Friday, November 22, 2024

Dari Khayalan Jadi Kenyataan

News Online Itil

Rupanya Bapak Irvan hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Surya suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Bapak Irvan.

Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Bapak Irvan memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan.

Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua putting susu besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang kekar dan macho ini, aku lihat Bapak Irvan adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot di tubuhnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini.

Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Bapak Irvan sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini.

Kontol itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang.

Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.

Sesudah telanjang Bapak Irvan juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya.

Kini aku dan Bapak Irvan sama-sama Bugil Abis. Bapak Irvan rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Suryat ..

Lidah kasar Bapak Irvan menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat.

Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Bapak Irvan dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.

Tak lama kemudian, Bapak Irvan memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Bapak Irvan maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Bapak Irvan, dan sebaliknya Bapak Irvan tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku.

Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Bapak Irvan dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.

Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Bapak Irvan sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Bapak Irvan sendiri juga tidak tahan.

Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Bapak Irvan tidak bisa terbendung. Sesudah menurunkan kakiku, Bapak Irvan langsung merangkaki tubuhku.

Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku.

Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu kontol Bapak Irvan menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Surya ..

Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan kontol Bapak Irvan itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran,

‘Santai saja Mar, biar lemesan..’, terdengar samar-samar suara Bapak Irvan di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.

‘Bapake .. Bapakee .. ayyoo .. Bapakeee tulungi saya Bapakeee .. Puas-puasin ya Bapakeee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Bapakeee ..’, kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
‘Iyaa Sayangr .. Sebentar yaa Sayangr ..’, suara Bapak Irvan yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.

Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan kontol Bapak Irvan menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.

Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Surya.

Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Bapak Irvan mengisi rongga vaginaku saat ini.

Kemudian Bapak Irvan mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek.

Pantatku langsung pintar. Saat Bapak Irvan menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Bapak Irvan menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.

Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Bapak Irvan mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Bapak Irvan sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya.

Itil V3

Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.

‘Diana .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol Bapake Yan, enak yaa.. enak Yan.. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Surya .. Ayoo Yan enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..’, Bapak Irvan meracau.

‘Bapake .. enhaakk.. Bapakee.. Enhakk kontol Bapakeee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. Bapakeee.. Enakan kontol Bapak Irvano ..’.

Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1 jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan erotik keluar bersahut-sahutan dar mulut kami.

Kulihat tubuh kekar Bapak Irvan tampak berkilatan karena keringatnya. Dan hal itu membuat Bapak Irvan jauh terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya.

Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Dan Bapak Irvan yang merasakan itu, tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku.

Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Bapak Irvan aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Bapak Irvano.. terima kasihh .. Bapak Irvan mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Bapakeee biar aku yang memuaskan kamuu .. 10 menit kemudian…

Dan kontol Bapak Irvan aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Bapak Irvan berkali-kali muntah di dalam vaginaku.

Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang losmen ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku, Bapak Irvan.

Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Surya. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Bapak Irvan tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Bapak Irvan yang sangat hebat.

Di losmen ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Bapak Irvan di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku.

Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Surya yang sangat egois.

Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Bapak Irvan mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama.

Bapak Irvan khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Bapak Irvan mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Karti dalam rangka membantu hajatannya.

Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini.

Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Bapak Irvan serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.

Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Bapak Irvan tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan.

Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan ototnya yang kekar, postur tegap tubuhnya, serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya.

Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Bapak Irvan tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?

Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Bapak Irvan hanya mengeluarkan spermanya sekali saja.

Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Bapak Irvan selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari losmen tadi ..?

Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Bapak Irvan apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??

‘Pak, tadi puas nggak Pak..?’, aku memberanikan diri untuk bertanya.
‘Bukan main Sayang, aku sungguh sangat puas’, begitu jawabnya.

Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap ‘gentlemen’. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya.

Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.

Kontol nya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??’, sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.

Bapak Irvan diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.

‘Hheehh ..Sayangr .. enak sekali tangan Sayangr yaa..’.

Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu.

Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..

‘Bapakeee.. Aku pengin lagii ..’, aku berbisik dengan setengah merintih.
‘Kita cari waktu lagi Sayang .., gampang.., Sayang khan bisa bilang pada Mas Surya, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu’.

‘Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..’, sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Bapak Irvan melihat reaksinya.

‘Boleehh ..’, dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Bapak Irvan berkonsentrasi.

Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.

Dengan tidak sabar kubetot kontol Bapak Irvan dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Bapak Irvan mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.

Rupanya precum Bapak Irvan telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??

‘Bapak Irvan pengin khan..??’, kembali aku berbisik.
‘Heehh .. Sayang mau bantu Bapak Irvan nih ..??’, jawaban yang disertai pertanyaan balik.
‘Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..’, jawabanku enteng.
‘Nggak begitu Sayang, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Sayang marah nggak kalau aku bilang ini ..??’.

‘Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak’.
‘Sayang pernah mengisep punya Mas Surya khan?’.
‘Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Surya rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..’.

‘Kalau lihat punya saya inii.?’, dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.

Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Bapak Irvan inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan?

Tapi aku juga berpikir cepat .. Tadi sewaktu di losmen, Bapak Irvan membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.

Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Bapak Irvan padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Bapak Irvan seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku ..

‘Sayang, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Bapak Irvan ini pasti sedap kalau Sayang mengulumnya.. ‘, aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.

Aku kasihan juga pada Bapak Irvan. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba ..

Kulihat kembali kontol indah Bapak Irvan. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..

Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Bapak Irvan yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Bapak Irvan. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..

‘Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..’, kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Bapak Irvan di mobil yang sempit itu. Kemudian Bapak Irvan sedikit memundurkan tempat duduknya.

‘Sayangr .. Terus Sayangr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Sayangr..’, aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..

‘Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Sayangr .. Aku mau keluar nihh ..’, aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.

Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku.

Dan lelaki itu adalah Bapak Irvan, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.

Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Bapak Irvan itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya.

Kalau yang aku rasakan di losmen tadi kedutan-kedutan kontol Bapak Irvan dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Kontol Bapak Irvan memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku.

Sperma Bapak Irvan tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.

Sperma Bapak Irvan berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Bapak Irvan masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar.

Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Surya, suamiku tercinta.

Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Bapak Irvan. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Bapak Irvan bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.

Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Karti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama.

Cerita Seks Janda Keturunan China

Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Bapak Irvan. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.

Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Surya belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya.

Mungkin jembut Bapak Irvan tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.

1 2
Itil Service

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *