Main Bersama Pacar Teman – Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa ini, Ok kenalin dulu ya, nama saya Syifa, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.
Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku.
Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Devi, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar.
Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Devi. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.
Tersange Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Devi di Pondok Indah. Rumah Devi besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Devi, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang.
Di kamar Devi, dengan cueknya Devi, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Devi mencukur habis bulu kemaluannya.
Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Syifa lebat banget” Kontan Devi dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Syifa, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Devi.
Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Devi. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Devi menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Devi masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.
“Kurang pendek, Syifa. Abisin aja” kata Devi. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Devi. Devi lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Devi membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Devi menyentuh vaginaku.
Dengan cepat Devi menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Devi telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.
“Bagus kan?” kata Devi. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Devi lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Syifa, elo masih perawan ya?” kata Devi. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Devi.
Sekali-kali jari Devi membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Devi melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Devi, geli ah” Devi nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini.
Tak terasa saya menjambak rambut Devi dan Devi menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Devi” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Devi menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya.
Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Devi di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Devi mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Devi berikutnya.
Dengan lembut tangan Devi membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Devi. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan.
Tetapi nikmatnya luar biasa. Devi mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..
“Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Devi tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Devi.
Oiya, orang tua Devi sedang keluar negeri sedangkan kakak Devi lagi keluar kota karenanya rumah Devi kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Devi membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP.
Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Devi juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel.
Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Devi, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Devi.
Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Devi menarik tangan saya. “Eh Syifa, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok.
Gue orangnya nyantai aja” kata Devi. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Devi kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.
“Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Devi” jawab saya. “Mau enggak?” desak Devi. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja.
Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Devi. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Devi. “Boleh” Saya naik mobil Devi dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah.
Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar.
Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Devi dan Alex muncul dari balkon kamar Devi. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.
“Halo Syifa” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Devi bagaikan germo.
Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan.
Saya melirik ke Devi dan saya melihat Devi sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara.
Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.
Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku.
Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.
Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Devi dan Devi ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur.
Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Devi bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Devi kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Devi di kemaluan saya.
Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Devi dalam posisi doggy style sedangkan Devi sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ******* dengan Devi.
Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Devi menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Devi. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Devi tubuhnya mengejang.
Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Devi. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Devi ke samping lalu ia menghampiri diriku.
Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit.
Devi meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat.
Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.
“Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Syifa” kata Devi sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Devi berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku.
Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Devi menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.
Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Devi membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Devi yang saya taksir berukuran 32C.
Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Devi langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.
Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Devi. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak.
Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.
Setelah minum obat, Alex menyuruh Devi berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Devi dalam posisi missionary. Devi memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Devi. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Devi.
Saya menindih tubuh Devi tetapi karena kaki Devi sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Devi. Saya langsung mencium Devi dan Devi melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra.
Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Devi menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya.
Saya mencoba turun dari pelukan Devi tetapi Devi memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Devi tidak bisa menolak menerima kontol Alex.
Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Devi terus menerus mencium bibirku.
Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ******* dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras.
Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Devi dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Devi menyambutnya sambil mencium bibirnya.
Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Devi disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Devi. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan.
Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya.
Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.