Tak lama kemudian Mbak Mira merubah posisi menduduki pahaku, memegang penisku dan dimasukkannya pelan ke vaginanya.
“Uppss.. ooh..” rasanya nikmat sekali penisku didalam vaginanya. Mbak Mira terus bergoyang naik turun.
“Ahh.. enak..”erangku.
Mbak Mira terus bergoyang sambil menjerit kecil. Dadanya yang naik turun langsung kuremas. Lalu kubalikkan posisinya kebawah.Dan aku gantian memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang panjang. Otot vaginanya berkontraksi meremas penisku
“Oghh.. saya sudah keluar sayang..” erang Mbak Mira.
Tiba-tiba, pintu kamar ada yang mengetuk.
“Ra.. Ra!” suara perempuan.
Aku kaget dan sempat terhenti mencumbu Mbak Mira.
“Teruskan, sayang..! Itu temanku, biarkan saja,” kata Mbak Mira.
“Ra..!” pintu diketuk lagi diikuti suara panggilan.
“Masuk aja, Dah, enggak dikunci, kok” ujar Mbak Mira.
“Huuss..!! Kita lagi nanggung dan bugil begini masa temenmu disuruh masuk..?” sergahku.
“Engga apa-apa, cuek aja..” kata Mbak Mira enteng sambil tersenyum manis.
“Wah, rupanya lagi pada asyik nih,” kata Indah begitu membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar.
Aku masih dalam posisi jongkok dan penisku masih di dalam vagina Mbak Mira, dan hanya menyeringai melihat kedatangan Indah.
“Mana cowokmu tadi?” tanya Mbak Mira.
“Tahu kamu pulang ke hotel bawa cowok, yah aku dibawa ke hotel lain” sahut Indah.
Aku masih bengong mendengar percakapan dua cewek cantik itu. Tiba-tiba tangan Mbak Mira menarik tanganku yang tersampir di pahanya.
“Ayo sayang goyangin penismu, jangan kalah sama Indah” desak Mbak Mira.
Aku berdiri dan mengangkat tubuh Mbak Mira ke tengah tempat tidur. Penisku yang sudah tegang dari tadi, segera saya tembakkan lagi ke dalam lubang vagina Mbak Mira yang sudah tidak perawan tapi masih terasa lengket. Kami sama-sama merasakan kehangatan yang nikmat.
“Yang dalam.. cepat.. ah.., enak..” pinta Mbak Mira. Aku pompakan penisku dengan penuh gairah.
Sementara Indah pergi ke kamar mandi dan mengurung diri disana. Mungkin berendam di bathtub. Pengaruh inex membuat daya tahan persenggamaanku dengan Mbak Mira cukup lama.
Berbagai gaya kami lakukan. Mbak Mira beberapa kali mengerang dan menggigit pundakku saat mencapai orgasme. Sementara penisku masih anteng dan melesak-lesak ke dalam vagina Mbak Mira.
“Aduh.. capek, sayang..!” rintih Mbak Mira.
“Istirahat dulu.. yah..?”
“Sabar, dong, say. Aku sangat menikmati hangatnya vaginamu,” rayuku.
Mbak Mira lantas menggelepar pasrah, tidak kuasa lagi menggerak-gerakkan tubuhnya yang lagi kugarap. Matanya terpejam. Aku semakin terangsang melihatnya tak berdaya. Kami sudah bermandikan keringat.
Tapi penisku masih tegang, belum mau memuntahkan sperma. Akhirnya aku kasihan juga sama Mbak Mira yang sudah keletihan dan nampak tertidur meski aku masih menggagahinya.
Aku mendengar bunyi keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan aku bangkit dan melepas penisku dari vagina Mbak Mira. Dengan langkah pelan supaya tidak membangunkan Mbak Mira dari tidurnya, aku berjalan dan perlahan membuka pintu kamar mandi.
Benar saja Indah sedang berendam di bathtup dengan tubuh bugil. Ia nampak sedang menikmati kehangatan air yang merendamnya. Kepalanya bersender pada ujung bathtub. Aku menghampirinya dengan penis yang masih tegang.
Mata Indah terbuka dan kaget melihatku berdiri di sisi bathtup, menghadap ke arahnya.
“Mana Mira?” tanyanya setengah berbisik sambil matanya turun naik melihat ke arah muka dan penisku yang ngaceng.
“Dia tidur.. jangan berisik,” kataku sambil naik ke dalam bathtup dan langsung menindih tubuh Indah yang sintal dan pasrah. Kami bergumul dalam cumbuan yang hot.
“Dah kamu diatas yah.. ” Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera naik keatas perutku dan dengan segera di pegangnya penisku sambil diarahkan kevaginanya, kulihat vaginanya indah sekali, dengan bulu-bulu pendek yang menbuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dengan vaginanya. “Aaawww.. enak banget vagina kamu Dah..”
“Enak kan mana sama punya Mira..?”
Katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol. Rasanya penisku mau patah ketika diputar didalam vaginanya dengan berputar makin lama makin cepat.
“Ah.. Dah.. enak banget ah..” Aku pun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya, segera kukemut dan kuhisap.
“Ton.. saya mau keluar..”
“Rasanya mentok.. ah..”
Memang dengan posisi ini terasa sekali ujung batangku menyentuh peranakannya.
“Ah.. ah.. eh..” suaranya setiap kali aku menyodok vaginanya.
Kugenjot vaginanya dengan cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia naik turun diatas batangku yang dijepit erat vaginanya,
“Dah mau keluar..”
Kupeluk erat dia sambil melumat putingnya. Kupompa vaginanya sampai kami tak sadar mengeluarkan desahaan dan rintihan birahi yang sampai membangunkan Mbak Mira. Mbak Mira tiba-tiba berdiri di pintu kamar mandi dengan tubuh bugil dan matanya menatap aku dan Indah yang lagi bersetubuh.
“Gitu yah, enggak puas dengan aku kamu dengan Indah,” hardik Mbak Mira dengan nada manja, pura-pura marah.
Eh, malah Mbak Mira kini ikut naik ke dalam bathtup.
“Ra, ayo gantian, aku sudah dua kali dibikin keluar, sampai lemes rasanya. Cowokmu ini terlalu perkasa,” kata Indah.
“Ayo sayang, sekarang aku akan membuat penismu muntah,” kata Mbak Mira.
Segera Mbak Mira hampiri saya di dalam bath yang penuh dengan air, ditonton Indah yang duduk di ujung bathtup sambil membasuh vaginanya, dan pahanya menjadi sandaran kepala Mbak Mira.
Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang vaginanya yang basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala penisku ke lubang tempiknya secara perlahan-lahan.
Kutekan penisku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sambil menahan sakit. Terdengar suara kecroot, kecroot bila kutarik dan kumasukan penisku di lubang vaginanya, karena suara air kali ya.
Mbak Mira semakin histeris, sambil memegang pinggiran Bath Tub dia goyangkan pinggulnya semakin cepat dan suara kecrat, kecroot semakin keras. Tak lama kemudian.
“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar..”.
“Aduh sayang.. terus..”
Mbak Mira terkulai lemas dan vaginanya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan vaginanya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat Mbak Mira akan orgasme.
“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, sudah mau orgasme!”
Cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Mbak Mira. Aku masih terus menggenjot vaginanya. Wajah Mbak Mira terlihat pucat karena sudah keseringan orgasme. Melihat wajah cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat.
“Sayang, saya mau keluar nich..”
“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Mira juga mau keluar.”
Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Mbak Mira. Air maniku keluar dengan derasnya ke dalam vagina Mbak Mira dan Mbak Mira pun menikmatinya.
“Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Mbak Mira sambil memeluk dan menciumi bibirku. Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yang membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama-sama melepaskan air mani kami.
“Dah.. emut penisku sayang” kataku lalu mencabut penisku dari vaginanya Mbak Mira. Lalu Indah melumat 1/2 penisku hingga pejuhku habis keluar.
“Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” katanya sambil mengocok ngocok penisku mencari sisa air pejuhku.
“Tapi sebentar lagi nagaku akan bangun lagi lho. Lihat, sudah mulai menggeliat!” kataku, menggoda.
“Hhhaah..?” Mbak Mira dan Indah terkesiap bersamaan kompak.
Kemudian aku segera keluar dari bathtup mendekati Indah dan menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang saya mengarahkan penisku ke vaginanya yang sudah basah lagi karena nafsu melihat saya dan Mbak Mira.
Sleepp.. bless.. Aku langsung memasukkan penisku terburu buru, karena sempit waktu membuat kesakitan Indah.
“Aduuh pelan pelan dong Say.., Indah sakit nih” katanya agak merintih.
“Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih” kataku lalu tanganku menyambar susunya yang menggelantung indah. Lalu aku mulai memaju-mundurkan pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya.
“Shh.. ahh.. shh..” kata Indah setengah merintih kenikmatan.
“Dah.. vaginamu sempit.. nikmat Dah..” teriakku mengiringi kenikmatanku pada kemaluan kami. Sleep.. bles.. cplok.. cplok.. irama persetubuhan kami sungguh indah hingga aku ketagihan.
Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami sama-sama sampai hampir bersamaan. “Shh.. ahh.. say, Indah sampai nih” katanya sambil kepalanya mendongak kebelakang.
“Iya Indah sayang, saya juga sampai nih, didalam yah say..” kataku lalu menghunjamkan penisku dalam dalam divagina Indah.
Seerr.. croot..croot kami keluar hampir bersamaan lalu aku mencabut penisku dari vagina Indah. penisku terlihat basah dari air mani kami dan air kenikmatan Indah.
“Ugh.. say enak banget..” katanya. Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil menunggu sisa kenikmatan yang tadi kami lalui.