Waktu aku menyertai KKN para mahasiswa dan mahasiswi di sebuah desa di daerah luar kota. Di desa itu, aku tinggal satu rumah dengan kelompokku yang terdiri dari beberapa cowok dan 4 orang cewek. Dari 4 orang cewek itu salah satunya adalah cewek semester 8 yang aku tahu cewek ini adalah akhwat aktivis sebuah Partai.
Nah seminggu sebelum kita mengakhiri KKN, kamar mandi buat cewek rusak akhirnya kita semua gantian makai satu kamar mandi yang biasanya dipakai cowok. Cewek mandi lebih dulu baru cowoknya. Dari 4 cewek itu biasanya yang paling terakhir mandi adalah Rifqoh. Cewek akhwat aktivis ini biasanya hampir maghrib baru mandi, sementara dari cowoknya aku yang paling pertama mandi sementara yang lain ngalah setelah maghrib.
Entah gimana awalnya aku nggak ingat, ketika aku lihat Rifqoh masuk ke kamar mandi tiba-tiba timbul niat isengku untuk ngintip cewek akhwat aktivis ini mandi. Aku masih ingat waktu itu Rifqoh masuk ke kamar mandi pakai jubah panjang biru kembang, pakai jilbab gede warna putih, pakai kaus kaki juga sambil bawa handuk dan gayung berisi alat-alat mandi.
Lewat lubang kecil di kamar mandi, aku liat Rifqoh melepas semua kain yang melekat di badannya. Mulai dari kaus kakinya, lalu jilbab putihnya yang lebar, lalu jubah panjangnya terus BH dan celana dalam krem yang dipakainya. Waktu itu aku hanya ternganga melihat tubuh bugil akwat aktivis yang biasanya aku lihat dalam keadaan tertutup rapat kecuali wajahnya dan tangannya aja.
Waktu itu, baru pertama kalinya aku liat cewek bugil tanpa busana selembar benangpun secara live selain di internet atau VCD. Aku memang punya istri, tapi aku gak nyangka kalau dalam keadaan telanjang bulat Rifqoh begitu mulus tanpa cacat. Aku nyaris nggak percaya waktu pertama kali liat Rifqoh bugil bulat seperti itu. Rifqoh ternyata mempunyai kulit yang putih mulus.
Rambut Rifqoh panjang ikal hitam, wajahnya manis, susunya tampak penuh mungkin ukurannya 34C dengan puting yang kecoklatan, perutnya rata dengan pinggul yang besar, memeknya montok dan tampak menonjol di antara kedua pahanya namun bulunya abis dicukur bersih hingga kayak memek bayi, pahanya bulet padet dengan betis yang mbunting padi, pantatnya juga montok dan besar.
Aku yang semula nggak nyangka bakal liat Rifqoh bugil gini, akhirnya horny juga. Nggak nyangka bisa liat body sintal cewek alim aktivis Partai kayak Rifqoh ini. Tapi yang bikin aku sangat kaget, ketika Rifqoh baru beberapa kali mengguyur badannya dengan air, tiba-tiba akhwat aktivis ini menggosok-gosok memeknya dengan tangannya.
Mungkin sekitar 5 menit baru aku liat Rifqoh seperti menjerit tertahan dengan nafas yang terengah, mungkin dia sudah klimaks. Setelah tampak lemas beberapa saat cewek aktivcis ini meneruskan mandinya.
Waktu itu aku juga ikut ngocok liat Rifqoh masturbasi sampai muncrat mani. Sejak saat itu, aku jadi ketagihan mengintip Rifqoh mandi. Sayang sisa KKN cuman seminggu habis itu kita harus balik ke Bandung lagi. Tapi dalam seminggu itu, tiap sore aku ngintip Rifqoh mandi sore dan dari 7 kali ngintip, 4 kalinya aku liat Rifqoh masturbasi di kamar mandi.
Uhhhh bikin horny jadinya neh. Saat dia masturbasi sewaktu mandi ke 4 kalinya keadaan sepi sebab para mahasiwa dan mahasiswi sedang ada urusan ke kota sejak siang tadi. Maka sore itu aku bertekat untuk memperkosa akhwat berjilbab lebar alim yang masih perawan ini. Aku seperti biasa kembali mengintip Rifqoh mandi.
Rifqoh kembali menjalankan aksinya, ketika tubuhnya mulai menggelinjang dengan desahan yang keluar dari mulutnya aku memotret Rifqoh yang sedang telanjang bulat itu. Sesudah orgasme Rifqoh kembali mengenakan jubah panjangnya yang biru dan jilbab lebarnya yang berwarna putih tapi dia nggak pakai lagi BH dan celana dalam.
Aku memegang tangan Rifqoh yang alim ini. Dia coba lepaskan pegangan tanganku tapi aku memegang dengan kuat hingga Rifqoh nggak bisa lepas tangannya. “Sedang ngapain tadi di dalam? Rifqoh terangsang ya?” tanyaku dengan senyum dan setengah mengancam.
Rifqoh menggeleng sambil tersenyum di balik jilbabnya. Mata wanita alim berjilbab lebar ini sempat memperhatikan situasi di luar kamar mandi sesaat dan dia tidak melihat seorang pun di situ. “Tapi aku punya fotonya mbak Rifqoh…” lanjutku sambil memandang sekujur tubuh Rfqoh yang berbalut jubah panjang itu. Lalu kutunjukkan foto Rifqoh dalam keadaan bugil bulat dalam kamera HP ku.
Jubah warna biru yang dipakai akhwat aktivis ini belakangnya namun aku punya senjata untuk menaklukkan akhwat cantik ini, selain foto itu bisa kupakai sebagai ancaman aku juga pengalaman bagaimana mengentot wanita, apalagi kalau yang mudah horny kayak Rifqoh ini.
Ya kalo nggak papa.. terserah saja gimana kalau fotomu ini aku sebar di internet sayang?” tanyaku dengan setengah mengancam akhwat cantik yang alim ini. Rifqoh terlihat serba salah dengan ancamanku. Sementara jantungku berdegup kencang melihat pantat montok wanita berjilbab ini terlihat semakin membukit menggiurkan karena jubah bagian bawahnya tadi basah tersiram air di dalam kamar mandi. “Ouhh… gila pantatnya memang merangsang..” desisku dengan mata lekat memandang Rifqoh terutama bagian pantatnya.
Pantat Rifqoh yang besar dan montok memang terlihat jelas ketika dia memakai jubah yang masih basah seperti saat ini. Jubah warna biru yang dipakai akhwat alim yang cantik ini yang basah pada bagian pantat tersebut membuat pantat bahenol aktivis Patrai semakin jelas terlihat lebih- lebih tanpa celana dalam. Tak lama kemudian penisku ini mulai menggeliat melihat pantat montok wanita berjilbab yang merangsang ini. Rifqoh tidak menyadari bahwa dirinya telah membuat diriku yang kini sedang memegang tangannya di dekat pintu kamar mandi terangsang.
Aku makin bernafsu dan berulang kali menelan ludah menahan libido birahi melihat dan memegang tangan Rifqoh yang memiliki pantat besar dan montok, walaupun pantat wanita berjilbab lebar ini masih tertutup jubah panjang. Dalam jarak yang sangat dekat itu, mata ku nyaris tak berkedip melihat kemontokan pantat Rifqoh yang terpampang di depan mata.
Bentuk sepasang betis wanita berjilbab lebar asal Sumedang ini sangat indah namun sayang betis indah ini masih terbungkus kaus kaki yang membungkus hingga mendekati lututnya membuat aku tidak bisa menikmati kemulusan betis wanita berusia 26 tahun ini.
Aku kian bernafsu untuk mengangkat ujung jubah itu kian ke atas dan perlahan kemudian paha putih mulus wanita berjilbab lebar ini mulai terlihat yang membuat libidoku kian menggelegak. Nafasku mulai tersengal menahan birahinya melihat pemandangan indah di depan matanya yang merangsang birahinya. Sepasang paha wanita berjilbab lebar yang terlihat putih mulus dan sangat menggiurkan.
Tanganku terus menyingkap jubah panjang yang dipakai akhwat alim ini kian ke atas. Kain jubah panjang itu kian terangkat kian tinggi hingga beberapa saat kemudian memek wanita berjilbab lebar yang tanpa celana dalam mulai terlihat. Dengan libido yang kian menggelegak, aku mengangkat jubah panjang Rifqoh kian ke atas dan sekejap kemudian ujung jubah yang dikenakan akhwat alim ini tersingkap nyaris ke pinggang wanita ini sehingga seluruh memek dan pantat akhwat berjilbab lebar ini kini terpampang di depan mata keduaku.
Mulutku menyeringai penuh nafsu sementara mataku nyaris tak berkedip memandang pantat Rifqoh yang mulus dan montok dengan keadaan tanpa celana dalam sama sekali. Ketika pantat Rifqoh yang montok dan besar dalam keadaan tertutup jubah panjang, telah membuat para lelaki terangsang dan ingin meremasnya, apalagi saat pantat wanita berjilbab lebar ini terlihat tanpa tertutup oleh celana dalam seperti yang aku lihat sekarang.
Belahan pantat yang menggiurkan itu terlihat sangat jelas dan merangsang birahi bahkan karena posisi Rifqoh yang aku suruh membungkuk sedikit menungging menyebabkan pantat akhwat Partai ini kian terlihat montok membukit dan merangsang birahiku. Bahkan ketika mataku menyusuri belahan pantat tersebut hingga ke arah kemaluan wanita berjilbab lebar ini, aku jelas melihat belahan kemaluan akhwat alim ini.
Gundukan kemaluan Rifqoh tidak terbalut celana dalam terlihat membukit mulus tanpa bulu membuat libidoku ini menggelegak. Bulu-bulu kemaluan Rifqoh ternyata tidak terlihat sebab telah habis dicukur oleh wanita berjilbab lebar asal Sumedang ini. Rifqoh masih belum menunjukkan reaksi perlawanan atas ulahku kepada dirinya karena dia kayaknya masih terangsang dengan masturbasi yang tadi dilakukannya di dalam kamar mandi. Aku memang sudah tak mampu menahan birahiku melihat pemandangan menggiurkan yang terpampang di depan mataku.
Dengan rasa terkejut yang luar biasa, wanita berjilbab lebar ini memandangku. “Ahhhhh….” Rifqoh memekik dengan mata membelalak ketika wanita berjilbab lebar ini menyadari jubah yang dipakainya telah disingkap hingga terlihat memek dan pantatnya dan wanita berjilbab lebar ini melihat aku sedang menyeringai penuh nafsu ketika menyingkap jubahnya.
Wajah Rifqoh yang cantik tertutup jilbab lebarnya dan sepasang matanya yang bulat menyorot diriku dengan penuh kemarahan yang bercampur dengan kekagetan luar biasa. “Mau apa Pak?” bentak Rifqoh dengan nada bergetar menahan kemarahan. Mata wanita berjilbab lebar ini berkilat-kilat penuh kemarahan dan rasa terhina.
Wanita berjilbab lebar ini memang tidak perlu jawaban dariku di kamar penginapan mahasiswa tersebut. Wanita berjilbab lebar ini beruasaha melepaskan diri ketika aku makin memperkuat pelukanku. Sorot mata Rifqoh dari balik jilbabnya yang semula menyiratkan kemarahan dan kebencian mulai berubah menjadi sorot mata ketakutan dan kecemasan.
Rifqoh tidak menduga akan ada seorang dosen seperti diriku yang berani berbuat kurang ajar kepadanya, namun wanita berjilbab lebar ini tidak sempat memikirkan hal itu lebih lama karena aku mendesaknya menuju kasur tempat tidur kamar itu sambil tertawa. Wanita berjilbab lebar ini mencoba berontak melepaskan diri namun akhirnya dia tersudut di kasur tempat tidur. “Jangaaaan.. jangaaaan..” pinta Rifqoh dengan nada gemetar.
Rifqoh terus menjerit-jerit minta dilepaskan. Tubuh wanita berjilbab lebar ini meronta-ronta dengan kuat dalam pelukanku. Namun apalah arti tenaga seorang wanita seperti Rifqoh dibanding tenaga seoarang laki-laki bertubuh kekar seperti diriku.
Walaupun tinggi badanku hanya berbeda 2 cm lebih tinggi dari Rifqoh, namun tubuhku cukup kuat, maka dalam sekejap aku mampu mengatasi perlawanan wanita berjilbab lebar yang telah merangsang birahiku ini. Tubuh Rifqoh hanya mampu mengejang ketika kemudian tanganku kembali meremas-remas pantatnya yang montok dan ketika tangan itu mulai menyingkap jubahnya ke atas hingga terlihat pantatnya yang tanpa terbalut celana dalam, wanita berjilbab ini hanya mampu menangis sambil memohon untuk dilepaskan.
“Ahhhh. Jangaaaan!” Rifqoh terpekik ketika kemudian dengan kasar tanganku kembali meremas-remas memek akhwat alim ini. Tubuh wanita berjilbab lebar ini menggigil menahan rasa malu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Namun aku memang telah dikuasai nafsu birahi. Melihat pantat mulus Rifqoh yang telanjang, mataku melotot dengan mulut yang menyeringai liar penuh nafsu melihat pantat wanita berjilbab ini.
Aku adalah seorang laki-laki yang mempunyai pengalaman dengan wanita sebab aku sudah punya istri, namun baru kali ini aku melihat pantat wanita yang demikian putih mulus dan montok menggiurkan. Aku menyeringai sambil mengelus-elus pantat telanjang Rifqoh yang putih mulus di depanku.
“Jangaaan… ahhhhhh” pekik Rifqoh dengan tubuh menggelinjang ketika wanita alim berjilbab lebar ini merasakan jilatan lidahku mulai menyusuri belahan kemaluannya yang masih rapat itu dengan bulu-bulu kemaluannya yang telah dicukur habis. “Hmm.. Jembutnya dicukur ya… wanita berjilbab memang jembutnya dicukur habis aku suka memekmu sayang…. wangi sih..” ujarku menghentikan jilatanku sebentar.
Bukit kemaluan Rifqoh yang montok. Gundukan kemaluannya putih mulus kemerahan. Rifqoh yang masih tertutup jilbab lebar memerah mendengar komentarku mengenai memeknya, namun akhwat aktivis Partai hanya terdiam. Rifqoh sudah merasa putus asa sehingga ketika aku membalikkan badannya, wanita berjilbab lebar ini hanya bisa pasrah.
Gundukan kemaluan wanita berjilbab lebar ini terlihat membukit di tengah selangkangannya yang tanpa bulu dan memeknya berwarna putih kemerahan. Aku menempelkan wajahku di tengah selangkangan Rifqoh lantas dengan bernafsu dia menciumi bagian tubuh wanita alim yang paling pribadi ini.
Rifqoh hanya mampu menggelinjang ketika kemaluannya kuciumi dan lantas dijilati oleh lidahku, sehingga tidak berapa lama kemudian kemaluan wanita berjilbab lebar yang tanpa bulu kemaluan itu terlihat basah oleh jilatanku. Tubuh Rifqoh semakin menggelinjang jalang dan mulut di balik jilbab itu mendesis ketika kemudian aku melumat bibir memeknya yang merekah kemerahan dengan liar penuh birahi. lantas mengunyah- ngunyah bukit kemaluan yang montok itu.
Ketika aku kembali mengulang-ulang hisapan yang luar biasa terhadap kelentit Rifqoh, wanita berjilbab lebar ini hanya bisa merintih-rintih dan mendesah penuh birahi dengan desahan yang merangsang libido. Tubuh wanita berjilbab lebar ini menggelinjang-gelinjang liar dan tak lama kemudian kemaluan akhwat aktivis ini menjadi basah kuyup oleh cairan yang keluar seiring kenikmatan yang dirasakannya.
Selama hidupnya baru kali ini Rifqoh diperlakukan seperti ini dan baru pertama kali ini wanita berjilbab lebar ini mendapat kenikmatan yang luar biasa seperti sekarang ini. Tubuh Rifqoh terduduk di kasur kamar itu. Kedua tangannya yang semula bertumpu pada kasur menahan tubuhnya yang mulai menggelinjang, namun karena dorongan birahi yang dirasakannya salah satu tangan wanita berjilbab lebar ini kemudian memegang kepalaku dan menekan kepalaku kuat-kuat ke arah selangkangannya.
Entah karena imannya yang tengah lemah atau memang karena libidonya yang tinggi, Rifqoh justru mulai terlena oleh rangsangan-rangsangan yang aku lakukan ini.Di saat wajahku terbenam di antara dua paha mulus Rifqoh, tanganku menggerayangi bagian dada wanita berjilbab yang montok membukit dan masih kenceng ini. Tanganku menyusup di balik jilbab lebar yang dipakai Rifqoh hingga tanganku merasakan gundukan montok dan kenyal di dada wanita berjilbab lebar ini.
Tanpa diduga, Rifqoh yang telah kehilangan kendali atas dirinya akibat kenikmatan yang dirasakannya justru menyampirkan jilbab lebarnya ke punggungnya seakan mempersilahkan tanganku untuk menggerayangi dadanya bahkan wanita berjilbab lebar yang masih perawan ini sendiri yang membuka 3 kancing jubahnya bagian atas satu persatu, kemudian mengeluarkan sepasang buah dadanya sendiri dari balik jubah yang dipakainya.
Sepasang payudara montok berukuran 34 C yang putih mulus di dada Rifqoh terasa kenyal di tanganku yang meremas-remasnya. Dan puting susu kemerahan yang telah mengeras itu pun aku pelintir dan tarik-tarik membuat tubuh wanita berjilbab lebar ini menggelinjang jalang. Akhwat alim ini hanya merintih- rintih dan memekik-mekik lirih dari balik jilbabnya dengan tubuh yang menggelinjang-gelinjang menahan birahinya.
Rifqoh menggelinjang jalang ketika berulangkali kelentit wanita berjilbab alim ini aku jilat dan hisap dengan kuat lantas puting susunya yang kemerahan kupelintir dengan pelintiran yang luar biasa. Mata wanita jilbaber yang bulat ini terlihat sayu menahan birahi yang melandanya, nafasnya terdengar memburu di balik jilbab lebar putihnya, kemaluannya yang tengah kujilati juga telah basah oleh cairan kenikmatan yang berulangkali terpancar.
Melihat Rifqoh sudah dilanda birahi, aku segera berdiri di depan wanita berjilbab lebar ini. Aku memandang Rifqoh dengan penuh nafsu ketika melihat wanita berjilbab tersingkap jubahnya hingga terlihat kemaluannya yang mulus lalu sepasang payudara montok dan kencang akhwat alim ini tampak mencuat dengan puting susu kemerahan yang tegak mengeras.
Payudara putih mulus itu tampak kontras dengan jubah biru yang dipakai aktivis Partai ini. Aku tidak menyangka akan menikmati Rifqoh dalam kedaan seperti ini, padahal sebelumnya aku tidak pernah menyentuh wanita berjilbab lebar ini kecuali hanya dapat mengintip ketika dia mandi tadi bahkan membayangkannyapun tidak.
Rifqoh menggigit bibirnya kuat-kuat menahan gejolak birahi dengan mata lekat memandang penisku yang hitam karena aku sudah pernah ngentot dengan perempuan, besar dan panjang dan di mata wanita bercadar ini penisku berukuran luar biasa. Batang penisku berukuran besar dan panjang dengan urat- urat kejantanan yang menonjol berkilat-kilat. Penis hitam tersebut dihiasi bulu-bulu kemaluan yang tumbuh dengan lebat namun terlihat rapi terawat membuat Rifqoh betah memandangnya.
Aku terkekeh melihat mata wanita berjilbab lebar ini memandang penisku yang tegang dengan pandangan nyaris tak berkedip. Aku jadi sangat terangsang melihat mata Rifqoh itu yang tampak sangat menikmati penisku bahkan ketika aku meraih tangan Rifqoh dan menuntunnya untuk menggenggam batang penisku, wanita alim ini tak melawan.
Aku merem melek, ketika jari-jemari Rifqoh yang lembut dan halus mengelus- elus batang kejantananku. “Kalo di Sumedang namanya apa?’ tanyaku nakal. Rifqoh yang tengah mengelus-elus penisku memandang ku sejenak. “Kontol!” jawab wanita berjilbab lebar ini sambil kembali menatap penisku yang tengah dinikmati oleh tangannya Aku terkekeh mendengar jawaban Rifqoh. Ternyata seorang wanita berjilbab ledar yang alim seperti Rifqoh bisa mengucapkan kata kontol juga. Beberapa saat kemudian aku sudah tak mampu menahan birahi lagi.
Aku segera mendudukkan Rifqoh di tepi ranjang lantas aku membuka kedua paha Rifqoh lebar-lebar sehingga kemaluan wanita berjilbab lebar ini terlihat merekah di depanku. Birahiku menggelegak melihat kemaluan Rifqoh terpampang di depanku dengan paha yang terbuka lebar. Kemaluan wanita berjilbab lebar yang tanpa bulu kemaluan itu terlihat basah.
Akhirnya berhasil juga aku memerawani dan menjebol memek akhwat cantik yang masih rapet ini. “Ahh… ahh.. ssshhh.. sakit.. pak… pelan- pelan dulu ya.” desah Rifqoh ketika kemudian aku mulai menggerakkan penis maju mundur.
Secara refleks wanita aktivis Partai ini menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontolku ini yang semakin lama semakin cepat. Mata Rifqoh merem melek ketika penis besarku mengaduk-aduk liang vaginanya. Mulut wanita berjilbab lebar ini meracau sambil merintih merasakan kenikmatan yang belum pernah didapatkan seumur hidupnya dari siapa pun.
Nafasku mendengus-dengus oleh libido yang menggelegak liar ditingkahi nafas Rifqoh yang memburu di balik jilbab dan jubah panjang yang dipakai wanita ini. Berulangkali wanita berjilbab ini merintih dan mengerang merasakan nikmat dengan tubuh menggelinjang hebat. Mata Rifqoh merem melek menikmati penisku yang mengaduk- aduk memeknya dan membuat tubuh wanita berjilbab ini terguncang- guncang.
Ketika tubuh Rifqoh terguncang- guncang, sepasang payudara montok dan masih kencang yang putih mulus di dada wanita berjilbab lebar ini ikut terayun-ayun. Mataku melotot melihat payudara Rifqoh yang telanjang terayun-ayun di depannya, mulutku tak sabar mau segera melumat dan mengunyah-ngunyah sepasang payudara di dada wanita berjilbab ini secara bergantian.
Akhirnya aku segera mencopot jilbab dipakai Rifqoh ini hingga terlihat wajah akhwat cantik ini terpampang di depanku. Gerakan ritmisku menyetubuhi Rifqoh mendadak terhenti ketika wajah wanita berjilbab lebar ini telah terpampang di depanku dengan tanpa jilbab lebarnya.
Dadaku berdesir ketika matanya menatap wajah Rifqoh yang tidak lagi tertutup jilbab. Wajah wanita berkulit putih ini terlihat sangat cantik bahkan lebih cantik dibandingkan ketika aku intip dia ketika sedang mandi. “Cantiknya….” desisku yang membuat wajah Rifqoh merona merah.
Aku pun makin liar, sementara penis besarku kembali mengaduk-aduk kemaluan Rifqoh dan kembali akhwat aktivis ini terguncang-guncang di ranjang. Rambut Rifqoh yang selama ini tersembunyi dalam jilbab lebarnya ternyata sangat indah. Rambut wanita asal Sumedang ini tampak hitam legam dan panjang ikal hingga punggung.
Setelah itu tanganku segera melepas jubah biru kembang yang dipakai Rifqoh dan disusul dengan kaus kaki yang membungkus kedua betis wanita alim ini hingga akhirnya tubuh Rifqoh telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupinya. Sulit dipercaya memang, tubuh wanita berjilbab lebar yang semula tertutup rapat dari ujung rambut sampai ujung kaki kini telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya yang montok dan sintal.
Berulang kali tubuh wanita ini menggelinjang liar dengan mulut yang mendesah dan menjerit ketika berulang kali dia merasakan kenikmatan persetubuhan yang terlarang ini. Rifqoh sudah tidak memperdulikan dirinya sebagai wanita berjilbab lebar, nalurinya sebagai wanita normal yang punya birahi membuatnya ikut menikmati persetubuhan yang terlarang ini.
Wanita asal Sumedang ini mengakui keperkasaanku dalam menyetubuhinya dan persetubuhan itu semakian lama semakin liar yang membuat Rifqoh nyaris tidak merasakan ketika kemudian persetubuhan itu berpindah di atas kasur kamar penginapan ini.
Sekitar setengah jam kemudian tubuh Rifqoh yang semula menggelinjang-gelinjang dengan jalang perlahan mulai melemah. Akhirnya tubuh akhwat alim ini terkulai lemas, matanya terpejam dengan tubuh terlentang di bawah tindihanku.
Nafas Rifqoh masih memburu dengan liar namun dia tidak lagi mengimbangi gerakanku seperti semula walaupun tubuhnya masih teguncang-guncang oleh gerakanku yang masih mengaduk- aduk kemaluannya. Agaknya akhwat alim ini telah kehabisan tenaga dan tak mampu mengimbangi keperkasaan diriku.
Sejenak kemudian kamar itu terasa sunyi, hanya terdengar suara desahan nafasku ditingkahi desah nafas Rifqoh yang masih terlentang pasrah di bawah tindihanku ini. Perlahan kemudian aku mencabut penisku dari liang kemaluan akhwat alim yang telah daku setubuh ini.
Kepuasan tampak terlihat Rifqoh dan aku juga merasa puas sekali.. Aku yang masih belum memakai celana ini berdiri sambil memandangi tubuh telanjang Rifqoh yang masih tergeletak di kasur kamar itu. Selama ini aku tidak pernah membayangkan bisa melihat tubuh telanjang seorang wanita berjilbab lebar yang alim, namun malam ini tubuh wanita berjilbab lebar yang menjadi mahasiswiku ini telanjang bulat di depanku setelah aku puas menyetubuhinya.
Melihat tubuh Rifqoh yang telanjang bulat, timbul keinginan diriku ini untuk menyetubuhinya kembali. “Mbak Rifqoh, saya sebenernya masih pengen lagi tapi saya takut yang lain keburu datang…. besok aja kita ulangi lagi.. mbak montok dan sintal..” ujarku akhirnya. Sebelum aku meninggalkan kamar itu, aku sempat memagut bibir Rifqoh dan melumatnya.
Rifqoh yang masih lemas ini ikut membalas pagutanku ini, sehingga beberapa lama kedua bibir kami menyatu. Bukan hanya bibir Rifqoh saja yang aku lumat, namun bibir kemaluan akhwat alim yang merekah kemerahan juga kemudian aku lumat dengan bibirku. Tubuh Rifqoh hanya menggelinjang jalang ketika aku melumat bibir kemaluannya dengan buas.
Rasa malu dan rasa bersalah yang sangat hebat melanda dirinya ketika wanita ini teringat dia ikut menikmati persetubuhan terkutuk itu oleh dorongan nafsunya. Wanita berjilbab lebar yang merasa kehormatannya telah tercemar dan merasa telah berkhianat terhadap komitmennya ini meratap penuh penyesalan bahkan rasanya dia ingin bunuh diri daripada hidup dengan kehormatan yang telah tercemar seperti saat ini.
Di tengah ratapan penyesalannya, aku kembali masuk kamar dan menghiburnya aku tidak sampai hati mempermainkan akhwat alim ini. ”Sekarang mau kan nikah sama aku dan jadi istri keduaku?” tanyaku. Rifqoh tetap bertekad untuk menolakku sampai kapan pun untuk menikah dengan diriku.
Dengan mudah aku melumpuhkan perlawanan wanita berjilbab lebar ini lalu dengan leluasa aku menyetubuhinya dan melampiaskan nafsuku terhadap wanita berjilbab ini. Sudah tiga kali aku menyelinap ke dalam kamar Rifqoh dan tiga kali pula aku mampu menyetubuhi wanita berjilbab lebar ini.
Suasana rumah yang sepi tersebut ternyata menjadi neraka bagi wanita berjilbab tersebut. Ada yang berubah pada diri Rifqoh setelah tiga minggu aku setubuhi. Menurut teman-temannya, Rifqoh sekarang berubah menjadi sangat pendiam dan wanita berjilbab ini sering melamun. Aku kemudian kembali menawarinya agar dia mau menikah denganku dan jadi istri keduaku.
Jiwa Rifqoh terlihat labil, namun yang sesungguhnya terjadi wanita berjilbab lebar kalut karena setelah aku setubuhi, tiba-tiba Rifqoh sering muntah-muntah. Saat itulah Rifqoh nampak cemas dan diam-diam wanita berjilbab ini minta dibelikan alat tes kehamilan kepadaku.
Ketika alat tes kehamilan itu dipakainya, tubuh wanita berjilbab lebar ini gemetar karena dia melihat alat tes kehamilan itu menunjukkan bahwa dirinya kini positif hamil dan dia mengetahui bahwa yang membuatnya hamil adalah diriku, laki-laki yang dia benci. Aku kemudian datang melamar Rifqoh kepada orang tuanya.