Cerita Sex Perempuan Muslimah Montok Berjilbab – Cerita Sex, Cerita Porno, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Sex Berjilbab, Cerita Nyata, Cerita Sex Bergambar, Cerita Dewasa Terbaru – Kuperkosa Wanita Berjilbab Yang Mempunyai Nafsu Seks Besar – Kisah ini adalah pengalaman Aku sendiri ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Karena nafsu seks ku yang sangat besar, aku memperkosa guruku yang nampak alim di luar, tapi memiliki nafsu seks yang besar.
Namaku Andika dan aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di daerah jakarta, aku terkenal sebagai seorang nerd yang tak pernah memperdulikan perempuan alias tidak suka disibukkan dengan urusan pacaran, namun gairah seksku yang tak tersalurkan ini kian menggebu-gebu setiap aku melihat mahasiswi sekelasku yang memiliki tubuh-tubuh menggoda.
Hal itulah yang membuat cerita sex ini terjadi. Setiap hal itu terjadi aku hanya bisa melampiaskannya melalui coli di rumahku sambil membayangkan bisa ngentot dengan mereka. Aku memiliki penis yang mungkin cukup membanggakan bagiku yaitu sepanjang 17 cm, gemuk dan berurat.
Siang ini aku lalu melancarkan rencana tersebut, keesokan harinya aku mengambil rekaman itu dan aku melihat dosen yang kumaksud sedang masturbasi menggunakan sebuah dildo dengan berpakaian lengkap di meja kerjanya. keinginan ku selama ini pun semakin jelas dan nyata di depanku.
Melihat hasil rekaman akhwat sange tersebut, aku menunggu hingga sore hari dengan maksud untuk memergoki beliau. Saat ruang dosen telah sepi, aku masuk diam-diam tanpa suara, dan benar saja terdengar desahan kecil dari si jilbab mulus ini.
“uhh..sshh..”
Kudekati mejanya, ditengah-tengah kesibukannya menyalurkan birahi wanita berjilbabnya. Saat akan mendekat, kuberkata
“Masih ada orang?”,
“hhmm..masih..” ucapnya sedikit gelagapan karena merasa kegiatannya dipergoki olehku.
“Oh bu Farda, belum pulang bu?” Tanyaku,
“hhmm belum nih, Dika..” jawabnya mendesah kecil, kulihat dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sedang dipenuhi nafsu biarahi, kedua tangannya tetap di bawah meja.
“Ibu kok keringatan? Ini ruangan AC loh” tanyaku,
“eee…tadi…anu…” dia terlihat panik,
“anu apa bu?” Tanyaku,
“itu…saya lagi beresin buku-buku disini” ucapnya, kulihat rapi saja meja beliau.
Kudekati beliau.
“mau ngapain kamu?” Ucapnya sedikit kaget, kuperlihatkan video yang telah kurekam, saat melihat rekaman tersebut wajahnya terlihat pucat pasi.
“Kamu merekam saya?! Mau apa kamu!” Teriaknya,
“Jangan marah-marah ah bu, diam-diam akhwat hot kayak ibu gini punya nafsu besar juga ya” jawabku santai,
“jangan kurang ajar ya kamu!” Amuknya lagi,
“Ibu puasin saya atau video ini saya sebar supaya banyak mahasiswa lain bisa perkosa ibu?” Tanyaku dengan santai.
Ancaman cerita sex akhwat ini membuat dia kaget dan tersandar lemas di kursi kerjanya,
“Ibu mohon jangan begitu Dik, tolong yaa..” pintanya,
“Saya tidak akan sebar kegiatan akhwat nakal ini, tapi ibu harus menuruti kemauan saya..” ucapku seraya membuka celana panjang dan celana dalamku, terpampang penisku yang sudah setengah tegang, ia memalingkan wajahnya dan berteriak kecil
“aih!”
“eleh..sok sok buang muka, ini lebih gede loh dari dildo yang Ibu pakai di video itu untuk melampiaskan birahi muslimah Ibu..” ucapku dengan santai.
Terdengar tangisan kecil keluar dari gadis syiah hot ini.
“Sudah jangan nangis” ucapku.
Kutarik tangannya yang selama ini belum disentuh lelaki pikirku karena sangat lembut ke arah penisku, kupinta ia menggenggam dan mengocok perlahan penisku ini, tangannya menggigil, namun nurut mengocok,
“Sudah jangan nangis sini lihat saja” ucapku sambil memegang kepalanya untuk menoleh melihat penisku, terlihat matanya berkaca-kaca, kudorong penisku ke bibir kecilnya yang seksi itu,
“Buka dan hisap penis Andika, Bu..” ucapku, dia tetap menutup mulutnya, aku menjepit keras hidungnya sehingga ia kesulitan bernafas dan membuka mulutnya, dengan sigap kumasukkan penisku ke mulutnya dan kuhentakkan dengan kasar
“ohok…ohok” bu Farda terbatuk-batuk,
“kalau saya gak mau kasar, nih hisap aja!” Bentakku.
Melihat aku membentak, ia mulai nurut dan mencoba menyedot-nyedot penisku dan memaju mundurkan kepalanya, aku lekas mengambil kamera yang tergeletak di meja beliau dan merekam aktifitas beliau menghisap penisku,
“bu Farda, cheese!” Ucapku, ia menatapku dan hendak marah karena ia sadar aku merekamnya dalam cerita sex akhwat ini, namun kutahan kepalanya dengan tanganku agar gadis jilbab mulus ini tidak bisa terlalu banyak bergerak.
“hhmm..ehhmm..” suaranya tertahan, kuletakkan kamera tersebut di meja beliau lagi, kuraba payudaranya dari luar gamis biru tua yang ia gunakan hari ini, ia kembali memelototiku, aku mengabaikannya dan mulai meremas payudaranya,
“hhmm..hhmm..” desah kecilnya.
Karena kurasa cukup sesi sepongnya, kutarik keluar penisku dan kuberdirikan tubuhnya,
“Mau ngapain lagi kamu..?!” Bentaknya.
Tanpa memperdulikan jilbab sintal ini berucap, kududukkan dirinya ke meja kerjanya, dan kunaikkan rok biru tuanya hingga kepinggang terlihat kaki dan paha mulusnya
Ia tak menggunakan legging selayaknya jilbab akhwat lain, ia hanya menggunakan celana dalam bermotif bunga, kuremas pelan vaginanya dari luar celana dalamnya,
“Dikaa… Cukup..” ucapnya.
Kutarik celana dalamnya dan kubuang entah kemana, aku melihat vaginanya yang berbulu lebat itu dan bibir vagina yang masih sangat rapat, kumainkan jariku di bibir vaginanya untuk mencari klitorisnya, setelah kudapatkan, kupijit-pijit klitorisnya,
“sshh…stop ari” pintanya dengan mendesah.
Aku lalu memasukkan tanganku yang satunya ke dalam gamisnya, mencari payudaranya, setelah kudapatkan langsung kuremas-remas lagi, ia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menolak permainan tanganku namun ia tetap menikmatinya,
“sshh..udah yaa..Dikaa…” desahnya, kumerasakan vaginanya mulai basah ini.
“sok sok nolak! Ini vagina ibu dah basah…” ucapku, kuhentikan segala rangsangan, kuarahkan kameraku ke vaginanya agar dapat merekam aktifitas eksekusiku, kudekatkan dan kugesek penisku ke bibir vagina muslimah montok ini.
Kudiamkan beberapa saat penisku di vagina bu Farda, terasa pijatan vaginanya yang sangat nikmat, kumulai mengeluar masukkan penisku di vagina beliau,
“kamu jahat Dika! Kamu perawanin ibu!” Bentaknya, melihat ia membentakku dengan keras
Aku menggenjot vaginanya dengan keras pula mengekspresikan kemarahanku karena beliau bentak,
“Uhh..sshh…perih Dika, hentikaaaaann…” desahnya menolak perbuatanku, melihatnya semakin mendesah kuhentakkan lebih keras penisku hingga terasa menyentuh bibir rahimnya,
“akhh..jangan dalam banget Dika..” desahnya, perlahan teriakan perihnya berubah menjadi desahan manja,
“ahh..kurang ajar kamu..sshh…ohh…”,
“Dikaa… Ibu.. mau keluar…sshh” desahnya, terasa vaginanya berkedut-kedut, aku semakin menggenjotnya keras hingga menggoyangkan meja kerja beliau ini,
“ohh ibu sampai…sshh” desahnya diikuti dengan semburan hangat cairan cintanya mengenai penisku, terasa semburan kecil di perutku dari vaginanya, akwat jilbab dirinya pun tersalurkan.
Kudiamkan penisku dan memberikan kesempatan baginya untuk menikmati birahi wanita alimnya tersalurkan saat ini, setelah kurasa cukup lalu kugendong beliau dengan penisku yang masih menancap di vaginanya, kubawa ia dan kamera yang sedari tadi merekam aktifitas kami ke meja kerja dosen lain, kulepaskan penisku,terlihat darah segar menempel di batang penisku, lalu kuposisikan tubuhnya membungkuk dan bertumpu di meja tersebut, kukembali menyodoknya dari belakang,
“Uhh..” desahnya saat penisku masuk vaginanya.
Kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas payudaranya dari belakang, kutegakkan tubuhnya sehingga ia berdiri tegak dengan penisku masih menggenjot vaginanya, jilbab lebarnya mulai kusut begitu juga dengan gamisnya lembab karena keringat kami, terdengar suara telpon yang kutebak itu adalah hp miliknya,
“Dikaa stop Dik…itu ada telpon..ssh” pintanya
Aku merasa bahwa aku punya sebuah ide gila untuk membuat cerita sex akhwat ini semakin menarik.
“Ibu jalan ke meja ibu, sekarang dengan penis saya masih di vagina ibu, cepat!” Perintahku.
Terlihat ia berjalan membungkuk bertumpu pada lututnya, aku masih terus menggenjot vaginanya tanpa ampun,
“Dikaa, ibu letih…udah dong” pintanya sambil mendorong pahaku agar aku menghentikan genjotanku, aku menarik bahunya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berkata
“Jalan aja lah kau lonte! Kau itu lonte aku sekarang! Haha”, sambil terus memaksanya berjalan, setibanya di meja kerja beliau, ia langsung menggapai handphonenya dengan posisi menungging bertumpu pada meja kerjanya, kulepaskan penisku untuk mengambil kamera yang tadi tertinggal di meja dosen lain.
Kulihat ia lekas mengangkat telpon,
“Ya Ben?” Tanyanya, oh dari adiknya rupanya, kulangsung mempercepat jalanku menuju beliau, kuposisikan kamera untuk terus merekam kami, dan kembali kugenjot vaginanya, dengan lembut untuk memberi kenikmatan baginya,
“Mau jemput mbak yaah..ssh?” Tanyanya, kuperintahkan bu Farda untuk aktifkan loudspeaker hpnya,
“Mbak sakit ya? Jam berapa Beni jemput?” Tanya adikknya panik,
“eeenng enggak kok Ben, kakak hhmm baik-baik aja…,ssh kakak pulang naik angkot ajaahh nanti” ucap bu Farda dengan mendesah karena aku tak menghentikan genjotanku di vaginanya,
“oh baiklah mbak, hati-hati ya” ucap adiknya di telepon,
“hhmm iya dek..” ucapnya.
Mengetahui telepon tersebut telah berakhir, kugenjot keras lagi vagina beliau,
“ohh..ohh..sshh…” desahnya,
“Ibu mau keluar lagi Diik…” desahnya,
“ah cepet amat bu,hhmm” desahku, kutarik keluar penisku dan kuarahkan penisku ke anusnya,
“eh!eh!eh! Mau ngapain kamu disitu?!” Ucapnya panik, karena penisku sudah cukup basah dengan cairan vaginanya langsung saja kumasukkan sedikit penisku ke anusnya
“Akkhh! Perih Dikaaa, jangan disitu!” Teriaknya, kuhentakkan sekali lagi penisku hingga penisku masuk semua di anusnya,
“ohh hentikan Dikaa, sakit..” pintanya, kugenjot pelan sambil kumainkan jemariku di vaginanya yang membuatnya kembali mendesah walaupun kesakitan.
“aduh…sshh…ahh Dikaaa…”,
Aku merasa bahwa aku segera muncrat, kutarik penisku dari anusnya dan kumasukkan ke vaginanya yang rapat tersebut sekali lagi untuk memberikan orgasme kedua bagi beliau,
“ohh…ibu sampai..” desahnya diikuti semburan cairan cintanya lebih banyak daripada yang pertama, sehingga membasahi lantai, kutarik keluar penisku keluar vaginanya, lalu kuhentakkan sekali lagi penisku ke anusnya,
“akhh sakit itu Dikaa!” Teriaknya yang baru saja menerima orgasme kedua, kupercepat genjotanku,
“aahh ahh bu saya sampai” desahku diiringi dengan 4 kali muncratan spermaku di dalam anus beliau,
“ohh perih…sshh” desahnya merasakan semburan spermaku di anusnya.
Setelah puas aku menyemprotkan spermaku, aku tarik penisku dan tubuh beliau terjatuh ke lantai yang basah dengan cairan akhwat jilbab gadis syiah hot ini, kucari celana beliau, dan kubersihkan penisku dengan celana dalamnya, kurekam tubuh gadis syiah yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memacu nafsu tadi.
Jilbab panjang dan gamisnya basah dipenuhi keringat, sementara roknya dibasahi cairan akhwat jilbab, darah segar dan spermaku yang keluar dari anusnya. Kuseka menggunakan pakaianku, mengambil bra beliau,
“Saya minta bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, jangan kadu siapa-siapa kalau tidak mau rekaman ini saya sebar, kamu jadi lonte sekarang bu, haha” ucapku di depan wajahnya sambil kukecup dahinya, terdengar tangisan menjadi-jadi dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruang dosen tersebut dengan rasa bangga.
Di cerita Sex selanjutnya akan kami ceritakan tentang kehidupan sex Bu Farda setelah diperkosa oleh muridnya sendiri, dijamin seru dan meningkatkan libido Anda.