Thursday, November 21, 2024

Praktek Kerja Lapangan (PKL)

News Online Itil

Cerita Sex Praktek Kerja Lapangan (PKL) – Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September dan yang merupakan pengalaman pertama saat keperjakaan saya hilang. Pembaca Tersange Sebelumnya saya perkenalkan diri, waktu itu saya ber usia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho tetapi memang saya masih ingin bebas. Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan atletis.

Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya. Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan ( sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid. Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.

Cerita Sex Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Cerita Sex Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tersange “Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah. “Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya. “Begini Pak.., kami ingin menanyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?” “Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.

“Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat permohonan kepada saya. Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.

“Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar. “Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

Si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.

Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih. “Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya,
“Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang. Saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit).

Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti. “Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya. “Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu. “Maksud Bapak?”

“Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”

“Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.“Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.

Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua. Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor.

Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

“Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali. “Kamu duduk di depan komputer dan tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa lembar kertas kerja pada nya.

“Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.

“Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.” Saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya.

Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit. Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda.

Apalagi ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan.

Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu. Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.

Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.

Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih mulus.

“Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.

“Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih, “Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.” “Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”

Itil V3

“Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.

Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya. Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.

“Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.” “Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.

Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya.

Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita. “Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.

“Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.” katanya malu-malu. “Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.

“Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.

“Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.” “Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.” Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya.

Sengaja saya lakukan dengan perlahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan. Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang.

Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno. “Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”. “Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing. “Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.

“Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk. “Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.” “Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”, katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja dan kamipun berdua tertawa.

Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro.

Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.

“Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya “Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar.

Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut. “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya. “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir

“Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan. Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan.

Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.

Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule.

Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang.

Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba. “Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu. Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya.

Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya. “Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu. “Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.

“Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.” “Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu. Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang dijilati oleh lelaki lain.

Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya. “Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing. Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi parfum yang di pakainya.

“Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya. “Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil. “Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.

Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan.

Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit. “Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.

“Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah. Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis. Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya.

Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.

“Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak. Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas.

Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.

“Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”

Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy. Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya.

Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.

“Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat.

Bersambung…

1 2
Itil Service

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *