Akhirnya kami sudah tidak memperhatikan monitor komputer lagi, tapi asyik dengan kenyataan bukan hanya ada dalam cerita. Kami berciuman sangat lama, hingga badanku terasa pegal karena terlalu lama membungkukkan badan.
Aku tarik badan Fitria ke atas agar dia berdiri dan aku pepetkan badanya kedinding di sebelah jendela sehingga mataku masih bisa memperhatikan keadaan di luar ruangan.
Tanganku mulai meraba dan meremas buah dadanya dari luar bajunya. Nafsu Fitria semakin menggila, beberapa kali tanpa sadar dia mengeluhkan “ouh.. ehhh..”
Aku usap dan tekankan tanganku di selangkangannya yang terhalang oleh rok panjangnya dan Fitripun semakin mengeratkan pelukan padaku serta menghisap bibirku dalam-dalam dan terkadang mengigit kecil bibirku penuh gemas.
Waktu itu terlihat olehku bahwa teman Fitria sudah datang menjemput dan berkeliling-keliling di sekitar kantorku mencari Fitri sedangkan temannya yang supir membunyikan tapi klakson sebagai tanda yang jemput telah datang.
Olehku Fitri tidak diberitahu karena aku yakin Fitriapun tahu bahwa temannya telah datang tapi dia membiarkannya sambil memberikan tanda padaku untuk tidak bersuara.
Sehingga akhirnya teman Fitria kembali ke mobil dan meninggalkan kantorku. Setelah mereka pergi aku pergi menuju pintu ruang kerjaku untuk mengunci dari dalam sehingga aku bisa tenang bermesraan dengan Fitria yang telah lama kunanti-nantikan.
Kembali aku menghampiri Fitria yang masih berdiri bersandar didinding dekat jendela, kemudian aku memeluknya erat-erat seraya bibirku kembali mencari bibirnya dan kamipun kembali hanyut dalam ciuman yang sangat luar biasa penuh gairah dan nafsu berahi.
Tangan kiriku mulai mencari-cari celah untuk bisa menyentuh dan meremas payudara Fitria secara langsung. Akhirnya kutemui juga beberapa kancing yang terdapat dibalik jilbabnya yang lebar. Setelah berhasil, langsung tanganku menyelusup ke balik branya dan menyentuh serta meremas payudara Fitria dengan gemas.
Fitria seperti mendesis dan mengguman tidak jelas yang menunjukkan dia sangat menikmati permainan ini. “Hehhh…. Sssesssst… Ouuhhhh..” Tangan kananku mulai menarik rok panjang Fitria ke atas dan mengusap kehalusan paha Fitria secara langsung. Ouhh halusnya…
Tanganku terus keatas ke selangkangannya dan mengusap vaginanya dari luar cd-nya. Dan kurasakan cd tersebut sudah basah. Rupanya Fitria sudah sangat terangsang.
Tangan kananku mulai masuk ke balik cd Fitria dan merasakan kelembutan jembut yang ada disekitar lubang vagina Fitria dan mulai menggosoknya secara teratur.
Nampaknya Fitria sudah mulai hilang kendali, pinggulnya bergoyang-goyang tak teratur. Jari tengahku mulai menekan klitorisnya. Fitria semakin menggila
“Ouh ..ouh..ouh..”
Lalu jari tengahku mulai masuk kedalah lobang yang sudah sangat basah. Ohhh baru kali ini aku merasakan lobang vagina yang benar-benar beda..
Baru oleh jari tengahku saja aku bisa merasakan bedanya vagina Fitria dari vagina istriku. Vagina Fitria seolah-olah berpasir, mirip lendir telur penyu.
Dan rasa butiran pasir tersebut seperti meraba dan mencari ujung-ujung saraf yang terdapat di jari tengahku ditambah lagi dengan kedutan-kedutan yang terus memijit jari tengahku tiada henti… Ouhhh… tak terbayangkan rasanya jika yang kumasukkan ke dalam vagina ini bukan jari tengahku melainkan penisku, tak terbayang nikmat rasanya sehingga membuat nafsuku semakin menggila…
Dipuncak kenikmatan yang dirasakan oleh Fitria. Dia mulai kehilangan kendali dengan terus mengucapkan “Auw…auw… hohhh.. aduh…. Aduh “ dengan suara yang semakin keras. Aku khawatir…apakah jariku menyakitinya, maka aku hentikan.
Dan ketika akan kucabut. Fitria menahannya dan membisikkan dengan suara mendesis dan terbata-bata “Ja…ja..jangan hentikan.. aku sedang melayang… please…ouh…ouh…ouhhhhh…” Aku semakin khawatir kalau suaranya dapat didengar oleh pesuruh kantor yang kadang-kadang suka berkeliling.
Maka kubisikan sesuatu “ Fit…, aku khawatir eranganmu terdengar orang lain.. bisa berabe…Kita cari hotel saja di sekitar kota Sumedang ?” Dia memandangku dengan pandangan yang tak rela tapi dapat memahami kekhawatiranku dan mengangguk setuju.
Maka kuhentikan kegiatanku dan dia merapihkan jilbab, baju dan roknya dengan tergesa-gesa seperti orang yang ketagihan sesuatu dan tak dapat ditahan. Sambil melihat kekiri dan kekanan dan bertingkah seperti tidak terjadi sesuatu, kami segera menuju motorku di tempat parkir dan segera keluar dari kantor.
Tapi sebelumnya Fitria menuju ke ruangan telepon untuk memberitahu ibunya bahwa ia tidak bisa pulang dengan alasan ada pengarahan dari bupati di pendopo malam ini.
Untung tidak ada yang melihat, karena sebagian besar rekan kerjaku telah pulang tinggal beberapa orang saja yang belum pulang.
Selama perjalanan diatas motor, tangan Fitria dengan liar meraba-raba disekitar selangkanganku dan terkadang meramas-remasnya dengan gemas namun lembut membuat diriku melayang-layang kenikmatan.
Sekitar jam lima sore kami telah tiba di hotel dan segera menuju resepsionis. Resepsionis tidak curiga pada kami karena melihat Fitria yang mengenakan jilbab yang lebar dengan baju longgar dan rok panjang.
Dan mereka dengan yakin menganggap kami sebagai pasangan suami istri yang kemalaman di kota Sumedang. Karena pada saat itu waktu telah menunjukan jam lima sore.
Dan kami segera diberi kunci ruangan di lantai dua dengan balkon yang dapat melihat pemandangan alam Sumedang yang indah. Begitu masuk kamar dan mengunci pintu, rupanya Fitria sudah tidak sabar lagi dan nampaknya nafsu birahinya yang meluap-luap di kantor tadi belum juga reda…
Sehingga langsung menyerangku yang masih dalam kedaan berdiri.. “Wan …ouh…Wan…ouh…” ucapnya dengan napas memburu langsung mencium bibirku dan menghisap bibirku dalam-dalam penuh nafsu dan kenikmatan.
Tangannya meraba-raba badanku dan mulai menbuka kancing bajuku satu persatu dan begitu terbuka langsung dia singkapkan bajuku dan jilati dagu, leher, menyusuri dadaku dengan lidahnya dan mempermainkan putting susuku dengan lidah dan bibirnya dengan cara dan rasa nikmat yang tak pernah kubayangkan.
Tak pernah kubayangkan seorang cewe berjilbab lebar dengan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan penuh nafsu birahi dan kenikmatan sedang memberikan kenikmatan kepadaku sedemikian hebatnya, membuat penis sangat tegang dan keras dibalik celanaku yang masih terpasang dengan lengkap.
Akupun membuka bajuku yang sudah tak terkancing dan melemparkannya, kemudian tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu,
Setelah terbuka semua tampaklah sepasang gunung kembar yang sangat indah yang masih terbungkus BH kemudian kucari pengait BH tersebut dan kulepaskan sehingga nampak jelas bentuk Buah dada yang sangat indah yang tak terbungkus lagi.
Buah dada cewe berjilbab ini luar biasa indahnya dengan kulitnya halus dan bersih. Tanpa membuang waktu, tangan kananku langsung mempermainkan buah dada indah sebelah kiri milik Fitria dan terkadang kupilin-pilin puting susunya.
Sedangkan mulutku langsung menuju buah dada sebelah kanan dan menghisap-hisap serta memain lidahku diputingnya… “ouh…Wan… ouh… “ Fitria mengerang dan badannya melenting serta kepala tertengadah ke atas sehingga hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Akhirnya aku dorong dia ke arah tempat tidur sambil mulutku tetap diputing susu dan tangan kanan mempermainkan buah dada bagian kiri.
Aku baringkan Fitria ke pinggir tempat tidur dengan posisi kepala di tengah dan kaki terjuntai di lantai. Dengan gemas dan penuh kenikmatan berahi tangan , bibir dan lidahku bermain-main di kedua buah dada Fitria. “Eeehh.. ohh.. hohhh… Wan ouh… hsssst…” erangan Fitria semakin keras. Tak terkendali.
Kedua tanganku langsung menuju ke lingkar pinggang roknya, membuka kancing, sletting dan menarik roknya kebawah hingga lepas.
Terpampanglah kaki yang putih mulus dan halus serta beraroma keringat yang sangat merangsang berahi. Kuciumi kedua kaki mulai dari betis hingga paha dengan penuh kenikmatan dan napas memburu..
Akhirnya mukaku tepat berada di depan vagina dan aku ciumi dari luar Cd-nya yang sudah sangat lembab. Erangan Fitria semakin menggila dan pinggulnya tidak bisa diam sehingga membuat ciummanku menjadi tidak fokus.
Aku semakin menggila… tanganku langsung menarik CD tersebut kebawah hingga lepas sehingga tampak vagina yang indah dengan jembut lembut mengitari lobang vagina yang berbentuk garis vertikal.
Mulutku langsung menuju ke vaginanya., namun kepalaku ditahan oleh tangan Fitria sambil berkata “jangan mencium vaginaku Wan… aku malu.. dan tak pantas.
Dan belum pernah sekalipun vaginaku dicium..” Namun aku tak mengindahkannya, dengan paksa akhirnya mulutku sampai juga ke permukaan vagina Fitria dan langsung kujilat-jilat dan kuciumi dengan nafsu.. Ouhhh….
Aroma vagina ini benar-benar membuatku melayang dan kehilangan kendali… benar-benar memabukkan. Aliran darah dan napasku semakin cepat. Ketika lidahku mulai membelah lipatan vagina Fitria dan dan menjilati dari bawah hingga ke klitorisnya.
Fitria menjerit… “Auw…auw.. aduhhh… ouh….hehhkkkk “ napasnya seperti tercekik dan kemudian badan melenting dengan menengadahkan.
Kakinya memiting kepalaku dan kedua tangannya menekan kepalaku sekuat tenaga hingga aku tak bisa bernapas sambil berteriak “Aaaaaauuuuwwwhhhh……….” Dan Fitria berkelojotan seperti binatang yang disembelih…
Kemudian selama beberapa detik badannya kaku dan melemah perlahan-lahan dan akhirnya terhempas…sehingga himpitan dan tekanan pada kepalakupun lepas. Rupanya Fitria baru saja mengalami orgasme yang begitu luar biasa.
Kemuadian Aku berdiri dengan masih bercelana lengkap sambil memperhatikan Fitria yang masih menggunakan jilbab yang bentuknya tak karuan serta baju longgarnya yang terbuka tapi belum lepas dari badannya memperlihatkan keindahan buahdadanya yang montok serta halus, mulus dan wangi..
Sedangkan bagian bawahnya sudah benar-benar telanjang memperlihatkan keindahan vagina yang masih rapat. Jeda istirahat yang dialami oleh Fitria kugunakan untuk membuka celana panjangku sekaligus dengan celana dalamku.
Sehingga akupun bertelanjang bulat dengan penis yang masing tegang dan keras, karena memang belum digunakan. Perlahan-lahan aku menghampiri Fitria dan berbaring disisinya sambil wajahku menghadap ke wajahnya yang cantik dengan rona wajah yang sangat puas dan berbinar seolah sedang tersenyum dan mata terpejam.
Kemudian matanya terbuka dan memandangku dengan sayu seraya berkata… “Wan… barusan benar-benar luar biasa… belum pernah aku mengalami hal seperti ini sebelumnya… swear…”
“tapi Wan…. Aku belum merasakan dirimu seutuhnya … rasanya belum lengkap..” sambungnya lagi seraya tangannya merayap perlahan ke arah penisku dan mengusapnya lembut dan mengocoknya perlahan-lahan sehingga diriku melayang-layang kenikmatan..
Gila…
Pikirku dalam hati…
Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki oleh Fitria ini. Baru saja mengalami orgasme yang dahsyat, hanya dalam satu atau dua menit nafsu berahinya sudah bangkit lagi dan mulai merangsang diriku..
Fitria menarik badanku agar berada di atasnya dengan tangannya masih tetap memegang penisku. Kemudian pahanya dilebarkan dan mengarahkan penisku ke lobanga vaginanya.
Akupun cepat tanggap, setelah penisku berada tepat di belahan vagina Fitria aku mulai menggerakkan perlahan.
Tapi aku ingin merangsang dan menggodanya dengan cara hanya menggesek-gesek hingga ujung penisku menekan-nekan klitorisnya sambil tangan dan bibirku mempermainkan kedua buahdada Fitria. Fitria mulai mengerang lagi…dengan suara serak dan napas memburu…
“ouh… Wan… ouhhhh…Wan…..” sambil kedua tangannya menekan-nekan pantatku.
Tapi aku terus saja mempermainkannya.. sambil menikmati nikmatnya buah dada Fitria yang montok dan menggairahkan… Akhirnya Fitria mulai menjerit-jerit lagi..
“Ayo dong Wan…. Ayo… cepat… masukkan… ouh… ouh… huh… huh… “ seperti orang memelas dan menangis. Akupun tak tega … dan sebenarnya akupun sudah tak tahan… Kumasukkan penisku ke lobang vagina Fitria yang sudah amat sangat basah berlendir.
Blesss….. mili demi mili batang penisku mulai menelusuri lobang surga milik Fitria..
hingga sampai ke pangkalnya, kemudian secara ritmis aku mulai mengocoknya perlahan-lahan dan makin bertambah cepat.
Dan hal nikmat yang kurasakan tadi di kantor kualami kembali… Lobang vagina milik Fitria ini benar-benar berlendir seperti butiran pasir.
Dan butiran pasir itu demikian nikmatnya mengesek seluruh permukaan kulit penisku sehingga membuat setiap ujung syarat penisku mendapat sentuhan kenikmatan yang sangat luar biasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Ditambah lagi dengan dinding vagina Fitria yang terus menerus berkedut seolah meremas-remas seluruh batang dan kepala penisku. Betul-betul sangat luar biasa nikmat. Sehingga tanpa sadar aku berucap..
“Aduuhhh Fit… Aduhh fit ouhhh ouhhhh…”
“Kenapa… Wan, Ada yang salah…? “ tanyanya khawatir karena ucapanku terdengar olehnya.
“Bu…bukan….ta..ta.. tapi … sangat enakkkkkhhh … ouhhhh” Kataku terbata-bata.
Bersambung…