraku.
Aku pun mengerang nikmat “errhhh..pelan-pelan mas” ucapakanku semakin membuatnya bergairah.. Ia pun mulai meraba pahaku hingga keselangkanganku. Aku pun mulai basah. Gairahku sudah tidak tertahankan.
Saat ia akan membuka tanktopku, aku pun berkata “pindah ke kamar mas aja ya, adek malu kalo disini, nanti ada yang liat” tiba-tiba ia memggedongku ke kamarnya. Sesampai nya di kamar, kami pun kembali bercumbu, dalam posisi berdiri, ia meremas bokongku.
Ia membuka tanktopku dan berkata “payudara kamu indah sekali dek” kemudian merasa dan mengecup payudaraku hingga akhirnya membuka bra ku. Aku pun semakin bergairah, kubuka kausnya, kukcecup tubuhnya dari atas hingga kebawah.
Hingga akhirnya kubuka celananya, dan celana dalamnya hingga tampak lah penisnya yang sangat besar dan panjang, bahkan lebih besar dari perkiraanku sbelumnya, kujilati kantung kemaluannya, “aaahhh nikmat dik” ia pun meracau.
Kujilati batang penisnya, kumasukan kemulutku, besar sekali, hampir tidak muat di mulutku. “kamu pintar sekali dek, nikmat sekali” pujinya. Aku pun semakin semangat mengocok dan menjilat penis miliknya. Setelah puas di oral, ia pun membaringkan ku di ranjang, sambil berkata “giliran mas yaa”.
Ia menjilati kedua payudara ku sambil meremasnya, aku pun menggelinjang nikmat, tangannya mulai meraba bagian celanaku, akhirnya ia membuka hotpants dan panty ku, dan aku pun terbaring tanpa sehelai kain pun.
Ia mulai memainkan jemarinya di vaginaku, jarinya yang besar dimasukkan kedalam vaginaku “ooouuuhhh” aku pun meracau. “terusin mas” ia lanjutkan memainkan jemarinya di vagina ku sambil menjilatiku dari payudara trus turun hingga sampai ke vaginaku, dan ia menjilati vaginaku dengan sangat ganas “iiihhhh… Enak banget mas.. Terusss…”
Vagina ku dijilati dengan sangat ganas, sambil di keluar masukkan jemarinya.. Akhirnya sampai lah aku orgasme. Aku menggelinjang “uuuuuhhhh”. Baru pertama kali ini aku mencapai orgasme hanya dengan oral sex.
Kemudian ia mulai mengarahkan penisnya ke vaginaku, penis yang sangat besar itu, dimasukkan kedalam vaginaku perlahan, akupun merem melek merasakan nikmat yang luar biasa. “besar banget mas, terusin mas…” perlahan ia mulai menggenjotku.
Semakin lama semakin cepat. “ah.. Ah.. Ah.. Oh my god.. Terusin mas.. Genjot adek terus mas.. Gede banget mas.. Enak.” ucapanku semakin meracau
“adek mau mas genjot terus?” “mau mas.. Terus mas, mas beneran bisa bikin aku ketagihan mas.. Uuhhh” “adek suka sama penis mas?” “suka banget mas… Ouuuh”
Sampai akhirnya aku sampai di orgasme keduaku.. “mas.. Aku sampe lagi mas.. Nikmat banget mas… ” ia pun mengecupku..
Aku pun di posisikan menungging, dimasukan lagi penisnya “oooh.. Pelan pelan mas.. Sempit..”
“iya dek, memek kamu sempit banget dek, kaya masih gadis..”
Digenjotnya lagi vagina ku.. Kali ini nikmatnya luar biasa juga.. “oh.. Oh.. Oh..” racauku saat ia menghujamkan penis besarnya padaku.. Akhirnya aku pun orgasme untuk ketiga kalinya..
Dan ia pun membaringkanku, ia merebahkan badannya di atasku, kemudian dihujamkan lagi penisnya. Sudah tidak tergambarkan nikmat yang kurasakan.”uuh.. Uuh.. Lanjut terus mas… Uuh”. “adek mau sering di genjot mas?” “mau mas… Oooh”. “brarti adek mau ya jadi istri mas”. “mas curang..uuh.. Aku jadi ga bisa nolak.. Uuh.. Kalo enak gini”
Akhirnya aku hampir sampai ke orgasme ketiga ku. “aku mau sampe lagi mas” ia pun semakin cepat menggenjotku. “mas juga mau sampe dek” “keluarin di dalam aja mas” ucapku..
“oooh.. Uhh” “oouuch….” akhirnya kami pun orgasme bersamaaan… Kami pun berpelukan erat, kami saling berpagutan.. “mas sayang kamu dek” “adek juga mas” jawabku..
“jadi bener kan mas bisa bikin ketagihan?” tanya nya “ketagihan ga yaa…” jawabku malu-malu. Pengalaman yang luar biasa bagiku, 4x orgasme dalam 1 waktu. Belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Kalau sudah begini jangan kan dia yang meminta untuk ML, bahkan rasanya aku yang akan lebih sering meminta kepadanya.. Pikirku…
Bersambung…