Aku pasrah ketika kepala kemaluannya mulai menyeruak bibir senggamaku dari bawah dan menekannya ke atas…..Bleesss…. Seluruh batang kemaluannya langsung masuk ke senggamaku. senggamaku terasa penuh sesak dan kurasakan rahimku tertekan ke atas…dan clitorisku langsung tertekan pangkal kemaluannya yg berbulu lebat…
“Aaacchhhh……” Aku mendesah…
Seluruh batang kemaluannya tertanam di liang senggamaku. Kami berpelukan dalam posisi aku dalam gendongannya. AH tidak banyak bergerak rupanya dia faham kondisiku yang lagi hamil. Dia menekan dengan kuat pantatku dengan tangannya dan memutar-mutar batang kemaluannya. Seluruh dinding liang senggamakupun terasa diaduk aduk, serta merta clitorisku menerima gesekan-gesekan lembut dari pangkal kemaluannya dan itu menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa….
Aku hanya terpejam menikmati permainan AH ini….
Hasratku naik dengan cepatnya, aku memeluk lehernya dengan kuat. Dan bibir kami pun beradu dengan beringas….lidah kami saling beradu untuk membelit dan akhirnya…..
“aaaaaaaaaaaa……mmmmmhh….abbaaaanng….” aku tak bisa membendung orgasmeku yang datang begitu cepatnya. Aku remas kepala AH dengan kuat untuk melepaskan energi yang besar itu.
Diputarnya tubuhku, sehingga posisi AH ada di belakang-ku. Didorongnya tubuhku mendekati tembok.. diposisikannya kedua tanganku menempel ke tembok. Diangkatnya kembali jubahku.. diposisikannya kembali kemaluannya di bongkahan pantatku.. ah aku terkejut…
Akupun sedikit berteriak.. “..jangan abang.. jangan dimasukkan ke lubang pantattttt..”
AH hanya tersenyum, dan hanya berkata.. “..nggaaaak, sayaaangg.. aku cuma peengiiiin dari belakang..”.
Dan dengan perlahan kepala kemaluannya menyeruak masuk ke bibir senggamaku. Uh, rasanya menakjubkan ketika titik G-spot di dalam liang kemaluanku tersodok kepala kemaluannya yang besar.
AH pun menggoyang kembali tubuhku..
Disingkapnya jubahku lebih ke atas.. tangannya kemudian meremas kedua payudaraku dari belakang. Meski masih tertutup BH, tapi rasa geli akibat remasan tangan AH cukup terasa di puting payudaraku yang sudah berdiri tegak..
Tidak berapa lama, desakan orgasme-ku yang kedua pun mulai muncul. Kupeluk dan kutarik leher AH ke arahku.. aku ingin sekali orgasme sambil mencium bibir AH. Rupanya AH tahu keinginanku.. bibir-nya pun segera mengulum bibirku, dan kemudian terasa ledakan orgasme-ku yang kedua. Aarggghhhhhhhhhhhhhhh..
Setelah itu dibaringkannya aku di sofa, dan AH melanjutkan aksinya dengan gerakan memompa dengan cepat.
Tak berselang lama AH mengejan….mendekap tubuhku merapat makin kuat…..
Dia memejamkan matanya sambil melenguh “aaaaaccchhhhh………..” Dan kemudian liang senggamaku pun terasa mendapat kedutan-kedutan keras yang berlanjut dengan rasa banjir lahar panas mengguyur di dalamnya. Aaargggghhh.. aku pun mendapat orgasme yang ketiga.
Sesaat setelah itu, dia roboh ke sofa sambil nafasnya terengah-engah….
Batang kemaluannya terlepas dari senggamaku.
“Kamu luar biasa, Diiikkk…. hebat…”
Jam menunjukkan pukul 11.05…
Sudah dekat waktunya M pulang. Maka aku minta AH untuk segera keluar rumah sebelum M pulang.
Aku membersihkan sofa, barangkali ada sisa-sisa sperma AH yang tumpah. Setelah itu aku mandi membersihkan diri dan memulihkan kesegaranku.
Kurang lebih 2 bulan setelah itu aku benar-benar minta cerai dari suamiku, dan akhirnya kamipun bercerai. Tapi anehnya… aku tidak merasa terlalu berduka dengan perceraian itu. Waktu itu usia kandungankku 6 bulan. Berarti aku mempunyai masa idah selama kurang lebih 3 bulan sampai anakku lahir.
Suamiku memang orang yang bertanggung jawab. Sebulan setelah perceraianku, dia menyewakanku sebuah rumah (yang cukup sederhana karena baru direnovasi seadanya setelah gempa). Rumah itu cukup mungil dan berada di pinggir desa.
Tepatnya agak terpisah dari desa dan berada di areal persawahan dan itu satu-satunya rumah di situ. Tetangga terdekat berjarak sekitar 100 meter dari rumah itu dan kurang lebih 300 meter dari rumah AH. Aku menempati rumah itu seorang diri.
Terkadang aku masih bertandang ke rumah M untuk sekedar silaturahim.
Suamiku pun seminggu sekali masih datang menjengukku sekedar menanyakan dan memenuhi kebutuhan sehari-hariku.
Suatu malam, nada sms di hp-ku berdering dan aku terkejut bangun karenanya.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 23.45. Ternyata dari AH…”Adik…belum tidur kan ??”
Aku tidak menjawabnya karena memang aku rasa sudah malam dan aku masih mengantuk. Akan tetapi tidak berselang lama, nada panggilan berdering dari hp-ku. AH misscall. Akhirnya dg agak malas aku jawab smsnya, “Da pa sih ? Dah malam ni…”
Dia jawab lagi, “Jangan tidur dulu ya, 10 menit lagi aku datang…”
Deg…aku terperanjat….! Gila juga ni orang…
Tiba-tiba perasaanku campur aduk gak karuan….
Terbayang lagi peristiwa-peristiwa yang lalu….
Duh…Mau ngapain ini orang, pikirku. Dah malam gini……
“Eh…ngapain ?! Jangan gila ah….!” Jawabku
“Aku baru pulang dari Jakarta, ada oleh2 buat Adik nih… he he”
“Ga enak kalo aku bawa pulang, ntar ketauan M kan ?” Jawabnya.
Kurang lebih 15 menit berselang terdengar ketukan halus di pintu depanku. Aku segera mengenakan jilbab hitam besarku dan berjalan mendekati pintu dan mengintip dari balik tirai. Ternyata benar, AH yang datang. Nekat juga AH ini…
Begitu slot kunci aku buka, dia langsung nyelonong menerobos masuk rumah. Aku merasa gak enak dan khawatir kalau ada orang yang mengetahui kedatangan AH ke rumahku malam2 begini.
“Ada apa sih ? Gak enak kalo ada yang tahu…”
“Tenang…aku dah survei keadaan, aman. Tadi aku turun di ujung jalan dan jalan kaki ke sini…” Jawabnya.
Dia mengeluarkan bungkusan dari dalam tas dan memberikannya padaku. Setelah aku buka, ternyata 2 stel baju. Satu stel jubah hijau tua lengkap dengan jilbabnya dan satu lagi gaun tidur warna biru yang sangat cantik.
“Makasih yaaa…. Udah, sana pulang….” Aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraankku…
“Kok langsung disuruh pulang…?! Abang pengen liat Adik pake dulu baju ini…”
Aku mencoba menolak karena memang sudah malam dan aku benar2 masih khawatir kalau ada orang yang tahu. Akan tetapi bukan AH namanya kalau mudah menyerah. Akhirnya aku turuti permintaannya. Aku ke kamar mandi dan berganti baju yang baru dibelikannya.
Keluar dari kamar mandi aku mengenakan baju jubah hijau dan jilbab besarnya. Terasa pas banget di badanku, seakan-akan baju ini memang dijahit untukku. Aku melihat sudah ada 2 gelas teh panas di meja. Rupanya selama aku di kamar mandi dia menyiapkan teh panas itu. Hmmm….dasar AH, pikirku…
AH izin untuk mandi, karena dari perjalanan jauh badannya terasa capek dan berkeringat. Akkupun mengizinkannya. Dia masuk ke kamar mandi sambil membawa air panas sisa membuat teh barusan.
Setelah selesai mandi AH keluar dengan mengenakan kaos yang bersih dan badannya terlihat segar.
Kami terlibat obrolan2 ringan sambil menikmati teh panas. Obrolan kami berkisar cerita AH yang baru merintis usaha baru di Jakarta sampai akhirnya ke kondisi kehamilanku yang waktu itu sudah memasuki usia 7 bulan. Dia sangat perhatian padaku dan banyak memberi saran ini itu untuk kesehatanku dan kandunganku.
Diam-diam aku semakin merasa nyaman dan senang dengan perhatiannya…
Tanpa aku sadari tiba-tiba tangan kanan AH sudah berada di kepalaku dan dibelainya jilbabku dengan lembut. Aku mencoba mengelak, tapi nampaknya AH membaca kepura-puraanku.
Dielusnya dari atas ke bawah….dan sampai di tengkuk, dipijitnya dengan lembut dengan gerakan memutar ibu jarinya. Lama kelamaan akupun sangat menikmati pijatan demi pijatannya. Karena malam itu badanku memang terasa kaku dan capek sekali…
Akhirnya pijitannya turun ke lengan dan punggungku. Agak lama dia pijat bagian tersebut dan akupun semakin menikmatinya…
Entah berapa lama aksi itu berlangsung, tiba2 kurasakan hembusan hawa hangat di leherku. Ya,…AH mencium bagian belakang leherku dari balik jilbabku. Aku agak kaget, tapi pasrah. Mungkin karena suasana yang seperti itu membuat hasratku pelan-pelan bangkit. Rupanya AH faham akan hal itu…
Dia terus menciumi leherku dari belakang, dan akhirnya dibalikkannya tubuhku hingga kami berhadapan. Aksinyapun dilanjutkan dengan ciumannya di bibirku…
Dilumatnya bibirku dengan lembutnya, dan akupun meresponnya. Aku buka bibirku dan lidah kamipun beradu dengan beringasnya….
Untuk kesekian kalinya aku kehilangan akal sehatku. Tapi aku pikir sudah kepalang basah. Bukankah aku sudah dicerai dan AH pun sudah memberikan harapan untukku ?
Apalagi aku dalam kondisi hamil….
Jadi amanlah aku pikir…
Aksi kami pun berlanjut…
Sambil berciuman tangan AH menelusup di balik jilbab dan meraba-raba dadaku. Nafasku mulai memburu dan kuberanikan diri meraba selangkang AH. Terasa betapa kemaluannya sudah mengeras….besar dan panjang. AH membuka resleting celananya untuk memberi jalan padaku supaya lebih leluasa memegang kemaluannya.
“Deg….” Ternyata kemaluannya sangat besar dan keras terasa dalam genggamanku. Aku tidak berani melihat, akan tetapi aku rasakan ada cukup sisa panjang kemaluannya yang tersembul dari genggamanku.
Terdengar AH berbisik.. “adik.. tolong dikocok..”.
Selama aku menikah, belum pernah sekalipun aku memegang kemaluan suamiku.. apalagi kemudian mengocoknya. Dengan rasa takut, perlahan-lahan, aku kocok batang kemaluan AH.. mulut kami pun kembali saling beradu.
Tak berapa lama, kurasakan batang kemaluan AH semakin membesar dan mengeras. Akhirnya kuberanikan diri untuk melirik kemaluan AH. Ahhhhhh.. tak kunyana tak kusangka, kepala kemaluan AH sangat besar.. dan terlihat berkilap karena cairan mazi sudah mulai keluar dari celah di kepala kemaluannya.
Kembali terdengar AH berbisik.. “adik.. tolong dicium..”
Aku kaget setengah mati mendengar permintaannya, dan kujawab “..maaf, bang.. aku belum pernah.. aku takut…”
AH pun menjawab.. “ya sekarang dicoba..”
Pundakku pun ditekan kedua tangan AH yang kekar ke bawah.. kakiku pun bertumpu pada kedua lututku.. posisi kepalaku menjadi sejajar dengan kemaluan AH. Dan untuk pertama kali-nya dalam hidupku, aku melihat kemaluan seorang pria dewasa yang sedang terangsang.
Bentuknya aneh.. urat-uratnya terlihat jelas bagaikan akar yang mengelilingi batang pohon.. rambut kemaluannya terlihat ikal dan cukup tebal. Dan ternyata lebih aneh lagi pada saat kucium bau-nya.. tapi entah kenapa, tiba-tiba aku semakin terangsang dengan kondisi itu.. kurasakan ada sedikit cairan yang menetes keluar dari liang senggamaku..
Dengan hati berdebar karena takut.. kucoba mendekatkan diri ke kepala kemaluan AH. Perlahan-lahan kujilat dengan ujung lidahku.. kemudian aku menengadah ke atas.. kulihat muka AH, matanya terpejam menikmati sentuhan ujung lidahku.. aku menjadi semakin bersemangat.. kujilat kembali kepala kemaluannya.. berulang-ulang seperti anak kecil yang sedang menikmati permen lolipop.. ujung lidahku pun bergerak menyelusuri batang kemaluannya.. ke bawah dan terus ke bawah hingga pangkal-nya. Kemudian kubalik arah-nya, kususuri dari pangkal hingga kepala.. berulang-ulang.
Mulut AH pun melenguh..
Tiba-tiba, pada saat mulutku menjilat kepala kemaluan untuk yang kesekian kali, kedua tangan AH yang kekar memegang kepalaku.. dan ditariknya kepalaku ke depan.. masuklah kepala kemaluan AH ke dalam mulutku.. Akupun tersedak.. hueeekkksss… hampir muntah rasanya.
Akupun marah.. “..abang.. kenapa dimasukkan ke mulutku..?
AH menjawab.. “..aku sudah nggak tahan, dikkk.. tolong hisap…. tolong..”
Aku segera bangkit berdiri.. aku marah sekali.. kurapikan jubah yang kukenakan.. dan duduk di sofa membelakangi AH.
Melihat aku marah, AH memeluku dari belakang.. dan berbisik di telingaku.. “..maafkan abang yahhhhh.. kamu jangan marah.. abang janji nggak akan mengulangi lagi..”.
Diremasnya kedua payudaraku dengan lembut.. berulang-ulang.. mulutnya pun menjilati bagian belakang telingaku. Meski masih tertutup jilbab, tapi perbuatan AH di belakang telingaku membuat bulu kudukku meremang.. dan membuat menggelinjang menahan geli.
Mendapat perlakuakn seperti itu, aku-pun luluh.. kusambut mulut AH yang ada disampingku telingaku dengan ciuman yang ganas.. lidah kamipun saling memagut satu dengan yang lain..
Kami terlibat dalam percumbuan yang cukup dahsyat, masing-masing dari kami saling merangsang dengan hebatnya. Aku sudah tidak peduli lagi apa yang akan terjadi selanjutnya, saat AH mengangkat tubuhku ke dalam kamar.
Dibaringkannya tubuhku di kasur dan kami melanjutkan percumbuan kami. Dia semakin berani, disibakkannya jilbab besar yang aku pakai dan ciumannya kini mulai turun ke leher dan daerah payudara. Akupun semakin menggelinjang gak karuan…
AH pun makin menggila, dibukanya kancing jubah yg aku kenakan sekaligus celana dalamku. Dan untuk pertama kali-nya, aku telanjang bulat di depan AH. Entah setan mana lagi yang meracuniku sampai rasa maluku malam itu benar2 hilang. Yang ada hanya hasrat yang memuncak dalam birahi. Aku selalu menantikan aksi selanjutnya dari AH….
Mulutnya kembali mengulum mulutku.. kemudian bergerak ke bawah, menelusuri leher-ku yang jenjang.. turun dan terus turun.. dan secara perlahan dikecup-nya pangkal payudara-ku yang putih.
Tiba-tiba aku tersentak dan menjerit lirih, ketika kecupan lembut AH berubah menjadi cupangan dan gigitan yang terasa menyakitkan. “.. ah, abang.. jangan digigit.. sakit..”.
AH hanya tersenyum dan menjawab “.. maaf sayang.. aku gemas dengan payudaramu..”
Lidahnya bergerak lincah.. puting payudaraku dipermainkannya.. bergantian kiri dan kanan.. berulang-ulang entah berapa kali. Dan kembali aku tersentak dan hanya bisa menjerit lirih, ketika mendadak puting payudaraku dihisap AH dengan keras. “..abaaaaanngggg.. uuuggghhhh..” Di tengah nafsu yang melanda, sulit sekali aku membedakan antara sakit dan nikmat akibat hisapan itu.
Bosan bermain-main dengan dadaku, AH pun mulai mencumbui bagian bawahku. Lidahnya mulai menjilati rambut kemaluanku.
Dengan suara gemetar karena menahan nafsu, terdengar AH berbisik “..Aadiik.. rambut kemaluanmu bagus.. rapiiii.. abang juga kangen dengan baunya.. harum..”.
Aku hanya tersenyum malu, dan kedua tanganku pun meremas rambut kepala AH dengan gemas. Duh, sudah tidak sabar rasanya merasakan clitorisku di oral oleh AH.
Tidak berapa lama keinginanku pun terkabul, clitoriskumulai diisap-isap dan dijilat-jilatnya. Aku menggelinjang sangat hebat sampai pantatku terangkat-angkat tidak karuan….lenguhan-lenguhan kecilku menambah panasnya ranjangku malam itu…. ”hhh….ssshhh… aaachh…. abang… aaahh…mmmm….”
Dia bertahan beberapa saat di permainan itu sampai akhirnya aku setengah berteriak,…”Aaaaccchhh…..abaaanggg….aaaaaaahhhhhh” Aku remas rambutnya dan kakiku menjepit kuat lehernya. Yah….aku orgasme….
Suatu kenikmatan yang aku jadi merindukannya…..
Setelah beberapa saat aku terkulai lemas….
AH menciumi wajah dan bibirku sambil tersenyum puas….”Iiihhhh nikmat banget ya….??? Sampe gitu-gitunya….” selorohnya menggoda.
Aku hanya terpejam…..terpejam sambil tersenyum puas….
Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang telanjang bulat. Bagaimanapun juga masih ada rasa malu ketika aku tahu AH melihat tubuhku tanpa busana seperti ini.
Beberapa saat setelah itu sambil aku masih terbaring berselimut AH kembali mengurut kakiku. Rupanya dia memahami kondisiku malam itu. Badanku yang memang terasa letih makin lemas rasanya ketika harus meledakkan energi orgasme yang cukup dahsyat barusan.
Dia mulai memijit jari-jemari kakiku, kemudian telapak kaki. Dipijatnya dengan lembut bagian itu sampai aku benar-benar merasa cukup. Kemudian pijatannya mulai naik ke betis dan di kanan kiri tulang keringku, sampai ke lutut. Setelah dirasa cukup, mulai telapak tanganku dipijatnya merata sampai ke bahu.
Benar-benar relaksasi yang bisa mengendorkan seluruh syaraf dan otot tubuhku. Aku sangat menikmati pijatannya, sampai akhirnya (barangkali) aku tertidur….
Tiba-tiba aku merasakan birahiku merambat naik lagi… Aku tersadar… Ternyata AH mulai merangsangku lagi. Kali ini dia langsung ke clitorisku. Pelan tapi pasti hasratku mulai memuncak lagi. Aku mulai melenguh dan pantatku terangkat-angkat…
Digosoknya clitorisku yang sudah licin dengan jarinya, dan sesekali dimasukkannya jarinya ke senggamaku dengan gerakan keluar masuk. Aku terbelalak, nafasku mulai memburu lagi dan tanganku mencari-cari kepalanya. Aku tarik kepalanya dan refleks kami bercumbu lagi dengan hebatnya. Lidahnya menyapu langit-langit mulutku dan itu membuat aku semakin beringas seakan mau menelan lidahnya bulat-bulat.
Setelah dia rasa aku cukup pemanasan, dia membuka kakiku dan memasang posisi siap beraksi… “Gantian ya Dik, abang belum dapat tadi….” bisiknya di telingaku.
Aku hanya terpejam….
“Hati-hati lho, perutku udah besar…” bisikku
“Tenang sayang, aku tahu caranya kok…nikmati saja ya.. coba kamu naik di atasku, sayang….”
Akupun menuruti kemauannya. Aku segera naik ke atas tubuh AH. AH mengelus pantatku sesaat, sebelum aku rasakan kemaluannya mulai menyeruak bibir senggamaku. Mendesak masuk, pelan tapi pasti…
Agak susah masuknya, barangkali dengan posisi itu liang senggamaku menjadi lebih rapat. Dia terus mendorong dengan mantap sampai akhirnya seluruh batang kemaluannya tertanam di liangku.
Aku terbelalak….
AH mulai meremas kedua payudaraku.. dimainkannya kedua putingku dengan ujung jari-nya. Akupun mengimbangi dengan gerakan naik turun.. kurasakan clitorisku menggesek rambut kemaluannya.. uh geli dan nikmat.
Aku rasakan gesekan-gesekan kemaluan besarnya di dalam liang senggamaku mengaduk-aduk G-spotnya. Aku mulai mendesah dan melenguh lagi dan pasrah dalam kenikmatan yang semakin lama semakin memuncak….
Tak selang lama, AH melenguh panjang,…”Uuuuuuggghhhh…..diiikkkkk….” Rupanya dia sudah orgasme duluan. Ditariknya pantatku kuat-kuat dan dibenamkan seluruh batang kemaluannya dalam-dalam. Aku rasakan semburan benihnya amat banyak di dalam rongga senggamaku, sampai aku merasakan ada sebagian yang keluar mengalir turun di pahaku. Setelah itu disuruhnya aku berbaring dan kembali kami berpelukan dengan kuatnya melepaskan energi yg cukup besar itu.
Setelah nafasnya agak teratur, AH kembali memulai permainannya. Sekarang posisi aku terlentang di bawah dan AH menopang badannya di atasku. Ia mulai memasukkan dan memainkan lagi kemaluannya di dalam senggamaku. Luar biasa, tahan lama juga rupanya…
Dia menopang badannya dengan kedua tangan, sehingga perutku aman dari tekanan berat tubuhnya. Dia permainkan kemaluannya di dalam liang senggamaku, diputar-putar dan ditarik keluar masuk perlahan-lahan….kadang agak dipercepat. Terdengar bunyi “crot-crot…” berulang-ulang karena beradunya kelamin kami yang sudah sangat basah.
Dalam gerakan-gerakan dan gesekan antar kelamin yang penuh birahi itu tak lama kemudian aku mendapatkan lagi puncak orgasmeku…. Orgasme yang kedua, yang aku rasakan jauh lebih dahsyat dari orgasmeku yang pertama tadi..
Aku mengejan dan terbelalak, “Uuuuaaaacchhh….. abaanggg… aku sudah mau keluar..”
AH membalas, “.. tahan sebentar ya.. aku juga sudah mau keluar.. kita bareng-bareng yah..”
Dipercepatnya gerakan keluar masuk batang kemaluannya.. cepat, cepat, cepat dan semakin cepat.. hingga akhirnya aku berteriakkk…. “..aaaaahhhhhh……..akh…akhhhh.. ……”
Seluruh otot di tubuhku serasa melepaskan beban yang sangat berat… Aku peluk erat kepala AH dan kakiku menjepit kuat pinggangnya untuk kedua kalinya malam itu. Dan AH pun menyusul berteriak.. “..aaaaahhhhhhhhhh..”. Dibenamkannya kemaluannya dalam-dalam di liang senggamaku.. terasa cairan panas memenuhi rahimku. Tubuhnya menggelepar hebat di atas tubuhku.. tuntas sudah.
Nafas kami memburu beradu dengan nafasnya.
Ciuman kami beradu dengan kuatnya seakan tak mau kami lepaskan. Kami sama-sama terengah-engah malam itu, bermandikan keringat.
Setelah itu,AH memeluk tubuhku dengan lembut dari arah belakang.. lengannya yang kekar melingkar di leherku.. dan kepalaku pun akhirnya disandarkannya di dadanya yang bidang. Dikecup-nya keningku, kedua mataku, kedua pipiku,ujung hidung-ku.. dan mulutku. Kupejamkan mataku.. damai sekali aku rasakan waktu itu, rasanya aku sudah memiliki suami yang benar-benar bisa membuatku bahagia. Kami pun akhirnya tertidur pulas..
Sampai waktu terdengar adzan subuh kami terbangun, dan ternyata posisi kami masih belum berubah.. tubuhku masih ada di dalam pelukan tangannya.
Hari-hari selanjutnya kami sering melakukan hubungan layaknya suami istri di rumah itu.. dan aku pun akhirnya berani melakukan oral sex ke AH. Bahkan, AH sengaja membawakan VCD porno untuk mengajariku bagaimana melakukan oral sex.. sampai akhirnya kami berdua sering melakukan oral sex secara bersamaan..
Kedatangan AH ke rumahku selalu malam hari, kadang langsung pulang dan terkadang tidur sampai pagi. Jika sampai pagi biasanya AH pas dalam perjalanan pulang dari luar kota.
Pernah suatu saat kami melakukannya di kawasan wisata di kota kami. Dengan alasan kepada istrinya ada urusan bisnis di Jakarta. Kami menginap selama 3 hari di kawasan pegunungan itu. Dengan penampilanku yang seperti ini, tidak ada orang yang curiga apalagi aku dalam kondisi hamil yang mulai besar. Orang pasti mengira kami pasangan suami istri….
Sebenarnya aku sadar bahwa aku telah melakukan dosa besar. Akan tetapi aku selalu tidak mampu menolak rayuan AH dan aku selalu terjerumus lagi….dan lagi….
Sampailah hari kelahiran anakku pada bulan Desember 2006. Aku diantar suamiku ke rumah sakit untuk persalinan. Dia menunggui dan mendampingi aku sampai anaknya benar2 lahir.
Setelah kelahiran anakku maka berakhirlah masa iddahku, yang berarti aku benar-benar sudah lepas dari ikatan suamiku. Tidak berselang lama AH benar-benar menikahi aku setelah mendapat persetujuan dari M istrinya.
Akan tetapi ternyata pernikahannku dengan AH tidak bertahan lama, karena aku baru tahu sifat aslinya setelah aku menikah dengannya.
Memang dalam hal ranjang dia sangat memuaskan, akan tetapi tabiat aslinya yang amat kasar ternyata baru muncul setelah menikah. Seringkali hanya karena permasalahan kecil aku harus menerima pukulan darinya.
Belum lagi caci maki yang sering keluar kari mulutnya. Selama 3 bulan aku menikah dengannya akhirnya aku tidak kuat dengan perlakuannya. Dan kembali aku minta cerai darinya….
Akhirnya aku berpisah dengan AH dalam kondisi aku hamil 1 bulan. Sekarang anakku dari AH sudah berumur 3 tahun dan aku masih hidup menjanda bersama kedua anakku.