Semenjak kejadian hari itu, hubunganku dengan mama semakin dekat, aku semakin saya mama dan sebaliknya, mama pun juga semakin menyayangiku. Hubungan kami lebih mirip dengan hubungan sepasang suami isteri.
Yang dulunya mama mengungkapkan rasa sayangnya dengan mencium kening atau pipiku, sekarang sudah berubah dengan mencium bibirku, hampir setiap saat kami berciuman, seolah selalu ada rasa kangen setiap kali bertemu muka.
Mamapun tidak malu malu lagi, tidak ada yang mama tutup tutupi lagi dariku, mulai dari pakaian, sampai ketelanjanganya. Cuman mungkin kami harus sedikit ekstra hati hati, karena kami tinggal bertiga bersama bibi, bisa berabe kalau sampai ketahuan si bibi.
Cuman gaya selingkuh kamipun bisa dibilang berani. Pernah suatu hari ketika bibi sedang memesak didapur, aku dan mama ngentot diruang keluarga, cuman saat itu aku dan mama masih menggunakan pakaian lengkap, mama mengenakan daster dan aku mengnakan celana boxer dan atasan kaos biasa.
Saat itu mama duduk dengan posisi aku pangku menhadap kedepan seolah sedang menonton televisi, dengan kakinya yang sedikit mengangkangi kedua kakiku, kusingkapkan daster bawahnya dan aku sibakan celana dalam mama, perlahan aku gesek gesekan kepala kontolku ke memek mama yang hangat, terasa licin.
Aku sedikit kawatir kalau kalau si bi yanti tiba tiba kedepan dan melihat aksi kami berdua, kepalau tak berhentinya celingak celinguk ke arah dapur, cuman si mama malah ketawa ketiwi aja gak ada habisnya, mungkin karena agak sedikit lucu melakukan ML sambil sembunyi sembunyi.
Perlahan tapi pasti, kontolku mulai masuk kememek mama, karena mama menekan nekan pantatnya kebawah, aku cuma diam saja menerima hujaman demi hujaman dari memek mama kekontolku, aku tidak bisa tenang dengan situasi ini, sedangkan mama malah santai kayak gak akan terjadi apa apa.
“hihihi… Gimana sayang, enak kan memek mama.” Goda mama sambil terus menaik turunkan pantatnya diatas kontolku.
“Ihh ma, enak si enak. Bob takut ma kalu bi yanti tiba tiba kesini gimana. Ahh… Pelan dong ma, mama? Udahan aja ya ma, bob takut ni ma.” Jawabku sambil kupegangi pinggul mama dari dalam dasternya, tentu saja kepalaku tak sedikitpun aku palingkan dari arah dapur, kulihat mama menikmatinya, memang sedikit terasa sensasi yang mendebarkan saat itu.
“Hahaha… Tenang sayang, nikmatin aja dah.. Kamu awasin aja kebelakang, mama yang bekerja, uchhh… Kontol kamu sodokin dikit napa bob, kurang dalem ni masuknya ke memek mama.” Pekik mama sambil meminta lebih.
“Ihh mama ni, cleppp clleeeppp cleeppp…” Kusentak beberapa kali kontolku sampai mama mendongakan kepalanya, sekali lagi aku menoleh kebelakang, ternyata masih belum ada tanda tanda si bibi.
Konsentrasiku benar benar terpecah saat itu, antara melayani si mama yang horny berat atau mengawasi arah dapur.
“Ohh bob, enak tu yang barusan, kontol kamu nyodok banget kememek mama. Ehmm.. Lagi dong sayang.” Ceracau mama.
Dengan sigap, aku angkat sedikit pinggul mamaku, kuambil ancang ancang, mama menoleh kearahku lalu kuhujamkan keras keras batangku yang berdiri bak tombak itu sedalam dalamnya ke memek mama, sampai mama kelojotan.
Kepala mama mendongak dongak, kedua tanganya meremas pahaku kuat kuat menahan sodokan nikmat dariku. Tak kuhentikan sodokanku sampai mama minta ampun,
“Cllokk clookk clokk clokk..”Sampai terdengar bunyi menderu dari ruang keluarga. Mama menutup mulut mama sendiri kuat kuat, supaya teriakan mama tertahan dan tidak terdengar oleh bibi.
Aku masih teru menghujamkan senjataku ke memek mama, sampai pada akirnya aku hentikan dan tubuh mama tiba tiba ambruk kebelakang ke arahku. Punggungya bersender lemas ke wajahku, kedua tanganya lungkai menggantung dan nafasnya tersengal sengal seolah kuwalahan mengatasi hujaman kontolku ke memeknya tadi.
Aku tak berhenti, mama yg sedang lemas kupegang perutnya dari arah belakang kudekap dan ku tekan ke bawah, terasa kontolku terbenam seluruhnya ke dalam memek mama. Sampai akirnya keluar suara dari mulut mama.
“Uchhh bob, ampun bob, ampun.. Kontol kamu panjang banget, ohh… sodokanmu barusan buat mama orgasme hahh.. Hahh.. Hahh.. Kamu diemin dulu ya sayang kontol kamu, mama masih lemes.” Bilang mama sambil ngos ngosan.
“Hehehe mama sih nantangin, kontol bobby jadi emosi kan. Enak ma orgasmenya barusan? Hebat kan kontol bobby?” Balasku,
“Iya iya sayang, mama kasih 2 jempol buat kontol kamu. Huhhh.. Gak enak lagi sayang, enak banget barusan tu, sodokan kontol kamu tadi adalah sodokan paling nikmat yang pernah mama terima.”Jawab mama sambil mengacungkan 2 jempotnya kebelakang kearahku, aku sangat bangga mendengar opini mama barusan.
Memek mama masih terasa menjepit kontolku, karena kondisi kontolku saat itu masih tertancap dan dengan keadaan masih siap tempur.
Kubiarkan tubuh mama bersender kedadaku, aku sedikit rangsang itilnya menggunakan jari tangan kananku, sembari ketekan tekan perlahan kontolku.
“Ma, bob lanjutin ya.. Nanggung nih ma, sperma bob belum dikeluarin.”Pintaku.
“Terserah kamu sayang, mama masih lemes. Kamu aja sekarang yang kerja ya, entotin memek mama sampe keluar sperma kamu, keluarin didalem memek mama saja gpp sayang.”Pasrah mama.
Kemudian ku keluar masukan perlahan kontolku kedalam memek mama, sambil menikmati seluruh tubuh mama, mulai memeknya aku maenin, itil mama aku pilin pilin, dada mama pun aku jamah, aku remas.
Mama pasrah saja dan sedikit mendesah desah, tak lama aku menikmati semua itu dan akirnya terasa spermaku sudah mulai menggumpal dan ingin meledak, dekikit aku tekan, hampir sampai.
Aku tahan sekuat tenaga dan akirnya jebol juga aliran deras sperma keduaku untuk mama. Kali ini aku keluarkan semua kedalam memek mama. Nikmat terasa didalam memek mama. Kakiku mengejang hebat, kuremas kuat kedua big boob mama. Dan kami berdua tuntas.
Selang tak berapa lama, tenaga mama sudah pulih kembali dan mulai mengangkat tubuhnya dari tubuhku sampai kontolku terlepas, mama berdiri didepanku kan mengadahkan telapak tanganya dibawah memek mama.
Terlihat cairan surga dari memek mama mengalir menetes ketelapak tangan mama bercampur dengan sperma kejantananku yang lumayan banyak. Kemudia mama mengambil tisue dan menglapi cairan itu sampai bersih dari telapak tangan mama.
Aku merapikan kembali celanaku, sedangkan mama masih sibuk menglapi memeknya yg basah sambil berdiri didepanku. Kami sudah terbuai beberapa menit yang lalu, bahkan kami tidak tau entah si bibi melihat kami atau tidak saat itu.
“Mama nakal,” kataku sambil tersenyum kearah mama.
“Hihihi… Asik kan yang barusan sayang.” Jawab mama sambil merapikan dasternya kembali. Setelah itu mama duduk disampingku dan mencium pipi kananku, kuambil remote dan sikap kami kembali normal seolah tidak terjadi apa apa.
Bersambung…