“Nike, aku pengen nih?” kata Randy berbisik kepada telinga Nike suatu saat di kantin kampus.
“Dasar.. Kamu kan sudah aku kasih semalam,” ujar Nike sambil mencubit tangan Randy.
“Tapi sekarang aku horny, nih…” ujar Randy sambil mengusap selangkangannya.
“Ini kan masih di kampus.. Emangnya mau main di kantin sini?” tanya Nike sambil menatap Randy.
“Kita ke aula, yuk!” ajak Randy sambil tersenyum.
“Kita tidak usah main, isepin saja punya aku, ya…” pinta Randy.
“Tidak sabaran amat sih,” ujar Nike sambil mengelus celana dalam Randy yang menggembung.
Sejurus kemudian diperosotkan celana dalam Randy sampai lutut. Kontol Randy yang sudah tegang dan tegak lalu dikocoknya perlahan sambil sesekali ujung lidah Nike menjilat lubang kontol Randy.
“Uhh…” Randy mendesah sambil menatap wajah Nike.
Tak lama mulut Nike sudah penuh mengulum kontol Randy yang besar. Jilatan dan hisapan serta kocokan tangan Nike membuat Randy terpejam dan memompa pelan kontolnya di mulut Nike.
“Ohh.. Terus sayangg.. Ohh…” desah Randy.
Selang beberapa menit, tubuh Randy mengejang. Didesakannya kepala Nike ke selangkangannya. Kontolnya agak ditekan dalam-dalam ke mulut Nike. Lalu.. Crott! Crott! Crott! Air mani Randy keluar di dalam mulut Nike. Nike dengan mendongak menatap Randy sambil menelan semua air mani Randy di mulutnya. Sambil tersenyum Nike bangkit berdiri lalu memeluk dan melumat bibir Randy. Randypun dengan hangat membalasnya..
“Sudah puas?” tanya Nike sambil merapikan pakaian Randy.
Randy tersenyum lalu mengecup bibir Nike. Merekapun keluar aula..
Suatu hari selesai jam kuliah, Randy mengantar Nike pulang. Setiba di rumah, adik kandung Nike, Anton, sedang menonton televisi.
“Kamu tidak sekolah, Ton?” tanya Nike sambil duduk di depan adiknya itu.
“Males ah.. Aku bolos hari ini?” kata Anton santai sambil tiduran di kursi dan menaikkan satu kakinya ke sandaran kursi.
“Gila kamu!” hardik Nike.
Anton tetap diam tak memberikan reaksi sambil terus menonton televisi.
“Nik, aku pulang dulu ya?” kata Randy.
“Aku harus ketemu teman nih.. Sudah janji,” kata Randy sambil bangkit lalu menghampiri Nike.
“Iya deh.. Jangan nakal ya?” kata Nike.
“Iya…” kata Randy sambil mengecup pipi Nike.
“Aku pulang dulu ya, Ton…” kata Randy.
“O, iya…” kata Anton sambil tersenyum sementara kakinya tetap naik di sandaran kursi. Randypun segera pulang.
“Mama kemana sih,” tanya Nike.
“Tadi sih bilangnya mau ke Mall beli sesuatu,” kata Anton.
Mereka terdiam sambil menonton acara di televisi. Tiba-tiba mata Nike menoleh ke Anton ketika adiknya itu menggaruk pahanya karena gatal. Dan dengan santai, Anton menggaruk pahanya terus sampai ke pangkal paha. Celana pendeknya ikut naik seiring garukan tangan.
“Kenapa sih kamu melototin celana aku?” tanya Anton mengagetkan Nike.
“Eh.. Ihh! Aku tidak lihat apa-apa kok,” kata Nike sambil memalingkan wajahnya dan pura-pura menonton televisi lagi.
“Yee..!!” teriak Nike lalu tertawa sambil melempar Anton dengan bantal. Anton juga tertawa.
“Eh, kamu sudah pernah begini tidak dengan si Randy?” tanya Anton sambil menyelipkan jempol tangannya diantara telunjuk dan jari tengah.
“Kamu nanya apaan sih? Tau ah!” kata Nike sambil melotot.
“Aku kan cuma nanya…” kata Anton tenang.
Nike bangkit lalu menghampiri Anton. Diambilnya bantal lalu dipukulkannya ke wajah Anton.
“Nakal kamu ya!” kata Nike sambil tertawa dan terus memukulkan bantal.
Antonpun tertawa sambil mencoba merebut bantal. Ketika sudah terebut, ditariknya bantal tersebut sampai Nike ikut terjatuh menimpa badan Anton di kursi. Sesaat Tubuh Nike berada di atas tubuh Anton. Entah kenapa perasaan Nike yang tadi datang tiba-tiba datang lagi ketika tubuhnya berada di atas tubuh Anton. Apalagi ketika wajah mereka sangat berdekatan hampir bersentuhan. Mereka saling bertatapan sambil diam.
Entah gairah seperti apa yang menuntun bibir Nike mengecup dan melumat bibir Anton. Antonpun dengan hangat membalas ciuman kakaknya itu. Tangan Anton dengan lembut mengusap punggung Nike lalu turun dan mulai meremas pantat Nike. Mereka berdua terus menikmati ciuman demi ciuman dengan mata terpejam dan nafas mulai memburu.
“Pindah yuk?” bisik Nike.
“Kamar siapa?” tanya Anton.
“Kamar kamu,” bisik Nike lagi.
Mereka segera bangkit lalu menuju kamar Anton. Anton, waktu itu 17 tahun, masih duduk di bangku SMA. Wajah ganteng, malah mirip dengan Nike. Sebagai pemuda yang mulai masuk pubertas, obsesinya terhadap seks sangat besar. Mulai dari bacaan, majalah dan film porno banyak dia koleksi. Di kamarnyapun banyak tertempel poster-poster porno.
“Ohh, Ton…” desah Nike ketika lidah Anton menjilati puting susunya sambil tangannya yang satu meremas buah dadanya. Anton terus memainkan buah dada Nike dengan lidah dan tangannya sementara kontolnya yang sudah tegak digesek-gesekannya ke memek Nike.
“Uhh.. Sshh…” desah Nike sambil terpejam ketika lidah Anton turun menuruni perut lalu mulai menyusuri dan menjilati selangkangannya.
“Ooww.. Mmhh…” desah Nike makin keras ketika belahan memeknya terasa hangat dan nikmat waktu lidah Anton menjilatinya. Tubuh Nike agak melengkung merasakan nikmat ketika lidah Anton menjilati kelentitnya.
“Ohh.. Cepat masukkan, Ton.. Cepatlahh…” desah Nike.
Anton menurut. Setelah mengelap mulutnya yang basah oleh cairan memek Nike, Anton segera mengangkangi tubuh Nike. Diarahkan kontolnya ke lubang memek Nike. Tangan Nike segera memegang dan membimbing kontol Anton agar bisa masuk ke memeknya. Setelah Anton menekankan kontolnya, bless.. cleb.. cleb.. Kontol Anton sudah mulai keluar masuk memek Nike. Mata Anton terpejam sambil terus menyetubuhi Nike.
“Mmhh…” desah Anton di sela-sela genjotannya.
“Ohh.. Teruss.. Teruss.. Mmhh…” desah Nike sambil memeluk tubuh adiknya itu. Anton terus memompa.
“Mmhh.. Aku capek…” bisik Anton.
“Gantian…” bisiknya lagi.
Nike mengangguk sambil tersenyum. Anton mencabut kontolnya lalu merebahkan badannya. Nike langsung bangkit lalu naik ke atas tubuh Anton dan mengarahkan lubang memeknya ke kepala kontol Anton. Kemudian dengan mata terpejam sambil memeluk tubuh Anton, pinggul Nike bergerak naik turun sesekali berputar dan menekankan memeknya keras ke kontol Anton.
“Ohh.. Uuhh…” desah Nike sambil mendesakkan memeknya ke kontol Anton lebih dalam. Kemudian tubuh Nike lemas.
“Sudah?” tanya Anton.
Nike mengangguk sambil tersenyum lalu turun dari badan Anton. Anton segera menaiki lagi tubuh Nike. Kembali kontolnya keluar masuk memek Nike lebih hebat karena Anton ingin segera mendapat kepuasan. Semakin lama gerakan Anton semakin cepat, sampai akhirnya dengan cepat Anton mencabut kontolnya dari memek Nike. Kemudian disodorkan kontolnya ke mulut Nike.
“Kamu hebat,” puji Nike.
Anton tersenyum sambil mengecup pipi Nike. Kemudian mereka bangkit lalu berpakaian.
*****
Sesuai dengan cerita dari Nike, persetubuhan dengan Anton berlangsung sampai sekarang walau Nike sudah menikah dengan Randy dan dikaruniai 2 orang anak. Bahkan menurut Nike juga, satu hari menjelang pesta pernikahan dengan Randy.