Cerita Seks Pejantan Kampung – Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Mujahid Nabil, yang lebih akrab dipanggil Nabil, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk, Nabil berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan dipinggangnya.
Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Pemuda berusia 16 tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi persawahan sambil bernyanyi kecil. Nabil adalah figur pemuda kampung yang supel, ramah dan pintar bergaul.
Ayahnya Pak Brata adalah seorang petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. Nabil anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani, biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak begitu jauh dari kampungnya.
Menurut cerita orang-orang kampung, Nabil bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Nabil mirip dengan orang Arab.
Tersange Singkat cerita, Nabil sudah hampir sampai disungai. Sore ini, Nabil merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Nabil dalam hati. Sambil melanjutkan langkahnya berjalan.
Nabil dikejutkan oleh suara seorang perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu datangnya dari arah sungai. Nabil merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati arah suara itu.
Alangkah terkejutnya Nabil melihat pemandangan didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya langsung. Dimana, Mbak Siti tetangganya, sedang mandi sambil meraba-raba buah dadanya.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Nabil segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Siti. Mbak Siti yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun yang naik turun.
Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya.
“Akh.., ohh.., oohh.., ” desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya, membuat Nabil semakin terpukau memandangnya. Nabil merasakan penisnya menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya.
Nabil meraba-raba kemaluannya yang makin lama makin mengeras. Nabil semakin bernafsu saat Mbak Siti, meraba-raba vaginanya sendiri. Kemudian Mbak Siti memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya.
Dicucuk-cucuknya vaginanya sendiri sambil mulutnya mendesah-desah. Membuat Nabil semakin tak kuat menahan nafsu birahinya.
Nabil melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan penisnya yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian dikocok-kocoknya.
Saat Nabil sedang asik mengocok-ngocok penisnya. Tanpa disadarinya Mbak Siti telah berdiri tanpa busana didepannya.
“Kamu lagi ngapaain Bil,” tanya Mbak Siti.
“Maaf.., Mbak.., maaf,” sahut Nabil tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Siti.
“Kamu lihat ini ya,” tanya Mbak Siti sambil menunjuk vaginanya.
Nabil hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Siti.
“Kamu suka Bil,” tanya Mbak Siti sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab Nabil, Mbak Siti menggerakkan tangannya meraih penis Nabil.
“Aow, penismu gede sekali Bil, panjang lagi,” jerit Mbak Siti. Mbak Siti mengelus-elus lembut penis Nabil dengan tangan kanannya.
Sementara tangan kirinya meraba-raba buah pelir Nabil. Nabil merasakan badannya panas dingin. Baru kali ini penisnya dipegang dan dielus-elus seorang wanita.
Mbak Siti yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu kalau Nabil sangat menginginkannya.
Tanpa melepaskan kocokkannya pada penis Nabil, Mbak Siti mendekatkan mulutnya ke mulut Nabil. Perlahan dikecupnya bibir Nabil. Mbak Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya mengisi rongga mulut Nabil yang mulai terbuka.
Nabil menyambutnya lumatan Mbak Siti dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka bercumbu. Mbak Siti kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Nabil.
Kemudian dia menjilati leher Nabil. Nabil mendesah-desah merasakan nikmat.
Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mbak Siti kemudian menjilati dada Nabil lalu turun dan berhenti dibawah pusar Nabil. Cukup lama Mbak Siti memainkan lidahnya di bawah pusar Nabil. Kemudian Mbak Siti berjongkok didepan Nabil. Mbak Siti mendekatkan wajahnya keselangkangan aBil. Mbak Siti menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis Nabil.
“Oohh.., Mbakk.., akh.., nik.. mat,” desah Nabil penuh nafsu, ketika lidah Mbak Siti berputar dan menari-nari dikepala penisnya. Mbak Siti semakin bernafsu menjilati penis aBil, dari kepala penis sampai kepangkal dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan.
“Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak,” jerit Nabil saat Mbak Siti memasukkan penis Nabil ke mulutnya.
Kepala Mbak Siti bergerak maju mundur mengulum penis Nabil. Penis Nabil disedotnya kuat-kuat
sampai pipi Mbak Siti kempot.
“Akhh.., truss.., Mbakk.., truss,” suara Nabil seperti mengigau keenakan.
Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Siti, menyudahi kulumannya. Kemudian dia membentangkan handuknya diatas rumput.
Nabil disuruhnya tidur terlentang. Mbak Siti kemudian berjongkok diatas selangkangan Nabil. Diraihnya batang penis Nabil, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan
tepat kelubang vaginanya.
Mbak Siti mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Nabil memasuki lubang vagina Mbak Siti.
Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisnya amblas kelubang vagina Mbak Siti. Nabil merasakan penisnya seperti dipijit-pijit.
Baru pertama kali inilah penisnya masuk kelubang vagina wanita.
Nikmatnya luar biasa. Apalagi saat Mbak Siti mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penis aBil keluar masuk dari lubang vaginanya.
Kenikmatan yang sama juga dirasakan Mbak Siti. Sudah setahun lebih dia tidak merasakan nikmatnya bersetubuh. Apalagi penis Nabil jauh lebih besar dari kepunyaan suaminya.
“Ohh.., Bils.., penismu.., enak banget,” desis Mbak Siti.
Mbak Siti semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Diselingi gerakkan berputar dan bergoyang ke kiri dan ke kanan.
Nabil tak mau tinggal diam, pantatnya disodok-sodokkan ke atas dan ke bawah seirama gerakkan Mbak Siti. Tangannya meremas-remas pantat Mbak Siti.
Sekitar empat puluh menit sudah mereka bersetubuh. Mbak Siti semakin mempercepat gerakan pantatnya, ketika dirasakannya orgasmenya hampir sampai. Demikian juga Nabil semakin cepat dia menyodok-nyodokkan pantatnya.
“Ohh.., Bil.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Mbak Siti.
“Akuu.., juga.., Mbakk,” sahut Nabil.
“Keluarin di dalem aja Bil, lebih enak,” pinta Mbak Siti.
Nabil mengaggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Mbak Siti. Beberapa detik kemudian tubuh mereka sama-sama mengejang, keringat mereka bercucuran. Dan hampir bersamaan, mereka berteriak lantang ,” Aku.., keluarr.” Dan tumpahlah sperma Nabil yang cukup banyak dilubang vagina Mbak Siti.
Mbak Siti kemudian dia turun dari tubuh Nabil, dan berjongkok disamping. Diraihnya penis Nabil dan dikocok-kocoknya sebentar. Mbak Siti mendekatkan kepalanya keselangkangan Nabil.
Sambil tersenyum penuh arti, Mbak Siti menjilati penis Nabil. Sisa-sisa sperma dipenis Nabil dijilatinya sampai bersih.
Setelah beristirahat sebentar, Mbak Siti kemudian mengenakan pakaiannya. Membiarkan Nabil yang masih terlentang tanpa busana.
“Bil, nanti malam ke rumahku ya, akan kulayani kamu sampai pagi,” bisik Mbak Siti ditelinga Nabil. Nabil mengangguk, kemudian bangkit dan mengecup bibir Mbak Siti dengan mesra.
“Makasih Mbak, Mbak telah memberiku pelajaran yang luar biasa. Sambil melangkah pergi, Mbak Siti tersenyum bangga, telah berhasil meraih keperjakaan Nabil.
Nabil kemudian turun kesungai untuk membersihkan. Dia merasa bangga, karena hari ini dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
Pengalaman pertama kali menikmati enaknya vagina wanita.
Pengalaman yang sudah lama diidam-idamkannya.
Malam harinya Nabil datang kerumah Mbak Siti, memenuhi undangannya. Nabil berdiri didepan pintu rumah, lalu mengetuknya.
“Mbak, Mbak Siti,” panggil Nabil.
“Masuk aja Bil, nggak dikunci,” sahut Mbak Siti dari dalam.
Nabil kemudian masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Dia melangkahkan kakinya mendekati kamar Mbak Siti.
Didalam kamar Mbak Siti telah menunggunya. Saat Nabil memasuki kamar Mbak Siti, didapatinya Mbak Siti sedang duduk diatas ranjang tanpa mengenakan selembar benang.
Kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Mbak Siti menyuruh Nabil mendekat dan berjongkok dilantai.
“Bil, jilatin vaginaku sayang,” pinta Mbak Siti.
Nabil menuruti permintaan Mbak Siti. Dia lalu berjongkok dilatai. Wajahnya didekatkan keselangkangan Mbak Siti. Lidahnya dijulurkan dan ditempelkan ke bibir vagina Mbak Siti.
Dan Nabil mulai menggerak-gerakkan lidahnya, menjilati bibir vagina Mbak Siti.
“Ohh.., Bil.., enakk.., truss.., truss,” desah Mbak Siti keenakkan saat lidah Nabil memasuki lubang vaginanya. Lidah Nabil menari-nari didalam vagina Mbak Siti.
Kelentit Mbak Siti dicucuk-cucuk dan disedot-sedotnya. Pantat Mbak Siti terangkat-angkat menerima jilatan Nabil. Bibirnya mendesis. Sesekali Nabil memindahkan jilatannya kelubang anus Mbak Siti.
“Akhh.., akuu.., tak.., tahan.., Bil,” desis Mbak Siti sambil meraih kepala Nabil dan membenamkannya keselangkangannya.
Beberapa menit berlalu, aBil menyudahi jilatannya. Kemudian dia berdiri sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah semuanya terlepas, Nabil meraih penisnya yang sudah setengah tegang.
Dikocok-kocoknya penisnya sendiri hingga tegang penuh. Setelah dirasa cukup Nabilpun menempelkan penisnya kelubang vagina Mbak Siti.
Didorongnya tubuh Mbak Siti, hingga terlentang diranjang. Kedua kaki Mbak Siti diangkat tinggi-tinggi, hingga ujung kaki Mbak Siti berada diatas bahunya.
Dengan sekali dorongan saja, penis Nabil melesat masuk ke lubang vagina Mbak Siti yang telah basah dan memerah.
“Aow Bil, pelan-pelan sayang,” jerit Mbak Siti.
Tanpa menghiraukan jeritan Mbak Siti, Nabil memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dilubang vagina Mbak Siti.
“Bil.., teruss.., sayang.., sodok teruss,” pinta Mbak Siti penuh nafsu.
“Mbak.., enak.., banget.., Mbak,” sahut Nabil.
Nabil semakin mempercepat sodokkannya ketika dirasakannya vagina Mbak Siti berkedut-kedut, otot-otot vagina Mbak Siti menegang dan menjepit penisnya.
“Bil,..akuu.., mauu.., ke., keluarr,” teriak Mbak Siti.
Beberapa menit kemudian Mbak Siti menjerit sangat keras,”Bils.., akuu.., keluarr,”.
Tubuh Mbak Siti mengejang. Tangannya mencengkeram sprei dengan keras. Dan Mbak Sitipun meraih orgasmenya.
Cairan-cairan hangat merembes dari lubang vaginanya. Membasahi penis aBil.
“Kamu belum keluar Bil,” tanya Mbak Siti beberapa saat setelah berhasil menguasai dirinya.
“Mbak akan puaskan kamu Bil,” kata Mbak Siti, sambil menarik tubuhnya. Mbak Siti kemudian menungging, membelakangi Nabil, dengan kaki berpijak dilantai sementara tangannya mencengkeram tepi ranjang.
“Bil, masukkin penismu keanusku,” perintah Mbak Siti, sambil meraih penis Nabil yang ada dibelakang pantatnya.
Nabil memajukkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh lubang anus Mbak Siti.
“Dorong Bil, dorong,” pinta Mbak Siti tak sabaran. Nabil menuruti kemauan Mbak Siti, didorongnya pantatnya lebih maju.
Dan sedikit demi sedikit batang penisnya memasuki lubang anus Mbak Siti. Setelah seluruh batang penisnya masuk, Nabil mulai memaju mundurkan pantatnya. Sempitnya lubang anus Mbak Siti menjepit penis Nabil. Mbak Siti mengimbangi gerakkan Nabil dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil mencucuk-cucuk vaginanya sendiri.
Nabil semakin bersemangat mendorong-dorong pantatnya, saat dirasakannya penisnya berkedut-kedut.
“Mbakk.., akuu.., mau., keluarr,” jerit Nabil dengan nafas terengah-engah.
“Aku juga Bil, kita keluarin bareng Bil,” sahut Mbak Siti.
Beberapa menit kemudian Nabil merasakan otot-ototnya menegang. Dan crot.. crot.. crot..
Nabil menumpahkan spermanya didalam lubang anus Mbak Siti.
Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi. Sampai badan mereka kelelahan dan tertidur.
Sejak saat itu, hampir setiap malam mereka menikmati persetubuhan. Nabil ketagihan atas pelayanan yang diberikan Mbak Siti. Begitu juga Mbak Siti sangat puas. Rasa kesepiannya yang telah setahun ditinggal suaminya, kini terobati. Nafsu birahinya yang meledak-ledak kini tersalurkan.
Bersambung…