Cerita Sex Liburan yang Tragis – Waktu sudah larut malam saat Della dan Renni pulang jalan-jalan dari sebuah mall di kota Bandung, kota tempat mereka menuntut ilmu pada sebuah PTN terkemuka. Saat itu kampus mereka sedang liburan semester yang lumayan lama.
Sehingga banyak di antara teman-teman mereka yang memilih pulang kampung, namun bagi Della dan Renni lebih memilih untuk tetap tinggal di kota Bandung karena tidak banyak yang dapat mereka kerjakan untuk mengisi waktu liburan di Jakarta kota asal mereka.
Sampai di tempat kost mereka kira-kira jam 10 malam. Saat itu daerah di sekitarnya sudah sepi begitupula di dalam kost-kostan karena semua penghuninya pulang ke kampung atau kota asal mereka masing-masing untuk memanfatkan waktu liburan kuliah mereka.
Kini tinggallah mereka berdua saja yang masih bertahan di dalam areal kost yang luas dan besar itu. Walau usia mereka terpaut jauh, mereka berdua sangatlah akrab karena selain mereka tinggal sekamar dan berasal dari Jakarta, di kampus mereka juga satu fakultas.
Tersange Della saat ini berusia 26 tahun, sementara Renni baru berusia 18 tahun. Keduanya memiliki wajah yang cantik, Della dengan bentuk badan yang berukuran sedang nampak anggun dengan penampilan kesehariannya, sedangkan Renni memiliki tubuh yang mungil dan wajah yang imut-imut.
Banyak pria yang tertarik kepada mereka berdua, karena bukan saja mereka cantik dan pintar, namun mereka juga pandai dalam bergaul dan ringan tangan. Akan tetapi dengan halus pula mereka menolak berbagai ajakan yang ingin menjadikan mereka sebagai kekasih atau pacar dari para pria yang mendekati mereka.
Della saat ini lebih memilih berkonsentrasi untuk menghadapi sidang skripsinya, sedang Renni yang baru menamatkan tahun pertamanya di kampus tersebut lebih memilih untuk aktif di organisasi kampus dari pada pacaran atau berhura-hura.
Sesampainya di kost, Della langsung menuju ke kamar kost dan membuka pintu, sedangkan Renni mampir dulu ke kamar mandi yang terletak agak jauh dari kamar kost mereka.
Setelah membuka kamar, Della begitu terkejut ketika dilihatnya kamar mereka sudah berantakan seperti habis ada pencuri. Belum lagi sempat memeriksa segalanya, tiba-tiba kepala Della sudah dipukul dari belakang sampai pingsan.
Della tidak tahu apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang hingga tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat di kursi tempat biasanya dia duduk untuk belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga tidak dapat bersuara.
Belum lagi lama dia siuman, matanya terbelalak ketika melihat pemandangan di sekitarnya, ia melihat dua pria di depannya. Yang menyuruhnya bangun, orangnya berbadan tinggi besar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto.
Dan satu orang lagi juga berbadan agak gemuk, berambut acak-acakan juga hanya mengenakan celana jeans. Wajah mereka khas, usia mereka sekitar 40 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup rapat, jendela pun yang tadinya agak sedikit terbuka kini telah tertutup rapat.
Tidak beberapa lama kemudian mata Della kembali terbelalak dan ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya.
Yang membangunkan dia bernama Cikal dan satu lagi bernama Thomas atau sering dipangil Joni. Mereka berdua adalah teman dari Henry pemilik kost yang sering nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.
Memang beberapa waktu yang lalu Della dan Renni dikenalkan oleh Henry kepada Cikal dan Joni. Karena dengan setengah memaksa Henry, Cikal dan Joni ingin dikenalkan dengan Della dan Renni yang waktu itu baru pulang dari kampus. Rupanya mereka berdua tertarik dengan kecantikan Della dan Renni.
Akan tetapi rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Della dan Renni lebih sering menghindar untuk bertemu dengan Cikal dan Joni.
Dan yang membuat hati Della menjerit dan panas adalah begitu sadar sepenuhnya dan mengetahui Cikal sedang duduk di pinggir ranjang mereka sambil memangku Renni yang saat itu sudah tinggal memakai BH dan celana dalamnya saja yang berwarna putih.
Renni sambil menangis memohon-mohon minta dilepaskan, air matanya telah membasahi wajahnya yang cantik itu. Tapi si Cikal yang badannya jauh lebih besar itu tidak menghiraukannya, dia mulai meremas-remas payudara Renni yang baru sekepalan tangan orang dewasa itu yang masih terbungkus BH itu, kemudian menjilati leher Renni.
Pria itu lalu berkata, “Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja kalau mau selamat..!”
Setelah itu dilumatnya dengan rakus bibir indah Renni dengan bibirnya, “Hmp.., cup.., cup..,” begitulah bunyinya saat kedua bibir mereka beradu. Air liur pun sampai menetes-netes keluar, rupanya lidah Cikal bermain di dalam rongga mulut Renni.
Sementara itu Joni yang berada di samping Della berkata kepada Della, “Hei, elo sudah bangun ya, teman elo ini boleh juga, gue pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran elo, nah sekarang elo perhatikan gue baik-baik kalo sampe elo nanti engga bisa muasin nafsu gue, mampus deh elo..!” sambil mengelus-elus kepala Della.
Della mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Della pun mulai pucat. Lalu Cikal yang masih memangku Renni menyudahi serbuan bibirnya dan berkata, “Ok Sayang, ini waktunya pesta, ayo kita bersenang-senang!”
Dia menyuruh Renni berlutut di depannya dan menyuruhnya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang kemaluannya.
Sambil menangis Della memohon belas kasih, “J.. ja.. angan.. tolong jangan perkosa saya, ambil saja semua barang di sini!”
Belum selesai berkata, tiba-tiba, “Pllaakk..!” si Cikal menampar pipinya dan menjambak rambutnya. Dengan paksa Renni dibuat berlutut di depannya, “Masukkan ke dalam mulut elo, hisap atau gue bunuh elo..!”
Terpaksa dengan putus asa dan wajah yang pucat dan gemetar, Renni membuka celana Cikal dan begitu dia menurunkan celana dalam Cikal tampaklah kemaluan Cikal yang telah membesar dan menegang. Tanpa membuang waktu Cikal segera memasukkan kemaluannya itu ke mulut Renni yang mungil itu.
Batang kemaluannya tidak dapat sepenuhnya masuk karena terlalu besar, dengan kasar dia memaju-mundurkan kepala Renni. “Hhmpp.., emphh.. mpphh..!” begitulah suara Renni saat mulutnya dijejali dengan kemaluan Cikal.
Joni juga tidak tinggal diam, rupanya nafsu telah memenuhi otaknya, setelah dia melepas celana jeansnya dia berdiri di samping Renni, menyuruh Renni mengocokkan batang kemaluannya yang juga telah membesar dengan tangan.
Batang kemaluan Joni tidak sebesar temannya, tapi diameternya cukup lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Renni dalam posisi berlutut dengan mulut dijejali kemaluan Cikal dan tangan kanannya mengocok batang kemaluan Joni.
“Emmhh.. benar-benar enak emutan gadis cantik ini, lain dari yang lain..!” kata Cikal.
“Iya, kocokannya juga enak banget, tangannya halus nih..!” timpal Joni.
Beberapa lama kemudian nampak tubuh Cikal menegang, seluruh badannya mengejang, dan, “A.. akh..!” Cikal akhirnya berejakulasi di mulut Renni.
Cairan putih kental memenuhi mulut Renni menetes di pinggir bibirnya seperti vampire baru menghisap darah, dan Renni terpaksa meminum semuanya karena takut ancaman mereka dan juga kuatnya pegangan tangan Cikal di kepalanya.
Setelah itu mereka melepas BH dan CD Renni, sehingga dia benar-benar telanjang bulat sekarang, tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.
“Waw cantik sekali anjing ini.” ujar Joni sambil memandangi tubuh bagian dada dan bawah Renni yang sedang terisak-isak ketakutan.
Kali ini Joni duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Renni berjongkok di depannya sambil terus memijati dan mengocok batang kemaluan dengan tangannya. Renni terpaksa menuruti kemauan Joni itu sambil sesekali dipaksa untuk menjilati ujung batang kemaluannya, sehingga Joni mendengus keenakan.
Sementara itu si Cikal mengambil posisi berbaring di bawah kemaluan Renni dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang kemaluan itu.
Seketika itu Renni kaget dan, “Ehhgh.., iihh.. iih.. eggmhh..!” Renni pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari serta jilatan lidah Cikal di kemaluan Renni.
“Ayo anjing.., kocok terus barang gue..!” bentak Joni sambil menampar kepala Renni.
Kembali Renni mengocok kemaluan Joni sambil badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat serangan dari tangan dan lidah Cikal. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih.
Sekitar 10 menit dikocok, Joni memuncratkan maninya dan membasahi wajah serta rongga mulut Renni. Kali ini Renni sudah tidak tahan dengan rasa cairan itu, sehingga dia memuntahkannya. Melihat itu Joni jadi gusar, dia lalu menjambak rambut Renni dan menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.
“Pelacur anjing..! Kurang ajar, berani-beraninya membuang air maniku. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi elo, dengar itu..!” bentaknya.
Cikal pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Renni. “Goblok..! Gue lagi asyik nikmatin memek elo. Elo jangan macem-macem ya..!” bentak Cikal.
Renni hanya dapat menangis memegangi pipinya yang merah akibat dua kali tamparan itu. Nampak kemarahan Della bangkit karena teman dekatnya diperlakukan begitu. Della meronta-ronta di kursinya, tapi ikatannya terlalu kencang sehingga hanya dapat membuat kursi itu bergoyang-goyang.
Melihat reaksi Della si Cikal berkata, “Kenapa? Elo tidak terima ya pacar elo gue pinjam, tapi sayang sekarang elo nggak bisa ngapa-ngapain, jadi jangan macem-macem ya, ha.. ha.. ha..! Abis ini giliran elo yang gue entot..! Hahaha..!”
Mereka kembali menggerayangi tubuh Renni, kali ini Cikal merentangkan tubuh Renni di tempat tidur dan membuka lebar kedua pahanya, dan segera mulai memasukkan batang kejantanannya ke liang kemaluan Renni.
“J.. jangan. Aduh.., tto.. long.., Mbak Della. Ampun Bang..!” pinta Renni sambil mencoba berontak tapi dengan sigapnya Joni membantu Cikal dengan memegangi kedua tangan Renni.
Batang kemaluan yang ukurannya besar itu dimasukkannya dengan paksa ke liang kemaluan Renni yang masih sempit, sehingga dari wajah Renni terlihat dia menahan sakit yang amat sangat, tangisannya pun semakin keras.
Setelah hampir seluruh batang kemaluannya terbenam di dalam liang kemaluan Renni, Cikal mulai memaju-mundurkan pantatnya, mulai dengan irama pelan hingga dengan cepat. Keringat pun dengan deras membasahi kedua tubuh itu.
Beberapa saat kemudian dari sela-sela kemaluan Renni mengucur darah segar bercampur dengan cairan bening hingga warnanya berubah menjadi merah muda meleleh membasahi paha Renni.
“Aakkh.. aahh.. aa. ouhh.. ss.. aakit. ooh. aampuun.. ohh..,” begitulah erangan dan teriakan Renni merasakan sakitnya.
Rupanya teriakan dan erangan Renni menambah nafsu dan semangat Cikal untuk terus memompakan kemaluannya dengan keras dan cepat hingga badan Renni pun terbanting-banting dan terguncang-guncang keras. Renni hanya pasrah mengikuti irama Cikal dan kedua tangan Renni pun kini sudah dilepas oleh Joni.
Selama beberapa menit disetubuhi oleh Cikal, tiba-tiba badan Renni menegang sampai secara refleks dia memeluk kepala Cikal yang sedang asyik menggenjotnya. Dia rupanya mengalami orgasme sampai akhirnya melemas kembali. Cikal pun menyudahi gerakan memompanya namun kemaluannya masih tetap tertanam di dalam liang vagina Renni.
“He.. he.. he.. Baru kali ini kan loe ngerasain pria cokin, gimana rasanya enak engga, jawaabb..!” bentak si Cikal sambil menarik rambut Renni.
Karena takut mereka semakin gila, terpaksa dengan berlinang air mata Renni menjawab, “E.. e.. enak, enak sekali..!”
“Jawab lebih keras supaya teman loe dengar pengakuan loe..!” kata Joni.
“I.. iya, s.. saya suka sekali bercinta.” jawabnya dengan suara terbata-bata.
“Tuh, kamu dengar kan, apa kata teman elo, dia suka dientot, ha.. ha.. ha..!” ejek mereka pada Della yang hanya dapat meronta-ronta sambil menangis di kursinya.
Hatinya benar-benar serasa mau meledak tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.
Kemudian si Cikal mencabut kemaluannya dan membuat posisi badan Renni gaya posisi anjing, dia kemudian memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke pantatnya Renni hingga terbenam seluruhnya.
Karena rasa perih dan sakit yang tidak terhingga, maka Renni berteriak memilukan, “Aaakkhh..!”
Lalu dia menariknya lagi, dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu di pantat Renni hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak.
“Ooughh..!” Renni mendengus keras menahan rasa perih dari lubang duburnya, seluruh badannya kembali mengeras lolongannya pun kembali terdengan memilukan, “Aahh.. ouh.. aah..! Aa.. mpun.., ssakit. Aakhh..!”
Kini Cikal meyodomi Renni dengan irama yang keras dan cepat hingga Renni menggelepar-gelepar, dan badannya kini mulai melemah dan habis akibat digenjot oleh Cikal.
Tidak beberapa lama Cikal akhirnya mencabut kemaluannya dari lubang dubur Renni dengan kasar. Kembali darah segar mengucur deras dari liang dubur Renni, sementara Renni tertelungkup jatuh ke kasur disertai rintihan panjang melemah, “Aahh..!”
Namun Cikal belum juga puas, kemalunnya masih garang. Kini ditelentangkannya Renni dan kembali Cikal meniduri Renni dan memasukkan kembali batang kemaluannya ke lubang vagina Renni yang telah lemas itu, dan kembali Cikal menggenjot tubuh lunglai itu.
Tidak lama Cikal pun berejakulasi di rahim Renni. Lolongan kepuasan keluar dari mulut Cikal disaat menyemprotkan spermanya yang jumlahnya banyak itu hingga meluber keluar dari sela-sela kemaluan Renni. Renni pun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Renni pun pingsan karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga.
Dengan perasaan puas Cikal pun merebahkan badannya di samping Renni yang tergeletak tidak bergerak.
“Akhirnya gue perawanin juga elo. Dasar cewek sombong..!” ujarnya sambil mengehela napas dan melirik Renni.
Sesudah itu kini Joni yang tadi menjadi penonton mulai mendekati Della yang masih terikat lemas di kursinya.
“Hei, teman elo boleh juga tuh. Nah, sekarang giliran elo yang servise gue. Asal elo tau gue itu naksir berat ama elo, tapi elo menghindar melulu. Gue tau gue jelek dan gue beda ama yang elo bayangkan jadi pacar elo. Buat gue itu engga soal, sekarang gue cuma mau perkosa elo. Udah gitu elo bebas, tapi kalo elo berontak, Mati elo..!”
“PLAAK..!” sebuah tamparan keras menghantam kepala Della hingga Della yang masih diikat di kursi itu terjatuh bersama kursinya.
“Hmmph..!” dengan mulut tersumbat Della berteriak.
Kemudian dia menarik dan meletakkan tubuh Della mengembalikan ke posisi semula. Dengan pisau dapur milik kedua mahasiswi itu dia merobek-robek baju kaos lengan panjang yang dikenakan oleh Della. Nafas Della tersentak ketika dengan cepat Joni dengan pisaunya melucuti BH dan celana panjang bahan yang dikenakannya.
Sekarang Della hanya memakai celana dalamnya yang berwarna putih serta sepasang kaos kaki putih setinggi lutut yang selalu dikenakannya. Payudaranya yang penuh bulat terbuka, tubuhnya putih mulus masih dalam posisi terikat di tempat duduknya.
“Hmph.., hmph..!” Della meronta sambil memandang Joni dengan putus asa, matanya memerah dan air matanya mengalir deras membasahi pipinya, wajahnya pucat pasi.
Karena dia menyadari yang akan terjadi pada dirinya, yaitu sebagai pemuas nafsu bejat.
“Diem brengsek..!” kata Joni, “PLAK..!” sekali lagi tamparan kuat mendarat di pipi Della, membuat kepala Della tersentak.
Kemudian ia membuka ikatan Della dan membantingnya ke tempat tidur dalam posisi telungkup, dan setelah itu dia merentangkan kedua tangan Della serta melebarkan kedua kaki Della hingga posisi Della kini seperti orang merangkak. Della hanya dapat pasrah mengikuti kemauan Joni.
Tepat di hadapannya terdapat kaca rias, setinggi tubuh manusia. Kaca itu biasanya digunakan Della dan Renni untuk berdandan sebelum pergi kuliah.
Leim lalu merobek celana dalam Della dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Sekarang Della dapat melihat dirinya melalui cermin di depannya telanjang bulat, dan di belakang dilihatnya Joni sedang mengagumi dirinya.
“Gila bener! Gue suka pantat lo. Lo bener-bener oke!” Joni menampar pantat sekal Della yang sebelah kiri yang membuat Della menjerit kaget.
Lalu tanpa menunggu lagi, Joni yang mulai dirasuki nafsu sex memperlihatkan penisnya yang sudah keras. Joni hanya membiarkan topi yang masih tetap membungkus kepala Della dan sepasang kaos kaki putih yang masih dikenakan Della, mungkin ini dapat membuat nafsu Joni semakin menjadi.
Karena memang dengan mengenakan topi, wajah Della jadi nampak cantik dan lucu seperti komentar kebanyakan teman-temannya.
Kemudian Joni menyelipkan penisnya di antara kedua kaki Della lewat belakang. “Ooh.., ampun Pak Joni. Ampunn.., jangann.. jangan! Ampun, jangan..!” Della mulai menangis dan rasa tegang menyeliputi hatinya.
Sambil menoleh ke belakang dan memandang Joni, Della mencoba untuk meminta belas kasihan. Terlihat air mata meleleh dari matanya. Namun Joni terus mengancam dengan pisau dapur yang masih digenggamnya.
Joni tidak perduli Della memohon-mohon. Kepala penisnya kemudian menyusuri belahan pantat Della, terus menuju ke bawah, kemudian maju mendekati bibir vaginanya. Setelah tangan si Joni memegang pinggul Della, dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.
“Arrgghh.., ahh.., Ampun..!” Della menjerit-jerit ketika penis Joni mulai membuka bibir vaginanya dan mulai memasuki lubang kemaluannya.
Kaki Della mengejang menahan sakit ketika penis Joni terus menembus masuk tanpa ampun menusuk-nusuk selaput daranya.
Bibir tebalnya menganga membentuk huruf O dan mengeluarkan rintihan-rintihan, “Oohh.., oouugghh.., aa.. ampuun Bangg..! Aakkhh..!”
Badannya pun tersodok-sodok. Joni terus bergerak memompa maju mundur memperkosa Della. Ketika kepala Della terjatuh lunglai kesakitan, dia menarik kepala Della sehingga kepalanya kembali terangkat dan Della kembali dapat melihat dirinya disetubuhi oleh Joni melalui cermin di depannya.
Kadang-kadang Joni menampar pantat Della berulang kali, juga dilihatnya payudara Della yang tersentak-sentak setiap kali Joni menyodok penisnya ke dalam vagina Della dan dia hanya dapat pasrah mengerang-ngerang dan merintih.
Tiba-tiba Joni mengeluarkan penisnya dari vaginanya. Della langsung meronta dan berlari menuju pintu, berharap seseorang akan melihatnya minta tolong, biarpun dirinya telanjang bulat.
Tapi tiba-tiba Cikal yang ternyata sudah pulih terlebih dahulu menyambar pinggangnya sebelum Della sampai ke pintu depan.
“Ahh, tolong! Tolompphh..,” teriakan Della dibungkam oleh tangan Cikal, sementara itu Joni mendekat dan memukul Della dengan keras.
Della pun jatuh terjelembab ke lantai.
“Dasar Bandel ya..!” ujar Joni.
Kemudian Joni mengikat tangan Della menjadi satu ke depan. Setelah itu, Della didorong hingga terjatuh di atas lutut dan sikunya. Sekarang Joni memasukkan penisnya ke mulut Della.
“Mmpphh..!” Della mencoba berteriak dengan penis yang sudah masuk di dalam mulutnya.
Sementara itu Joni dengan tenang terus menggerakkan penisnya di mulut Della. Kedua tangan Joni memegang kepala Della dengan kencangnya menggerak-gerakkan maju dan mundur. Mata Della tertutup dan wajahnya memerah, air matanya masih meleleh turun di pipinya, baru pertama kali dalam seumur hidupnya dia diperlakukan seperti ini.
Setelah beberapa lama mengocok kemaluannya di rongga mulut Della, terlihat tanda-tanda Joni akan mencapai klimaksnya, gerakan memaju-mundurkan kepala Della semakin cepat.
Dan, “Akkh.. Croot.., croot..!” Joni berejakulasi di mulut Della, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari mulut Della.
Della hanya dapat mendengus-dengus dan dengan terpaksa menelan semua sperma yang dimuntahkan Joni tadi, sementara pegangan tangan Joni di kepala Della semakin kencang, sehingga sulit bagi Della untuk menarik kepalanya.
Setelah semprotan sperma yang terakhir, barulah Joni mencabut kemaluan dari mulut Della yang kini mulutnya terlihat penuh dengan lendir memenuhi rongga mulutnya hingga ke bibirnya. Dengan napas puas Joni mencapakkan kepala Della hingga telentang di kasur.
“Siap, siap Sayang. Gue musti ngerasain pantat lo yang putih mulus dan sekal ini..!” tiba-tiba terdengar suara Cikal yang sudah berada di samping Della.
Della memandang Cikal dengan wajah ketakutan. Dia tahu bagaimana Cikal memperlakukan Renni hingga pingsan. Kemudian Cikal menoleh ke Joni yang duduk di belakangnya untuk istirahat setelah klimaks tadi.
“Ja.. jangan, jangann.. Bang Cikal.. saya nggak mau diperkosa di situ Bang..! Ampun Bang. Rasanya ssakit.., kasihani saya Bang..!” ujar Della memelas kepada Cikal.
“He Anjing. Gue tetep nggak perduli lo mau apa nggak..!”
Cikal menarik tubuh Della hingga dia terjatuh di atas sikunya lagi ke lantai, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Kemudian dia menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anusnya.
cerita bokep hot Setelah itu dia membuka belahan pantat Della lebar-lebar.
“Ampun, jangan..! Sakit..! Ampun Bang Cikal. Ampun..! Aakkhh..!”
Cikal mulai mendorong masuk, sementara Della mejerit-jerit minta ampun. Della meronta-ronta tidak berdaya, matanya terbelalak, hanya semakin menambah gairah Cikal untuk terus mendorong masuk penisnya. Della terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis Cikal masuk ke anusnya.
“Ampun..! Sakit sekali! Ampun! Ooughh.. iihh..!” jerit Della, ketika Cikal mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya.
“Buset! Pantat lo emang sempit banget! Lo emang cocok buat beginian!” kata Cikal sambil mengusap-usap buah pantat Della.
Sementara itu darah segar terlihat mulai mengalir menetes-netes membasahi paha dan kasur.
“Bener-bener pantat kualitas nomer satu!” omel Cikal sambil terus memompa kemaluannya.
Tangisan Della makin keras, “Sakit! Sakit sekali! Ampun, sakit! Sakit Pak, ampun..!”
Sementara itu badannya mengejang-ngejang menggelepar-gelepar menahan rasa sakit yang teramat sangat, tubuhnya semakin basah oleh keringatnya.
“Gila, gue bener-bener seneng sama pantat lo!” ujar Cikal sambil terus menyodomi Della.
Hingga akhirnya tubuh Cikal mengejan keras, kepalanya menengadah ke atas, cengkraman tangan di pinggang Della pun semakin keras dan urat-uratnya pun kini terlihat pertanda sebentar lagi dia akan mencapi klimaksnya.
Cikal berejakulasi di lubang pantat Della yang semakin kepayahan dan tubuhnya melemah. Cikal pun dengan menghela napas lega kembali menjatuhkan tubuhnya ke samping tubuh Della yang juga terjatuh telungkup badannya lemas dan menahan rasa sakit yang tidak terhingga di lubang duburnya yang kini mengalami pendarahan.
Suara yang terdengar dalam kamar kost itu hanya tangisan Della, tangisan yang benar-benar menyayat hati, yang membuat Joni kembali bangkit nafsunya. Joni berjongkok membalikkan tubuh Della yang tadinya telungkup menjadi telentang. Kemudian menarik kaki Della, lalu membukanya dan menekuk hingga kedua pahanya menyentuh buah dadanya.
Kini posisi Della telah siap untuk disetubuhi, Joni meraih penisnya yang telah kembali tegang dan memeganginya, memandang ke arah Della yang memalingkan wajahnya dari Joni, matanya terpejam erat-erat wajahnya yang masih mengenakan topi nampak cantik walau penuh dengan keringat dan air mata.
Joni mengarahkan penisnya ke vagina Della, cairan yang keluar dari penisnya membasahi vaginanya, membantu membuka bibir vagina Della. Della mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya menggeretak, Joni nampak menikmati jeritan Della ketika dia menghunjamkan penisnya ke vaginanya yang telah basah oleh darah dan cairan vaginanya.
“Aahhgghh..!” Joni mulai memperkosa Della.
Kaki Della terangkat karena kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Tubuhnya mengejang berusaha melawan ketika Joni mulai bergerak dengan keras di vagina Della. Joni menarik penisnya sampai tinggal kepalanya di vagina Della sebelum didorong lagi masuk ke dalam rahimnya. Joni semakin bersemangat mompakan batang kemaluannya di dalam rahim Della.
Nafsu telah membakar dirinya sehingga gerakannya pun semakin keras, sehingga semakin cepat tubuh Della pun lemas tergoncang-goncang dan tersodok-sodok. Dan suatu ketika dengan kasarnya dicampakkannya topi yang menutupi kepala Della oleh Joni, sehingga tergerailah rambut indah seukuran bahu milik Della.
Kini pada setiap hentakan membuat rambut indah Della tergerai-gerai menambah erotisnya gerakan persetubuhan itu. Sambil terus menggenjot Della, bibir Joni kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang Della yang tidak tertutup topi dan menyedot salah satu sisi leher Della.
Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Della pun hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah dan teratur, “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. oohh..!” sementara tubuhnya telah lemah dan semakin kepayahan.
Akhirya badan Joni pun menegang dan tidak beberapa lama kemudian Joni berejakulasi di rahim Della. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak. Joni nampak menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati wajah Della yang telah kepayahan dan lunglai itu.
Joni mengerang kenikmatan di atas badan Della yang sudah lemah yang sementara rahimnya menerima semburan sperma yang cukup banyak.
“Aauughh.. oh..!” Della pun akhirnya tersentak tidak sadarkan diri dan jatuh pingsan menyusul Renni temannya yang terlebih dulu pingsan.
Badan Joni menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhi dan memperkosa serta merengut keperawanan Della gadis mahasisiwi cantik yang ditaksirnya itu.
Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh lunglai Della yang tergelatak di bawahnya. Joni pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, akhirnya terjatuh lemas lunglai tertidur dan memeluk tubuh Della yang tergolek lemah.
Begitulah malam itu Cikal dan Joni telah berhasil merenggut kegadisan dua orang gadis cantik yang ditaksirnya. Waktu pun berlalu, fajar pun hampir menyingsing, kedua tubuh gadis itu masih tidak bergerak. Bekas keringat, cairan sperma kering dan darah mulai kering nampak menghiasi tubuh telanjang tidak berdaya kedua gadis cantik itu.
Pagi itu saat Cikal dan Joni sudah rapih mengenakan pakaian mereka, tiba-tiba Henry sang pemilik kost mendatangi kamar kedua gadis itu. Saat itu dia bersama Acong teman Henry yang juga teman Cikal dan Joni.
“Hei.., kalian disini rupanya.” ujar Henry.
Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat ke dalam kamar kost dan melihat tubuh kedua gadis telanjang itu tergeletak tidak bergerak.
“Wah elo-elo abis pesta disini ya..?” tanya Henry.
Tanpa menjawab, Joni dan Cikal dengan tersenyum hanya berlalu meninggalkan Henry dan Acong yang terbengong-bengong.
Saat Joni dan Cikal berjalan meninggalkan kamar kost, mereka sempat melirik ke belakang. Rupanya Henry dan Acong sudah tidak terlihat lagi dan kamar kedua gadis itu kembali rapat terkunci. Kini rupanya giliran Henry dan Acong yang berpesta menikmati tubuh kedua gadis malang itu.
Memang rupa-rupanya Henry juga memendam cinta kepada gadis-gadis itu dan kali ini dia dibantu oleh Acong dapat leluasa menikmati tubuh gadis-gadis itu. Kembali tubuh Renni dan Della yang sudah tidak sadarkan diri menjadi bulan-bulanan. Henry dan Acong pun leluasa berejakulasi di mulut dan rahim gadis-gadis itu sepuas-puasnya