Rupanya ucapanku tersebut membuatnya tersanjung dan makin bergairah. Fitria balas menciumi dan menjilati seluruh badanku, mulai dari bibir, dagu, leher dada dan putting susuku sambil pinggulnya bergoyang dengan erotis.
Tentu saja aku seolah-olah mendapat double ataupun triple kenikmatan dalam waktu yang bersamaan sehingga aku melayang-layang tanpa terkendali Tiba-tiba Fitria menghentakkan badannya sehingga aku terbanting ke pinggir dan dia beralih berada diatasku tanpa penisku terlepas dari vaginanya, luar biasa jurus yang dimiliki oleh Fitria ini..
Badannya dirapatkan dengan badanku sehingga buah dadanya yang montok berhimpitan dengan dadaku dan kedua tangannya dibelakang punggungku dan meraih kedua pundakku seperti orang yang sedang melakukan olah raga angkat badan.
Kemuadian pantatnya dengan lincah bergerak keatas-kebawah sehingga vaginanya mengocok-ngocok penisku.
Badannya terguncang-guncang maju mundur di atas badanku sehingga buah dadanya bergesekan dengan dadaku dan kenikmatan seperti ini baru pertama kali juga aku merasakannya “Ouh.. huh.. huh.. “ napaskupun tersengal-sengal menahan guncangan dan himpitan badannya serta menahan kenikmatan yang terlukiskan..
Namun, tiba-tiba gerakannya semakin cepat tak terkendali hingga tanpa sadar jilbabnya telah menutupi wajahku dan dengan tergesa-gesa ditarik hingga terlepas dan ia lemparkan sambil terus bergerak mengocokku dan menjerit-jerit menahan nikmat.
Hingga akhirnya dengan mata yang menutup rapat dan gigi yang terkatup rapat sambil menghisap dadaku, badannya kaku dengan pantat yang ditekankan dalam-dalam ke bawah hingga penisku menekan jauh kedalam vaginanya dan kaki yang terbujur lurus kaku.
Fitria terdiam kaku beberapa detik yang diakhiri dengan berkontraksinya vagina dengan kedutan yang berulang-ulang dan keras memijit-mijit penisku disertai dengan siraman-siran khas yang kurasakan diseluruh batang dan kepala penisku…
“Ouhhhh.hhh hkkkk……” napasnya tercekik beberapa saat dan kemudian perlahan-lahan badannya melemas di atas tubuhku…
Dengan napas yang masih tersengal-sengal kecapaian Fitria berbisik ditelingaku “Ini adalah the second amazing moment bagiku…. Benar-benar.. very excelent…”
Lalu sambungnya. “Wan…kamu belum yah… sambil mencium bibirku…?” Aku hanya tersenyum menahan nikmat sambil merasa bangga di dalam hati diperlakukan seperti itu oleh Fitria yang cantik bak bidadari ini.
Aku membalas mencium bibirnya dan menghisap dalam-dalam dipadukan dengan mempermainkan lidah mengulas permukaan bibirnya dan tangan yang mengusap-ngusap punggungnya yang basah oleh keringat.
Dan terkadang tanganku ke depan dadanya untuk meremas buahdadanya yang menempel erat dengan dadaku. Rupanya nafsunya sudah mulai naik lagi… hal ini kurasakan dengan gerakan pantatnya yang mulai mengocok perlahan.
Dan badannya terguncang kembali, namun hanya sekitar dua menit kemudian badannya mulai bergerak tak terkendali dan prilaku menuju orgasme yang khas kembali dia perlihatkan padaku… sampai terkulai lemas diatas tubuhku.
Hal ini terus berulang-ulang terus hingga beberapa kali hingga akhirnya ia terkulai benar-benar lemas di atas tubuhku sedangkan penisku masih tegang dan keras.
Hal ini dikarenakan aku memang susah keluar bila ada di bawah karena aku tidak bisa mengendalikan permainan, tetapi bila aku berada di atas aku paling lama hanya sekitar dua puluh menit aku sudah keluar bahkan terkadang bisa lebih cepat kalau aku sudah terlalu bernafsu seperti pada saat ini.
Kemudian badannya menggelosor kesampingku seperti tanpa tenaga dan tak bertulang, kemudian memandangku sayu penuh kepuasan seraya berbisik..
”Kamu kok belum juga sich wan…? “ sambil lidahnya bermain dileher dan telingaku.
Benar-benar luar biasa kemampuan sex yang dimiliki oleh Fitria. Walaupun sudah berkali-kali orgasme dan kehabisan tenagapun nafsunya belum surut juga.
Apakah karena dia melihat bahwa penisku masih keras dan belum keluar..? Aku yang memang masih bernafsu bernafsu langsung berada diatas tubuhnya dan perlahan-lahan Fitria membuka dan mengangkat pahanya memberi jalan kemudahan bagi penisku untuk memasuki lobang vaginanya yang memiliki lendir berpasir seperti lendir telur penyu itu.
Bless… kembali penisku menyelam di lendir berpasir yang sangat nikmat menghanyutkan dan membuat lupa diri. Perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan pantatku untuk mengocok vagina Fitria.
Luar biasa memang Fitria ini, nafsunya cepat sekali bangkit. Kedua ujung kakinya mulai menekan-nekan pantatku dengan keras dan tangannya dengan keras menarik-narik punggungku untuk merapat kebadannya sambil seperti biasa menjerit-jerit menahan nikmat menuju orgasme.
Dan akupun sebenarnya sudah tidak tahan ingin segera menuju puncak. Maka gerakankupun kupercepat hingga akhirnya bergerak cepat dan tidak bisa kukendalikan.
Hingga pada suatu titik dimana pantatku menekan keras serta badan dan tangan ku kaku dan napas serasa mau putus serta dari mulut terucap “Oooouhhh……” dan crett….crett.. sprema dengan keras menyemprot lobang vagina Fitria beberapa kali.
Rupanya pada saat yang samapun Fitria mengalami orgasme yang berbarengan dengan ku sehingga keluhankupun disambut dengan terikan Fitria…
“Aaauuuwwwhhh ….hkkk…?” seperti biasa seperti suara napas tercekik dan tubuh kaku dengan vagina yeng berkontraksi. Hanya bedanya kontraksi yang kurasakan jauh lebih nikmat dan lama.
Hingga benar-benar membuat kedua badan kami betul-btul ambruk nggak bisa bergerak lagi… Fuihhh…. Sungguh persetubuhan yang sangat luarbiasa yang baru pertama kualami seumur hidupku ini.
Kemudian suasana menjadi hening… hanya terdengar dengusan nafas yang perlahan-lahan mulai teratur pelan dan kami benar-benar seperti orang yang tak sadarkan diri selama beberapa saat dengan posisi badanku telungkup tak bergerak menindih tubuh Fitria yang telentang dengan kedua tangan terbuka lebar dan juga tak bergerak kecapaian.
Entah berapa lama ketidaksadaran kami itu terjadi, hanya dalam setengah sadar kurasakan badan Fitri bergeser dan tangannya berusahan menggulingkan tubuhku sambil tetap berpelukan sehingga akhirnya kami tertidur lelap sambil berpelukan.
Kami tersadar dari tidur setelah rasa haus dan lapar membangunkan kami berdua. Ketika kulihat jam tanganku, waktu menunjukkan jam 8 malam.
Pantas saja, apalagi kami baru saja melakukan pertarungan yang banyak menguras energi. “Keluar..yuk..! kita makan ..” Ajakku padanya. Fitria mengangguk sambil berkata..”Ayo…,tapi aku mandi dulu..yach ! nggak enak nich.. lengket sekali rasanya oleh keringat…”
Lalu segera Fitria bangkit dan berdiri serta berlenggang menuju kamar mandi. Ouh… betapa indahnya tubuh cewe berjilbab lebar ini apabila sedang berjalan sambil telanjang bulat. Aku terpana memandang keindahan ini.
Sambil pikiranku melayang membayangkan apa yang baru saja kualami. Betapa beruntungnya aku dapat menikmati persetubuhan yang luar biasa nikmat dan melelahkan dengan seorang cewe berjilbab lebar yang tak terbayangkan akan dialami olehku tetapi memiliki kemampuan sex alami yang luar biasa.
Sehingga tanpa terasa gairahku bangkit lagi, hal ini ditunjukkan dengan bangkitnya penisku secara perlahan-lahan dari ketertidurannya setelah kelelahan bekerja keras. Perlahan aku bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Kulihat Fitria sedang menyabuni seluruh tubuhnya.
Kedekati dia sambil berkata.. “Mari kubantu menyabuni dirimu…” sambil tangan meraih tangannya yang sedang memegang sabun. Lalu aku sabuni seluruh tubuhnya sambil merasapi keindahan dan kemulusan kulit tubuhnya.
Dan mulutkupun mulai aktif bekerja menciumi seluruh tubuhnya sambil berdiri dibawah shower…. yang terus memancurkan air membasahi tubuh kami berdua.
“Aahh.. Wan …jangan ach… aku suka tak tahan kalau diciumi seperti… gairahku begitu cepat bangkit…” katanya dengan napas yang mulai memburu…
“Baguslah ..kalau begitu…” sahutku sambil terus menciumi dirinya dan tanganku yang tadinya menyabuni dirinya menjadi meremas-remas buah dadanya yang selalu terlihat menggemaskan.
“Ouh wan…. Ayolah …. tapi jangan lama-lama … karena aku lapar banget….Oohhh.. Auw….auw.. sshhhtttt….” Katanya mulai kacau… dengan mata mendelik-delik..
Tangannya mulai mempermainkan penisku dengan meremas, memijit dan mengocoknya sehingga membuat penis ku semakin tegang dan keras dan siap tempur. Kaki kanannya dia angkat mulai mengarahkan ujung penisku ke arah liang vaginanya.
Agak susah … karena tubuhku lebih tinggi darinya dan akhirnya kutekukkan kedua kakiku dan kedua tanganku kuletakan dipantatnya turut membantu menekan agar pantatnya kearah selangkanganku agar penisku bisa segera menembus liang vagina Fitria yang luar biasa nikmatnya..
Blessshh…kembali kurasakan lendir berpasir serasa mengesek seluruh simpul-simpul syaraf disekujur batang dan kepala penisku.. ditambah dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang terasa seolah memijat dan menghisap-hisap penisku.
“Ouhhh… hohh… hohhh..” aku melenguh menahan nikmat yang tak terperi. Dan kakiku melonjak-lonjak lurus sehingga membuat badan Fitria terangkat dan kakinya tergantung bertumpu pada penis tegangku yang mendonkrak dan mencantol tubuh Fitria sehingga membuatnya tubuhnya tergantung dan terlonjak-lonjak.
Keadaan seperti itu, rupanya membuat Fitria menjadi semakin nikmat sehingga gerakann semakin menggila dengan mengaitkan kedua kakinya kepinggangku dan melonjak-lonjakkan tubuhnya sambil pantatnya ditahan olehku..
“Auw..auw..auw.. ohhhh ssssthh… auw..” katanya terus menerus… tiada henti Akupun merasakan hal yang sama, karena pangkal penis terasa ditekan-tekan membuat orgasmeku cepat menghampiri…
Fitripun sama … gerakan dan teriakannya sudah tak terkendali sehingga secara bersamaan kamipun melenguh dan menjerit serta tubuh kaku dengan pikiran yang melayang-layang jauh ke atas dan akhirnya terhempas jatuh… hilang tenaga dan hilang keseimbangan…
Tubuhku limbung karena kehilangan tenaga dan menahan beban tubuh Fitria yang masih dalam posisi dipangku.. Aku hilang keseimbangan dan badan jatuh kedepan …untunglah dibelakang Fitria adalah dinding kamar mandi sehingga kami tidak jatuh terjerembab…
“Ouhh… huih… benar-benar very excelent …” kata Fitri sambil mencium lembut bibirku dan cepat tersadarkan karena pancuran shower masih terus mengucurkan air dan menimpa tubuh kami berdua selama kami bersetubuh di kamar mandi sambil berdiri ini.
Akhirnya kami selesaikan mandi dan mengenakan pakaian. Dan seperti biasa dia mengenakan kembali jilbab lebar dan baju longgarnya.
Kami keluar hotel untuk mencari makan sekitar jam 9.30 malam dan menemukan rumah makan sunda. Dan kami berduapun makan dengan lahap seperti orang yang sudah seminggu tidak makan.
Setelah makan-makan kami jalan-jalan keliling kota Sumedang menikmati suasana malam kota Sumedang sambil menurunkan nasi yang ada di perut. *** Kami kembali ke hotel sekitar jam 10.30 malam.
Di dalam kamar sambil bermesraan Fitria bercerita bahwa sudah 3 bulan suaminya tak pulang karena alasan pekerjaan , sedangkan gairahnya semakin hari semakin menumpuk perlu penyaluran ditambah lagi dengan bacaan-bacaan cerita dewasa yang sering aku berikan padanya.
Membuat libidonya tak tertahankan dan akhirnya ambrol. Disamping itu secara jujur Fitria mengakui bahwa akhir-akhir ini dia semakin sayang dan cinta padaku.
Perasaan itu tidak bisa dia tolak dan terus datang padanya tanpa permisi. Sambil mengobrol kami saling membelai dan memeluk bahkan terkadang saling cium sehingga membuat berahi kami bangkit lagi…
Dan pencarian kenikmatanpun berlangsung kembali berulang-ulang hingga dini hari yang membuat tulang-tulang kami serasa dilolosi dan kami tertidur sambil bertelanjang bulat tidak menghiraukan keadaan sekeliling kami.
Kami tersentak bangun ketika adzan subuh terdengar berkumandang dan suara adzan itu benar-benar menyadar kami apa yang sebenarnya telah kami lakukan. Aku termenung teringat anak dan istriku sehingga timbul penyesalan dan perasaan dosa yang mendalam.
Demikian pula Fitria… Dia menangis sesengukan … mengingat dosa yang kami lakukan. Kami terdiam cukup lama sampai akhirnya Fitria bangun dan mandi.
Kemudian dia melakukan sembahyang dan dilanjutkan dengan berdoa memohon ampun atas dosa-dosa yang dilakukannya.
Setelah itu dengan lirih dia berkata padaku : “Wan … mandi, sembahyang dan berdoalah kamu memohon ampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan. Walaupun aku mencintaimu, tapi yang telah kita alkukan adalah suatu kesalahan besar..”. kemudian kembali dia menangis menyesali dosa yang telah dilakukan…
Hatikupun tergerak…dan aku pergi untuk mandi dan kemudian melaksanakan apa yang Fitria sarankan padaku. Sekitarjam 6.30 pagi, Fitria berkata padaku “Wan… aku nggak akan kerja hari ini… aku ingin merenung di rumah…
Dan nanti aku akan menelepon ke kantor bahwa aku sakit..”. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya “Aku mau pulang sekarang …, kamu nggak perlu nganter… aku mau pake elf aja… sehingga dijalan aku bisa merenungi kesalahan yang kita lakukan..” .
Kamipun keluar dari hotel…. Fitria pulang ke Bandung sedangkan aku kembali ke kantor. Setelah kejadian itu, tiga hari Fitria tidak masuk kantor. Dan pada saat dia masuk kantor dan berpapasan denganku. Pandangannya seolah memancarkan rasa malu dan bersalah… Aku jadi iba melihatnya.
Saat itupun kami hanya saling diam tidak tahu harus mengatakan apa.. Dua minggu setelah kejadian itu, nampaknya kekakuan kami sudah mencair dan kami bisa kembali mengobrol pada saat Fitria menunggu jemputan, walaupun agak kaku.
Sebulan setelah kejadian..pada saat sedang menunggu jemputan, Fitria menggamit lenganku seraya berkata “ Yuk kita ke ruang kerjamu… ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu.!”
Setelah di dalam ruang kerjaku, Fitria berkata : “ Wan…, kejadian di hotel saat itu sangat aku sesali….., Tapi… “ dia tidak melanjutkan kata-katanya. “Tapi apa Fit ?” tanyaku heran. “Selama seminggu aku tak bicara denganmu saat itu.., ternyata merupakan masa-masa penyiksaan bagi rasa dan hatiku…” “Emangnya kenapa ?”tanyaku penasaran.
“Aku ingin bicara jujur padamu. Tapi kamu jangan mentertawakanku apalagi mengejekku setelah kamu tahu apa yang akan kusampaikan.. OK !” “Siip…lah..” jawabku mantap sambil memandangnya penuh tanda tanya didalam hati “Sebenarnya aku telah lama memendam rasa sayang padamu, rasa sayang dan rindu bukan selayaknya terhadap seorang sahabat…, tapi lebih dari itu.
Sudah lama aku berjuang untuk menepis perasaan ini, karena aku tahu yang aku rasakan ini adalah suatu yang salah dan tidak boleh dilakukan …tapi aku selalu kalah..
Bersambung…