Thursday, November 21, 2024

Istri Seorang Pejabat

News Online Itil

Cerita Sex Istri Seorang Pejabat – Telah sebulan lamanya Evan, seorang pemuda tampan rupawan, berkenalan dengan wanita paruh baya berumur empat puluh lima tahun bernama Bu Sherly, istri seorang pejabat teras pemerintah pusat di Jakarta. Berawal saat mereka bertemu di sebuah department store di kawasan Senen dekat tempat Evan bekerja.

Ketika itu Evan dengan tidak sengaja menolong Bu Sherly waktu wanita itu mencari sesuatu yang terjatuh dari tas tangan yang dibawanya. Dari pertemuan itulah kemudian keduanya memulai hubungan teman yang kini berkembang menjadi lebih erat, perselingkuhan!

Pemuda lajang yang berwajah tampan itu telah membuat Bu Sherly jatuh hati hingga tak dihiraukannya lagi status dirinya sebagai istri seorang pejabat. Ditambah dengan kebiasaan buruk dan kondisi keluarganya yang memang penuh pertengkaran akibat suami yang doyan menyeleweng.

Seperti layaknya kebiasaan para pejabat pemerintah yang tak pernah lepas dari perihal korupsi, kolusi, nepotisme dan perilaku seks yang selama ini selalu diarahkan pada generasi muda sebagai kambing hitam.

Cerita Sex Istri Seorang Pejabat
Cerita Sex Istri Seorang Pejabat

Cerita Seks Pertemuan pertama yang begitu mengesankan bagi kedua orang itu telah membawa mereka mengarungi petualangan demi petualangan cinta yang dari hari ke hari semakin membuat mereka mabuk asmara. Kencan-kencan rahasia yang selalu mereka lakukan di saat suami Bu Sherly melakukan tugas ke luar negeri telah menjadi sebuah jadwal rutin bagi keduanya untuk semakin mendekatkan diri.

Nafsu seksual Bu Sherly yang meledak-ledak dan terpendam, menemukan tempat yang begitu ia impikan semenjak bertemu pemuda itu. Sebagai pemuda lajang yang juga masih memiliki keinginan libido seksual yang tinggi, Evanpun tak kalah menikmatinya.

Bu Sherly seperti memberi semua yang pemuda itu dambakan. Kepuasan seksual yang ia peroleh dari hubungannya dengan istri pejabat itu benar-benar telah membuat hidupnya bahagia. Dendam pribadinya sebagai anak muda yang merasa sangat tertipu oleh para pejabat negara seperti terlampiaskan dengan melakukan perselingkuhan itu.

Ditambah lagi dengan pesona tubuh Bu Sherly yang sangat ia sukai. Sesuai dengan seleranya yang suka pada tubuh montok ibu-ibu dengan postur tubuh bahenol dan payudara besar seperti yang dimiliki wanita itu benar-benar pas seperti seleranya.

Postur tubuh Bu Sherly yang bongsor dengan pantat, pinggul dan buah dada yang besar memang telah membuat Evan menjadi gila seks hingga dalam setiap hubungan badan yang mereka lakukan keduanya selalu menemukan kepuasan seks yang hebat.

Apalagi dengan bentuk kemaluan yang besar dan sangat panjang dari Evan semakin membuat Bu Sherly tak pernah puas dan selalu haus dengan hubungan seksual mereka. Kemaluan Evan yang besar dan panjang serta kemampuannya menaklukkan nafsu kewanitaan Bu Sherly hingga wanita itu harus bangkit lagi untuk mengimbangi permainan Evan telah melahirkan gairah yang selalu membara pada diri wanita itu.

Tak bosan-bosannya mereka melakukan persetubuhan dimana mereka merasa aman dan nyaman. Hari-hari kedua insan yang mabuk kepuasan seks itupun berjalan lancar dan penuh kenikmatan.

Bulan November tahun 1996, Evan meminta cuti selama satu minggu. Pemuda tampan itu telah sebulan sebelumnya merencanakan untuk menghabiskan liburan di sebuah pulau kecil lepas pantai Bali. Perusahaan tempat ia bekerja memberinya tiket gratis untuknya.

Sementara di lain tempat, suami Bu Sherly mendapat tugas ke luar negeri untuk jangka waktu yang cukup panjang. Hingga saat Evan mengatakan rencananya pada wanita itu Bu Sherly langsung menyambutnya dengan penuh suka cita.

Dengan gemas ia membayangkan apa yang akan mereka lakukan di pulau kecil itu. Dengan kemewahan hotel berbintang lima yang eksklusif, tak tertahankan rasanya untuk segera melakukan hal itu. Benaknya kian dipenuhi bayangan kebebasan seks yang akan ia tumpahkan bersama Evan.

Tiba saatnya mereka berangkat ke Bali, keduanya bertemu di airport dan langsung berpelukan mesra sepanjang perjalanan. Tak terasa penerbangan satu jam lebih itu telah membawa mereka sampai di tujuan.

Bagaikan sepasang pengantin baru keduanya begitu mesra hingga feri yang membawa mereka menuju pulau Nusa Lembongan itu telah merapat di sebuah dermaga kecil tepat di depan hotel tempat mereka menginap. Keduanya langsung menuju lobby dan melakukan prosedur check in.

Tergesa-gesa mereka masuk ke sebuah bangunan villa yang telah dipesan Bu Sherly dan langsung menghempaskan tubuh mereka di tempat tidur. Dengan nafas yang terdengar turun naik itu keduanya langsung bergumul dan saling mengecup.

Bibir mereka saling memagut disertai rabaan telapak tangan ke arah bagian-bagian vital tubuh mereka. Saat tangan Bu Sherly meraba punggung Evan, pemuda itu dengan perlahan melepaskan kancing gaun terusan yang dikenakan Bu Sherly hingga gaun itu terlepas dari tubuhnya.

Kini tampak tubuh putih mulus dan bahenol itu terbuka. Dadanya yang membusung ke depan dengan buah payudara yang besar masih dilapisi BH putih berenda itu terlihat semakin menantang dan membuat nafsu Evan semakin tak tertahan. Disingkapnya BH itu kebawah hingga buah dada Bu Sherly tersembul dihadapannya. Bibir Evan langsung menyambut dengan kecupan.

“aahh…, hhmm”, desah Bu Sherly, kecupan Evan membuatnya merasakan kenikmatan khas dari mulut pemuda itu saat Evan mulai menyedot putingnya.

Perempuan itu terus mendesah sambil berusaha melepaskan celana yang dikenakan Evan, setelah berhasil melepaskan celana panjang itu tangan Bu Sherly langsung meraih batang penis Evan yang telah tegang mengeras. Dirabanya lembut sambil mengusap-usap kepala penis yang begitu disukainya itu.

“ooohh…, Bu…, ooohh”, kini desahan Evan terdengar menimpali desahan Bu Sherly, kecupan pemuda itupun kini menuju ke arah bawah dada Bu Sherly yang terus-menerus mendesah menahan nikmatnya permainan lidah Evan yang terasa menari di permukaan kulitnya.

Perlahan pemuda itu menuju ke daerah bawah pusar Bu Sherly yang ditumbuhi bulu-bulu halus dari sekitar daerah kemaluannya. Dengan pasrah Bu Sherly mengangkang membuka pahanya lebar untuk memberi jalan pada Evan yang semakin asik itu.

Jari tangan pemuda itu kini menyibak belahan kemaluan Bu Sherly yang menantang, dan dengan penuh nafsu ia mulai menjilati bagian dalam dinding vagina wanita paruh baya itu. Evan tampak begitu buas menyedot-nyedot clitoris diantara belahan vagina itu sehingga Bu Sherly semakin tampak terengah-engah merasakannya.

“uuuhh…, uuuhh…, uuuhh…, ooohh…, ooohh…, teruuusss sedooot sayaang…, ooohh pintaar kamu Evan…, ooohh”, kini terdengar Bu Sherly setengah berteriak.

Itil V3

Evan semakin terlihat bersemangat mendengar teriakan nyaring Bu Sherly yang begitu menggairahkan. Seluruh bagian dalam dinding vagina yang berwarna kemerahan itu dijilatnya habis sambil sesekali tangannya bergerak meraih susu Bu Sherly yang montok itu, dengan gemas ia meremas-remasnya.

Kenikmatan itupun semakin membuat Bu Sherly menjadi liar dan semakin tampak tak dapat menguasai diri. Wanita itu kini membalik arah tubuhnya menjadi berlawanan dengan Evan, hingga terjadilah adegan yang lebih seru lagi.

Kedua insan itu kini saling meraih kemaluan lawannya, Evan menjilati liang vagina Bu Sherly sementara itu Bu Sherly menyedot buah penis pemuda itu keluar masuk mulutnya. Ukuran penis yang besar dan panjang itu membuat mulutnya penuh sesak.

Ia begitu menyenangi bentuknya yang besar, penis yang selalu membuatnya haus. Buah penis itulah yang selama ini dapat memuaskan nafsu birahinya yang selalu membara. Dibanding milik suaminya tentulah ukuran penis Evan jauh lebih besar, penis suaminya tak lebih dari satu perlima ukuran penis pemuda itu.

Ditambah lagi dengan kemampuan Evan yang sanggup bertahan berjam-jam sedang suaminya paling hanya dapat membuat wanita itu ngos-ngosan. Sungguh suatu kepuasan yang belum pernah ia rasakan dari siapapun seumur hidupnya selain dari Evan.

Belasan menit sudah mereka saling mempermainkan kemaluan masing-masing membuat keduanya merasa semakin ingin melanjutkan indehoy itu ketahap yang lebih hebat. Bu Sherly bahkan tak sadar bahwa ia belum melepas sepatu putih yang dikenakannya dalam perjalanan.

Nafsu mereka yang telah tak tertahankan itu membuat keduanya seperti tak peduli akan hal-hal lain. Bu Sherly kini langsung menunggangi Evan dengan arah membelakangi pemuda itu.

Digenggamnya sejenak penis Evan yang sudah tegang dan siap bermain dalam vaginanya itu, lalu dengan penuh perasaan wanita itu menempelkannya di permukaan liang vaginanya yang telah basah dan licin, dan “Sreeeppp bleeesss”, penis Evan menerobos masuk diiringi desahan keras dari mulut mereka yang merasakan nikmatnya awal senggama itu.

“ooo…, hh…”, teriak Bu Sherly histeris seketika merasakan penis itu menerobos masuk ke liang vaginanya yang seakan terasa sangat sempit oleh ukuran penis pemuda itu.

“aahh…, Buu…, enaakkk”, Balas Evan sambil mulai mengiringi goyangan pinggul Bu Sherly yang mulai turun naik di atas pinggangnya. Matanya hanya menatap tubuh wanita itu dari belakang punggungnya. Tangan Evan meraih pinggang Bu Sherly sambil membelainya seiring tubuh wanita itu yang bergerak liar di atas pinggang Evan.

“Ohh Evan…, ooohh sayang…, enaaknya yah sayang ooohh…, ibu suka kamu sayang ooohh…, enaknya And…, penis kamu enaakkk”, desah Bu Sherly sambil terus bergoyang menikmati penis Evan yang terasa semakin lezat saja. Evanpun tak kalah senang menikmati goyangan wanita itu, mulutnya juga terdengar mendesah nikmat.

“aauuu…, ooohh vagina ibu juga nikmat, oooh lezatnya oohh bu, ooohh goyang terus bu..”.

“Sini tanganmu sayang remas susu ibu..”, tangan Bu Sherly menarik tangan Evan menuju buah dadanya yang menggantung dan bergoyang mengikuti irama permainan mereka. Evan meraihnya dan langsung meremas-remas, sesekali puting susu itu dipilinnya. Bu Sherly semakin histeris”,aauuu…, ooohh enaak, remeeess teruuus susu ibu Evan…, ooohh…, nikmat…, ooohh Evan”.

“Ohh Bu Sherly…, ooohh Bu enaknya goyang ibu ooohh terus goyang ooohh sampai pangkal bu ooohh…, tekan lagi ooohh angkat lagi ooohh…, mmhh ooohh vaginanya enaakkk bu ooohh”, teriak Evan mengiringinya, kamar villa yang luas itu kini penuh oleh teriakan nyaring dan desahan bernafsu dari kedua insan yang sedang meraih kepuasan seks secara maksimal itu.

Bu Sherly benar-benar seperti kuda betina liar yang baru lepas dari kandangnya. Gerakannya diatas tubuh Evan semakin liar dan cepat, menunjukkan tanda-tanda mengalami klimaks permainannya. Sementara itu Evan hanya tampak biasa saja, pemuda itu masih asik menikmani goyangan liar Bu Sherly sambil meremasi payudara wanita itu bergiliran satu per satu.

Lima belas menit saja adagan itu berlangsung kini terlihat Bu Sherly sudah tak dapat lagi menahan puncak kenikmatan hubungan seksual itu. Lalu dengan histeris wanita itu berteriak keras dan panjang mengakhiri permainannya.

“ooouuu…, ooo…, aa…, iiihh…, ibu keluaarrr…, ooo…, nggak tahaann laagiii enaaknyaa Evan…, ooohh”, teriaknya panjang setelah menghempaskan pantatnya ke arah pinggang Evan yang membuat kepala penis pemuda itu terasa membentur dasar liang rahimnya, cairan kental yang sejak tadi ditahannya kini muncrat dari dalam rahim wanita itu dan memenuhi rongga vaginanya.

Sesaat Evan merasakan vagina Bu Sherly menjepit nikmat lalu ia merasakan penisnya tersembur cairan kental dalam liang kemaluan wanita itu, vagina itu terasa berdenyut keras seiring tubuh Bu Sherly yang mengejang sesaat lalu berbah lemas tak berdaya.

“ooohh An, ibu nggak kuat lagi…, Istirahat dulu ya sayang?”, pintanya pada Evan sambil melepaskan gigitan vaginanya pada penis pemuda itu.

“Baiklah Bu”, sahut Evan pendek, ia mencoba menahan birahinya yang masih membara itu sambil memeluk tubuh Bu Sherly dengan mesra.

Penis pemuda itu masih tampak berdiri tegang dan keras. Dengan mesra dicumbunya kembali Bu Sherly yang kini terkapar lemas itu. Evan kembali meraba belahan kemaluan Bu Sherly yang masih basah oleh cairan kelaminnya, jarinya bermain mengutil titik kenikmatan di daerah vagina wanita itu.

Bibirnyapun tak tinggal diam, ia kembali melanjutkan jilatannya pada sekitar puting susu Bu Sherly. Sesekali diremasnya buah dada berukuran besar yang begitu disenanginya itu. Kemudian beberapa saat berlalu, Bu Sherly menyuruhnya berjongkok tepat di atas belahan buah dada itu, lalu wanita itu meraih sebuah bantal untuk mengganjal kepalanya.

Ia meraih batang penis Evan yang masih tegang dan mulai mengulumnya, tangan wanita itu kemudian meraih payudaranya sendiri dan membuat penis Evan terjepit diantaranya. Hal itu rupanya cukup nikmat bagi Evan sehingga ia kini mendongak menahan rasa lembut yang menjepit buah penisnya.

Sementara itu tangan pemuda itu terus bermain di permukaan vagina Bu Sherly, sesekali ia memasukkan jarinya ke dalam liang kemaluan itu dan mempermainkan clitorisnya sampai kemudian beberapa saat lamanya tampak Bu Sherly mulai bangkit kembali.

“Hmm…, Evan, kamu memang pintar sayang, kamu buat ibu puas dan nyerah, sekarang kamu buat ibu kepingin lagi, aduuuh benar-benar hebat kamu An”, puji Bu Sherly pada Evan.

“Saya rasa suasana ini yang membuat saya jadi begini Bu, saya begitu menikmatinya sekarang, nggak ada rasa takut, kuatir ketahuan suami ibu atau waswas. Ibu juga kelihatan semakin menggairahkan akhir-akhir ini, saya semakin suka sama badan ibu yang semakin montok”

“Ah kamu bisa aja, An. Masa sih ibu montok, yang bener aja kamu”.

“Bener lho, Bu. Saya begitu senang sama ibu belakangan ini, rasanya kenikmatan yang ibu berikan semakin hari semakin hebat saja”.

“Mungkin ibu yang semakin bersemangat kalau lagi main sama kamu, gairah ibu seperti meledak-ledak kalau udah main sama kamu. Tapi, ayo dong kita mulai lagi, ibu jadi mau main lagi nih kamu bikin. iiih hebatnya kamu sayang”, kata Bu Sherly sambil mengajak Evan kembali membuka permainan mereka yang kedua kali.

Masih di atas tempat tidur itu, kini Evan mengambil posisi di atas Bu Sherly yang berbaring menghadapnya. Tubuhnya siap menindih tubuh Bu Sherly yang bahenol itu. Perlahan tapi pasti Evan masuk dan mulai bergoyang penuh kemesraan.

Di raihnya tubuh wanita itu sambil menggoyang penuh perasaan. Sepasang kemaluan itu kembali saling membagi kenikmatannya. Suara desahan khas mulai terdengar lagi dari mulut mereka, diiringi kata-kata rayuan penuh nikmat dan gairah cinta.

Kini Evan semakin garang meniduri wanita itu. Gerakannnya tetap santai namun genjotan pinggulnya pada tubuh Bu Sherly tampak lebih bertenaga. Hempasan tubuh Evan yang kini turun naik di atas tubuh Bu Sherly sampai menimbulkan suara decakan pada permukaan kemaluan mereka yang beradu itu.

Bibir mereka saling pagut, kecupan disertai sedotan di leher keduanya semakin membuat suasana itu menjadi tegang dan menggairahkan. Teriakan-teriakan nyaring keluar dari mulut Bu Sherly setiap kali Evan menekan pantatnya ke arah pinggul wanita itu.

Beberapa saat lamanya mereka lalu berganti gaya. Bu Sherly menempatkan dirinya di atas tubuh Evan, dibiarkannya Evan menikmati kedua buah dadanya yang menggantung. Dengan leluasa kini pemuda itu menyedot puting susu itu secara bergiliran.

Tak puas-puasnya Evan menikmati bentuknya yang besar itu, ia begitu tampak bersemangat sambil sebelah tangannya meraba punggung Bu Sherly. Buah dada besar dan lembut nan mulus itupun menjadi kemerahan akibat sedotan mulut Evan yang bertubi-tubi di sekitar putingnya.

Bersambung…

1 2
Itil Service

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *