Setelah berapa lama perutku terasa lapar dan aku terbangun dari tidurku, aku sudah tidak melihat kehadiran mama dipangkuanku lagi, mungkin mama sudah bangun dari tadi, karena sekarang sudah hampir sore.
Kenapa mama tidak membangunkanku, mungkin mama malu atau marah, masih banyak tanda tanya didalam kepalau saat ini.
Aku belum berani untuk berdiri, apalagi bertemu muka dengan mama.
Coba kuingat kembali kejadian tadi, aku masih tidak percaya, seperti mimpi saja disiang bolong. Dibalik lamunanku, tiba tiba terdengar suara mama dari belakang.
“Udah bangun bob? Sepertinya nyenyak banget ya tidurnya?” Sindir mamaku.
“Em mama, bob ketiduran ya ma.” Jawabku sekenanya. Akupun belum berani memandang mama, rasa aneh dan takut bercampur aduk.
“Kenapa sayang? Kok kayaknya lemes gitu.” Tanya mama sambil duduk disampingku.
“Em gpp ma, bob ma.. mau..!” Belum selesai aku bicara, mama sudah menempelkan jari telunjuknya kemulutku, seolah aku diruruhnya berhenti bicara. Mungkin mama sudah tau, karena sebagai seorang ibu pastilah tau apa yg terjadi dipikiran anaknya.
“Ssstt… Sayang? Sini lihat mama, mau tau kok kamu mau bilang apa, sudah sudah ya sayang, mama gak marah kok. Bobby sayang mama kan?” Mama coba mencairkan suasana, sambil menglus rambutku. Tentu saja pikiranku jadi lega sekarang, mengetahui bahwa mama tidak marah kaera kejadian tadi.
“Em I..iya.. Mas, bobby sayang banget sama mama, bob gak mau bikin mama marah. Bob gak mau mama benci bobby, maafin bobby ya ma. Bobby salah.” Dengan sedikit berani, akirnya aku berusaha meyakinkan mama.
“Iya sayang, mama sayang banget sama bobby. Tapi mama minta satu hal ya sayang, jangan sampai papa tau tentang kejadian tadi.” Jawab mama.
“Bob janji ma, gak akan ada yang tau ma.”Timpalku.
“Ya sudah, kamu pasti lapar kan, ayo makan dulu, mama juga belum makan siang, tadi mama bikinin nasi goreng buat kita, soalnya bibi keluar, katanya mau menjenguk sodaranya yang sedang sakit di RS.”
Selesai makan bersama mama, aku disuruh mama untuk menemaninya belanja keperluan rumah tangga, karena biasanya juga bibi yang belanja.
“Abis ini kamu temenin mama ya sayang, mama mau belanja keperluan dapur, soalnya bibi paling sampai 3 hari ini baru bisa kerja lagi.” Pinta mama.
“Iya ma, beres dah. Tar bob temenin mama belanja, kemana aja dah bob siap, hehe..” Candaku.
“Huu.. Dasar. Tumben baget deh, biasanya kamu paling malas kalau suruh temenin belanja belanja gt bob, ato jangan jangan kamu ada maunya hayo.” Balas mama.
“Ahh perasaan mama aja kali tuh, ya sudah ma, bob mandi dulu ya, mama gak mandi juga?”Tanyaku sedikit menggoda.
“Iya nih mama gerah banget, mau cepet cepet mandi rasanya, ydah sana mandi dulu bob.”Jawab mama.
“Mandi bareng aja yuk ma, hehe..” Godaku semakin berani.
“Hahaha.. Dasar anak nakal, udah segede ini masak mau mandi bareng sama mamanya, kamu tu ada ada aja ya bob bob.”Jawab mama dengan raut wajah yang sedikit memerah.
“Ya kan gpp ma, bob kan tadi juga dah liat mama hampir setengah bugil.” Kenakalanku semakin berani.
“Husss.. Gak boleh ngomong gt dong bob. Malu mama, kamu kan udah gede juga, udah sana cepetan mandi tar keburu kesorean, dah ah mama mau mandi dulu.” Balas mama.
“Hehe.. Becanda kok ma.”
Kemudian mama pergi kekamarnya untuk mandi, sedangkan akupun juga pergi kekamarku untuk mandi, karena memang tiap kamar dirumah kami memiliki kamar mandi masing masing. Aku pun bergegas, kelepas semua pakaianku, kebersihkan tubuhku dengan air shower.
Tak lama kemudian kudengar pintu kamarku diketuk, terdengar suara mama.
“Tok tok tok, bob kamu udah selesai mandinya?” Teriak mama dari luar kamar.
“Iyaaa maa, baru aja bob masuk kamar mandi masak udah selesai sih.” Teriaku dari dalam kamar mandi.
Kemudian ketukan terdengar di kamar mandiku. Ternyata mama sudah masuk kedalam kamarku.
“Tok tok, bob bukain pintunya sayang.” Pinta mama.
“Ihhh iya iya ma, bentar bob pake anduk dulu.” Jawabku dari dalam kamar mandi.
Kemusian kubukakan pintu kamar mandi, saat itu aku sedang mengenakan handuk dengan kepalau yang masih penuh busa shampho. Sedangkan mama masih menggu nakan pakaian piyama. Sepertinya mama belum mandi, karena kulihat rambutnya masih kering.
“Loh mama kok belum mandi?tanyaku.
“La tadi katanya kamu mau mandi bareng mama sayang?” Jawab mama.
“Hehe beneran nih ma, mama mau mandi bareng sama bob? Katanya tadi malu ma?” Balasku bertanya.
“Kamu tu ya, godain mama aja dari tadi, jadi gak nih mandi barengnya?” Tanya mama.
“Jadilah ma, mama masuk gih. Biar bob tutup pintu kamar bob sekalian ya ma, biar aman.” jawabku.
“Heh memang mau ngapain kok. Biar aman segala.” Tanya mama sambil tersenyum genit ke arahku yg sedang berjalan keluar pintu kamar mandi.
Selesai kukunci pintu kamar, sekarang kututup pintu kamar mandi, betapa kagetnya setelah kuberbalik ke arah mama, mama sudah telanjang bulat dengan posisi berdiri menghadapku. Tangan kanannya digunakan menutupi selangkanganya, sedangkan tangan kirinya menutupi kedua buah dada mama.
Aku sempat terdian sejenak, tak sadar aku melamun. Bagaimana tidak, tubuh bugil mama sekarang ada dihadapanku, aku bingung harus melakukan apa lagi, aku sedikit ragu untuk mendekatinya, tiba tiba lamunanku terpecah ketika mama menyempotkan air shower ke arahku.
“Hayyooo ngapain.”Teriak mama mengagetkanku. Sontak aku gelagapan, dan membuat balutan handuku terlepas, dan terpampanglah senjataku yang paling perkasa, yang sudah mulai ON. Dengan reflek aku menutupi kontolku yang sudah siap tempur, tapi apa daya, dengan panjangnya kontolku apalagi kondisinya ON, tanganku tak cukup menutupinya,
“Hahahaha… Dasar anak nakal, apaan itu bob. Ihhh dasar jorok, masak didepan mama sendiri bisa jadi kayak gitu sih,” ejek mamaku.
“Duhh ma, apaan sih ma, malu bobby ma.” Jawabku sambil kebingungan mengambil handuku yg terjatuh, sambil tetap menutupi kontolku.
“Udah udah, gak usah ditutupin gt sayang, mama aja gak malu telanjang didepan kamu,”balas mamaku semakin nakal.
“Abisnya tubuh mama bagus bgt sih, siapa yang gak salah tingkah kalau lihat tubuh mama bugil gini.” Jawabku sambil mulai mendekati mama. Kini kami berdua sudah sama sama telanjang bulat.
Sungguh tak kusangka, ini adalah momen paling istimewa dalam hidupku, aku bisa melihat semua tubuh mama tanpa sehelai benangpun. Dadanya yang sangat besar dan menggairahkan, dengan puting berwarna coklat, ingin segera aku meremasnya, kontolku semakin keras ketika kuperhatikan dengan teliti tubuh bugil mamaku, pantantnya yang besar, mamaku memang busty, memeknya tembem tanpa bulu sedikitpun, bahkan hanya terlihat belahan membentuk garis lurus sangking tembemnya. Kembali aku melamun, sungguh terbengong bengong aku dibikinya.
“Hehh bengong aja dari tadi, katanya mandi bareng, jadi mandi bareng mama apa mandi sendiri sendiri ni bob.” Tanya mamaku sambil mulai menyiramkan air shower ketubuhnya, mulai rambut mengalir sampai membasahi seluruh tubuhnya, posisi mama membelakangiku, aku sentuhpungguhnya, terasa hangat, ku elus dengan tangan kananku, kurasa mama memperbolehkan aku untuk menjamahnya.
Tidak mau ketinggalan tangan kiriku kuarahkan kedepan melalui sela antara lengan dan punggungnya, mencari keberadaan biah dada mama, “uhhh kenyal terasa dipermukaan tanganku, tangan kananku kini sudah tidak berada dipunggungnya, melainkan meremas dadanya yang sebelah kanan, kami saling berhimpitan.
Kuremas kedua buah dada mama dengan lembut, dengan posisi ini aku pastikan mama merasakan kehangatan kontolku yg tepat menempel dibelahan bokongnya. Aku gerakan naik turun bergesekan, seirama dengan remasan kedua tanganku ke dada mama. Sesekali cucari puting nya dan kupilin pilin sehingga membuat tubuh mama mengejang.
“Emmhhh… Uuhh… Sayang, kamu apain dada mama, ohhh.. Sstttt… Terusin sayang.” Racau mamaku sambil mengikuti irama gesekan batang penisku ke belahan bokongnya.
Kemudian mama memintaku untuk mengambilkan sabun cair dan menyabuni seluruh tubuhnya.
“Sabunin mama sayang, biar tambah licin, pasti kamu akan suka.” Pinta mama.
Perlahan aku tuangkan sabun cair ketelapak tanganku, kusabuni seluruh tubuh atas mamaku mulai leher, punggung, dada dan perutnya. bahkan sepertinya bukan menyabuni melainkan mengelus elus dan meraba. Sensai luar biasa kami rasakan saat itu. Kedua big boob mama semakin terasa nikmat ketika kuremas semakin keras dengan pelicin sabun cair.
“Emmmhhhh… Kamu pinter sayang, lanjutin sayang, uhh…” Desah mama, kuciumi leher mama dari belakang, kini telapak tangan mama yang kanan sibuk mencari cari batang kontolku, sesekali dikocoknya dari arah belakang. Sedangkan tangan kiri mama sibuk membantu tangan kiriku meremas remas dadanya.
Kugeser tangan kananku kebagian bawah, dan belum sampai bawah mama menyuruhku untuk berhenti. Kemudian mama mengambil posisi menungging membelakangi ku, aku tau apa yang mama inginkan, dengan sigap aku tuangkan sabun cair itu ke belahan pantat mama dan mulai menyabuninya, sesekali kugeser tanganku mengenai lubang memek dan anusnya, seketika mama mengejang keenakan.
“Ucchhhh… Uhhh.. Enak sayang, gosokin memek mama sayang, plisss..” Pinta mamaku dengan kata kata yang sangat binal.
“Gini ya ma, enak kan ma?” Tanyaku sambil menyabuni memek mama dari belakang. Daging itu begitu kenyal, itil mama tak kubiarkan begitu saja, kugesek dengan kedua jariku, sesekali kujepit dan kutarik, semakin berani aku mencari cari lubang kewanitaan mama dimana dulu aku pernah dilahirkan.
“Ohhh… Sayang, ohhh… Ja.. Jang.. Jangannn uhhhh…” Desah mama menikmati sodokan kedua jariku didalam memeknya, slleepp sleepp sleepp perlahan tapi pasti, kubuat mamaku ini kesetanan, kemudian dengan perlahan kuambil posisi dan mendekatkan batang kontolku kearah memek mama, sesekali aku gesekan kutekan.
Kucari lubang memek mama yang terasa hangat diujung kepala kontolku, tidak terlalu sulit bagiku, karena bantuan sabun cukun membuat jalan menuju surga mama semakin mulus, perlahan aku memasukan kepala kontolku semakin dalam, kemudian aku tarik dan aku masukan lagi.
Semakin dalam dan hampir setangah dari kontolku terbenam dilubang surga mama, semakin dalan dan bleeesss akirnya sedikit dorongan telah membenamkan semua kontoku sampai pangkalnya kedalan memek mama, aku diamkan sejenak, terasa denyutan demi denyutan menguruh kontolku yg perkasa ini.
Entah setan mana yang sudah merasuki kami berdua, kesetubuhi tubuh mama kandungku sendir, kami berdua sangat menikmati perbuatan terkutuk ini. Apa daya nafsu sudah menyelimuti kami. Ku pegang kedua lengan mama dari belakang, aku tarik kebelakng, dan kupercepat irama memompa memek mama, terdengar suara khas kenikmatan tiada tara,
Cplakk.. Cplak.. Cplak… Kontolku tertelan habis oleh memek mas, memek mama terasa legit dan lembek didalam,
“Oh.. Yesss.. Lebih dalem sayang, iya sayang uhhh.. Mama nikmat banget sayang, lebih dalem sayang ahhhh…. Uhh… Kontol kamu panjang banget sayang, mentokin masukin semua sayang.” Racau mama.
Gerakan maju mundur kami semakin cepat dan lebih cepat, teriakan teriakan aku dan mama didalam kamar mandi bagai teriakan orang yang sedang disiksa. Tak bisa tertahan dan semakin menjadi jadi.
Selang beberapa menit kugenjot mama dengan doggy style, kucabut kontolku dari memek mama, mama pun terlihat agak kecewa dengan ini. Tapi dengan cepat aku angkat tubuh mama dan menggendongnya kekamar, kerebahkan diatas ranjang tidurku, bahkan tubuh kami masih terbalut air sabun.
Kami tidak menghiraukan itu, nafsu sudah memenui seluruh isi ruangan, ku tindih tubuh sintal mama, kupegang kedua dadanya dan kukulum putingya kanan dan kiri bergantian dengan ganas.
“Ohh hahhh… Yess ohh.. Sayang, entotin mama sayang, masukin kontol kamu ke memek mama sayang, mama sudah gak tahan, gatal banget memek mama sayang, ohh … Yes.. Yess…” Kata kata itu keluar dari mulut mama, sungguh mama yang kerasukan nafsu setan.
Akupun tidak mau kalah, kupegang kontolku dengan masih menindih mama, kutancapkan kedalam lubang memek mama, licin sangat, panas terasa memek mama.
Kegenjol dengan cepat sedalam mungkin, keringat bercucuran membasahi seluruh tubuh kami, kulumat bibir mama dengan ganas, begitupun mama ciumanya sangat buas, sampai sampai rambutku dijambaknya, sakit sudah berubah kjadi nikmat tatkalu birahi sudah menyelimuti kami berdua.
“Sayang, aahhh… lebih cepat sayanggg, mama udah gak tahan lagiii, ahhh… Mama mau keluar syang, mama keluar sayang ahhh mama keluarr, ahhhh…..” Kurasakan memek mama mengeras dan menjepit kontolku, terasa tersedot kedalam memek mama, akirnya mama orgasme untuku.
Kupelankan irama genjotan kontolku, kulihat kearah memek mama yang berbusa dan mengalir cairan surga dari memek mamaku. Aku telah membuat mamaku orgasme, mama kandungku. Rasa bangga dan puas aku rasakan. Perlahan aku mulai mencabut batang kontolku yg masih mengeras, kulihat tubuh mama mengejang ngejang. Aku pun mencium kening dan membelai rambutnya.
“Gimana sayang? Mama puas kan? Bobby sayang mama.” Kataku sambil kukecup bibir mama.
“Emhhh.. Ahh… Mama puas sayang, kontol kamu bikin mama kelabakan” balas mama.
Kemudian aku ambil posisi berdiri didepan mama, mama kusuruh duduk bersimpuh, kupegang rahang bawah mama dan kusodorkan kontolku kearah mulutnya, dengan sigap mama mengulum kontolku yang masih berlumuran cairan surga dari memek mamaku sendiri, dikulumnya, disedot.
Terasa nikmat dan hangat didalam rongga mulut mama. Sesekali kutekan kepala mama dan kusodokan kontolku, terasa tenggorokan mama dimasuki kepala kontolku, mama sangat lihat dia tau bahwa itu sangat nikmat.
Kembali dia menekan dalam dalam kepalanya kearah kontolku, disedotnya ujung kontolku, terasa spermaku ingin meledak didalam mulut mama, dan akirnya sedotan mama memuntahkan spermaku sebanyak banyaknya didalam mulut mama, nikmat tiada tara.
Kusemburkan sperma kentalku kedalam mulut mama, tubuhku mengejang dan perlahan kontolku mulai menyusut, kucabut kontolku dari mulut mama, dan mamapun menjilati sisa sisa sperma diujung kepala kontolku.
“Uhhh mam, geli kontol bobby ma,” gumamku.
Kemudian mama membuka mulutnya dan memperlihatkan spermaku didalam mulunya, mulut mama hampir dipenuhi sperma miliku.
Anehnya mama tidak memuntahkanya, justru mama menatapku tajam tajam dan gleekk glekkk, mama menelan habis semua spermaku tadi.
“Ahhh.. Mama haus sayang hahaha…” Mama menatapku dan tertawa genit, sambil mencubit pahaku. Mimik wajah mama sungguh cantik waktu itu, senyumnya bagaikan malaikat, aku sayang sekali dengan dia, mamaku. Mamaku adalah impianku.
Bersambung…