“Ibu, apa kabar..” sapaku sambil menyalami ibu Eva. Ia adalah guru kesenian dan bahasa SD ku di kawasan menteng Jakarta. Dalam usianya yang ke 40, ia masih tampak muda dan segar. Wajah dan tubuhnya sangat mirip dengan Ully Artha pemain sinetron yang juga sudah berusia kepala 4 namun masih saja cantik itu. Dengan baju santai berpotongan leher V, ibu guruku itu nampak seksi sekali. Belahan buah dadanya yang belum terlihat kerutannya itu tampak menyembul dan menunjukkan huruf Y yang tegas. “Baik Fi.. gimana keluargamu? Baik?” jawabnya tersenyum manis.
Kamarku ternyata sangat lengkap. Tempat tidur busa ukuran king size, AC, meja kerja, dan meja rias. “Hehe.. ibu tau kamu ngga perlu itu” katanya tersenyum geli sambil menunjuk meja rias. “Tapi ibu ngga tau mesti ditaruh dimana lagi..” “nggak apa lah bu.. jangan repot-repot. . fasilitasnya diatas ekspektasi saya.. terimakasih banyak..” Kami berdua duduk di pinggir ranjang, dan bercerita tentang masa kecil ku. Ia menceritakan betapa pangling dirinya melihatku yang tumbuh menjadi pemuda berusia 25 tahun yang tegap. “Tapi nggantengnya ngga berubah kok..” candanya. Ia juga menceritakan tentang keluarganya. Mantan suami bu Eva — yang bernama Irwan –ternyata masih sering mengunjungi anaknya di rumah itu paling sedikit sebulan sekali. “Sesak rasanya Fi.. kalau mengingat itu.. tapi apa boleh buat.. itu yang terbaik buat Maria..”.
Perempuan setengah baya itu sudah menjanda 7 tahun lamanya. Tak dapat kubayangkan bagaimana ia memenuhi kebutuhan biologisnya. Dan aku tahu ia bukan tipe perempuan penganut paham free sex. Bu Eva membaringkan tubuhnya di atas ranjangku sambil meletakkan tangannya di belakang kepala. Posisi itu membuat bajunya tertarik ke atas dan memperlihatkan buah dadanya yang tertekan oleh tarikan bajunya itu. Tampak garis BH nya tercetak dengan jelas dan.. my god.. kedua putingnya yang cukup besar itu juga terlihat jelas tercetak di dadanya. Posisi itu juga membuat kedua pahanya yang putih itu tersingkap. Duuhh..mulusnya. . kuperhatikan bentuk kakinya yang indah belum termakan oleh usia. Memang ada beberapa bagian yang sudah ada guratan lemaknya.. namun secara keseluruhan kaki itu bisa dibilang perfect. “Ibu rajin fitness ya ??” tanyaku spontan sambil memandang pahanya “kok tau ??” “habis badan dan paha ibu terlihat masih kencang .. tanda ibu rajin berolah raga..” Ibu Eva tersenyum manis padaku sambil dengan segera membenahi posisi badannya dan menutupi kedua pahanya. Mukanya tampak memerah karena malu bercampur senang. “that is very sweet Rafi.. terima kasih.. ini pujian pertama yang ibu rasakan bukan gombal dari seorang laki-laki sejak ibu menjanda..”
Sore itu aku diperkenalkan pada Atika dan Maria. Atika adalah adik perempuan bu Eva yang berusia 35 tahun. Badan dan wajahnya mirip Dian Nitami. Tinggi, berhidung masam, pinggul besar dan buah dada sedang. Ia tampak seperti seorang wanita yang kesepian. Dari cara bicaranya yang selalu meminta perhatian terlihat sifat kekanak-kanakannya yang masih kental. Maria nampak lebih dewasa dari Atika. Ia gadis berumur 18 tahun berbadan tinggi, kulit agak gelap, mata besar dan muka oval. Dengan gaya rambutnya yang keriting basah itu, ia tampak lebih tua dari umurnya. Maria mewarisi sifat keibuan bu Eva. Tidak seperti Atika yang cerewet dan bersuara keras itu, Maria lebih sabar dan bersuara lembut.. persis seorang putri kraton..
Malam itu aku tak bisa tidur. Entah kenapa, wajah dan tubuh bu Eva selalu membayang di pelupuk mataku. Buah dadanya yang berukuran 36, kakinya yang mulus, wajahnya yang mirip ully artha.. my.. I can’t believe that she is 40 … dan harus kuakui perempuan itu membuatku terangsang .. hasratku untuk menidurinya begitu menggebu.. bahkan dengan berpikir seperti ini saja sudah membuat penisku berdiri.. oh ya bicara soal penis.. aku dianugerahi penis berukuran cukup besar.. 16 cm dengan diameter 3-4 cm.. bila sedang berdiri bentuknya persis seperti pisang ambon berukuran besar.. well terus terang.. senjataku ini cukup digila-gilai teman-teman kencanku.. nah.. kembali soal guruku tadi, aku juga yakin ia sebenarnya mempunyai keinginan yang menggebu-gebu untuk mendapatkan sentuhan seorang lelaki.. hanya saja ia menekan kuat-kuat hasrat itu.. tapi bagiku untuk begitu saja menidurinya tentu tidak mungkin.. harus ada jalan halus untuk mencapai tujuan itu.. aku terus berpikir dan berpikir dan berpikir.. sampai akhirnya …aku tertidur
Seminggu sudah aku tinggal di rumah bu Eva. Aku sudah mulai hafal dengan kebiasaan hidup perempuan itu. Dari pagi sampai sore 5 hari seminggu, ia mengajar di sebuah lembaga bahasa inggris terkenal di Bogor. Malamnya, aku perhatikan bahwa sehabis bermain piano sepuas puasnya ia pasti tertidur di kamar kedap suara itu.. dan kalau ia sudah bermain piano, tak ada seorangpun berani mengganggunya. . aku melihat sebuah peluang disitu.. dan seketika itu sebuah rencana tercipta di benakku.. besok adalah malam minggu.. hari dimana bu Eva menghabiskan malamnya dengan bermain piano.. hari dimana Atika dan Maria tidak berani mengganggu ibunya ..
Malam minggupun tiba.. selesai mandi dan makan malam aku hampiri bu Eva “bu.. boleh saya temani ibu bermain piano? Saya juga penikmat musik klasik..” “tentu Fi.. be my guest.. tapi keliatannya kamu bakal jadi satu-satunya penonton, karena Atika dan Maria mungkin pulang agak larut..” “nggak apa bu..”kataku tersenyum.. yes.. my plan is running quite well so far.. tepat jam 8 malam pintu ruang piano ditutup dan AC pun dinyalakan.. semenit kemudian alunan lagu-lagu klasik karya Mozart, Johan Strauss, dan beethoven pun mengalun dengan merdu dari jari-jari lentik bu Eva. “bu.. kalau haus ini saya siapkan minumnya..” “Okey.. oh.. you are so sweat fi.. thanks..” Dengan sekali tenggak bu Eva menghabiskan sirup dingin yang telah kucampur dengan obat tidur itu..setelah itu aku langsung pamit “bu, saya mau pergi ke luar dulu cari angin.. setelah itu saya akan langsung tidur..” “Okey.. selamat jalan-jalan. . sampai besok ya?” bu Eva tersenyum manis padaku sambil menghentakkan symphoni ke 9 nya beethoven. Aku keluar dan menutup pintu.
Setengah jam kemudian, kubuka kembali pintu ruang piano perlahan-lahan. Tak ada suara terdengar dari ruang kedap suara itu. Aku menyelinap masuk, kukunci pintu, dan kulihat bu Eva tidur terlentang di ranjang tua di sisi piano itu. Gotcha ! rupanya KO juga dia terkena obat tidurku. Wah.. mudah-mudahan reaksinya tidak terlalu keras.. soalnya, bisa merusak seluruh rencanaku… Saat itu ia menggunakan daster terusan berwarna putih dengan belahan dada rendah. Buah dadanya menyembul dari BH tipis berwarna putih. Kedua kakinya terlihat mengangkang seakan menanti seseorang untuk menindihnya. Melihat tubuh tak berdaya itu, mendadak celanaku terasa sempit. Penisku sudah dalam keadaan tegak berdiri.
Dengan cepat kubuka daster ibu Eva dan kupeloroti dari tubuhnya. Seketika itu aku terpesona melihat tubuh yang masih sintal itu tergolek mengangkang dihadapanku hanya mengenakan BH dan celana dalam tipis. Pori-pori buah dadanya begitu jelas di mataku. Dan putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman tampak jelas dibalik BH tipis berwarna putih itu. Ketiaknya yang putih dan wangi itu ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam yang cukup lebat. Di selangkangannya kulihat gundukan daging yang tertutup oleh bulu-bulu yang juga lebat. Sedemikian lebatnya, sehingga begitu banyak bulu-bulu kecil yang menyelip keluar dari celana dalamnya.
Kata orang wanita yang berbulu lebat memiliki libido yang tinggi.. wow.. this must be my lucky day !! Model CD nya benar-benar membuat aku terangsang .. yaitu model CD yang menggunakan tali sehingga dengan satu kali tarikan celana itu akan terbuka..Ouwwhh. . ingin rasanya aku segera menggumuli tubuh itu.. but wait..that was not the plan.. so, dengan segera ku keluarkan beberapa sapu tangan yang sudah kupersiapkan, lalu aku ikat kedua tangan bu Eva ke jeruji ranjang besi dekat kepalanya, dan kuikat juga kedua kakinya ke jeruji ranjang besi dekat kakinya. Kupandangi wajah cantik yang mirip ully atha itu.. kemudian dengan lembut kubelai keningnya.. terus turun ke pipi..bibir. .dagu..leher. . terus ke dada..kuputar- putarkan tanganku disekitar buah dadanya yang besar sebelum kuselipkan tanganku ke balik BHnya dan seketika itu tanganku dipenuhi oleh gumpalan daging yang kenyal dan empuk berukuran besar itu. Alangkah menggairahkannya buah dada bu Eva..”emhhh..”
tiba-tiba bu Eva bergumam sambil mengeleng kepalanya ke kanan.. dengan cepat kutarik tanganku dari balik BH nya dan kumatikan lampu kamar. Ruang yang kedap cahaya itu langsung gelap gulita.. aku bahkan tak dapat melihat tanganku sendiri.. dengan meraba-raba aku kembali duduk di pinggir tempat tidur dan mencari tubuh permpuan itu. Tangan kiriku memegang paha kiri bu Eva. Dengan perlahan aku mengusap bagian dalam paha kiri bu Eva..kunaikkan tanganku lebih ke atas… terus sampai batas selangkangannya. . seketika itu tanganku memegang gundukan daging yang ditutupi oleh bulu-bulu lebat yang masih ditutupi oleh celana dalamnya yang tipis.. jariku mulai menggosok-gosok gundukan daging itu.. ke atas dan ke bawah sementara itu telapak tangan kananku menyusup ke balik BH nya yang terasa benar terlalu kecil untuk buah dada berukuran 36 itu…dengan bernafsu kuremas-remas buah dada montok itu.. “Ohh..ooohh..” terdengar suara guruku itu yang nampaknya sudah mulai sadar dari tidurnya. Tiba-tiba kurasakan seluruh otot tubuhnya menegang..
bu Eva mencoba bangkit dari tidurnya..”A. .apa..apaan ini ??” terdengar suara perempuan itu berteriak “kok gelap sekali?? Si..siapa kamuh..hh?? Ahhhh.. jangan sentuh saya !! lepaskan tanganmu dari dada saya.. kurang ajar !! lepaskan ikatan tangan dan kaki saya.. tolooong…tolooong. .” ia memperkuat jeritannya. Sebuah perbuatan yang sia-sia di ruang kedap suara itu. Bersamaan dengan itu bu Eva mulai meronta-ronta kekiri dan kekanan. Rontaannya yang kuat sempat membuat aku kawatir akan melepaskan ikatan tangan dan kakinya.. namun setelah beberapa saat, aku yakin ikatanku cukup kuat.
“Irwan !! Aku tau kamu suka dengan permainan ikat mengikat ini !!! Aku juga tau kamu masih berharap untuk bisa menikmati tubuhku lagi .. tapi sejak kamu menyakiti aku.. aku sudah bersumpah sampai matipun tak akan kuberikan tubuhku lagi padamu.. ouuuuhhh… ouuhhhh..” teriakannya bercampur dengan rintihan-rintihan kecil ketika tangan kiriku yang sedari tadi mengusap-usap perutnya dengan cepat kuselipkan kedalam CD nya. Ahhh..Jembutnya yang lebat itu memenuhi telapak tanganku. Jari telunjuk dan tengahku kugunakan untuk menyibak bulu-bulu itu untuk mencari pintu masuk ke vaginanya.
“Ohhh.. ahhhh.. who are you..siapa kamuuhh.. ohh.. tolong… whoever you are.. jangan perkosa saya.. please..” rintihnya dengan suara serak. Sambil terus memainkan klit nya kulepaskan sedotanku di dadanya dan menjawab dengan suara yang disamarkan “I am not gonna rape you maam.. I only want to love you…with my touch.. I know you want it.. I know you want it so bad..” perempuan itu terdiam sejenak.
terasa bu Eva menggesek-gesekkan pipinya di penisku.. ia menggerakkan kepalanya untuk membelai penisku dengan pipinya seakan ia sedang menyayangi kucing piaraannya.. tiba-tiba kurasakan bahwa ia menggerakkan kepalanya dan berusaha untuk menggapai penisku dengan mulutnya.. oh no you don’t .. kataku dalam hati..ini belum saatnya.. lalu dengan cepat kugesekkan penisku itu perlahan-lahan ke lehernya.. turun terus ke dada.. di atas bukit kembar yang montok itu kugesekkan bagian bawah kepala penisku ke putingnya yang.. wow.. sangat tegang itu.. “ohh noo…god…please don’t do this to me.. tolong lepaskan ikatan kakiku please..ooohhh. .” terasa oleh tangan kiriku bahwa bu Eva sedang berusaha merapatkan kedua pahanya untuk digesekkan satu sama lain.
Bisa kubayangkan dalam gelap, dengan kedua tangan dan kaki terikat di sisi kiri dan kanan kasur, bu Eva menggerak-gerakan pinggulnya dan menendang-nendang kakinya untuk bisa segera melepaskan diri dari ikatan dan merapatkan kedua kakinya.. “kamu bukan Irwan..ohhh. .I am sure you are not him..” bisiknya serak ketika kuturunkan penisku dari buah dadanya menuju perutnya. Penisku dari ujung hingga testis kuletakkan di atas kulit perutnya yang mulus itu. “Its not his size.. its too big for him.. oohhhhh.. please.. who are you ?” rintihnya penasaran karena tak bisa melihat laki-laki yang tengah memberikannya kenikmatan yang telah lama tak diperolehnya itu..
“Ooohh please.. do what ever you want..please. . don’t make me suffer any longer…” Dapat kubayangkan betapa merangsangnya kedua buah dada montoknya ikut terguncang kesana kemari seiring gerakan-gerakan histerisnya. . Dengan segera pula kubuka baju dan celanaku sehingga dalam waktu 20 detik aku sudah bugil. “Oohh.. I wish I could see you..” ibu Eva merintih ketika ia mendengar aku membuka seluruh pakaianku.. ”kenapa lampunya ngga dinyalain aja sih..? kamu takut apa? Don’t worry.. saya ngga akan marah.. I am yours tonight..”
Bibirku dengan cepat menemui klitorisnya dan dengan lembut kusedot-sedot sambil sesekali kugigit “AAAHHH..GOOOOODDDD… nikmatnya. . terus.. terruuusss… ” rintihnya sambil menggoyang-goyangka n pinggulnya. Kunaikkan bibirku ke arah perut dan kutelusuri keatas menuju buah dadanya..sesampainy a disana kugesekkan muka,pipi dan hidungku ke bukit kembar yang montok itu sementara penisku menempel di atas vaginanya. “o my god.. o my god.. ooohhhh..untie me pelleaaaase…! !!” jerit wanita berusia 40 an itu ketika penisku menggesek-gesek klitnya.
Aku sudah amat terangsang dan dengan segera kupegang penisku, kutempelkan di pintu vagina yang sudah teramat sangat becek itu , lalu kuedesakkan perlahan-lahan mengingat vagina ini sudah tidak pernah kemasukan penis selama hampir 7 tahun ! Ternyata ukuran diameter penisku agak menyulitkan penetrasi kali ini.. baru kusadari kalau vagina bu Eva ternyata berukuran cukup kecil.. “Aaaahh..aaaakkhh. . pelan-pelaaannn. . pelan-pelaaannhh. .ouh.. its soo biig..hh” kumasukkan lagi penisku hingga setengahnya, bu Eva kembali menjerit kesakitan.. dari suaranya kutahu ia menggeleng-gelengka n kepalanyadengan keras ke kiri dan ke kanan..
”Oohhh. . it has been sooo long since last time I had this thing inside me..ohhh…” bu Eva mulai menggoyang pinggulnya naik turun sambil berputar-putar. . penisku yang juga mulai kugerakkan naik turun merasa seperti dipilin-pilin. . ohh benar-benar nikmat.. ditambah lagi dengan buah dadanya yang besar itu terasa betul nikmatnya tergencet oleh dadaku.. Tubuhku meindih tubuh sintal bu Eva yang tak berdaya terikat kaki dan tangannya di ranjang.. tanganku menyangga badanku dengan siku. Telapak tanganku kadang meremas buah dadanya, kadang mempermainkan bulu ketiaknya yang sudah basah oleh keringat itu..
kedua tubuh kami yang saling bergesekan itu terasa licin oleh keringat yang sudah bercampur dengan lendir dari vaginanya dan penisku..setiap tusukan penisku selalu diikuti oleh jeritan histerisnya. .”aahhh..aaahhh. .aahhh..” Tiba-tiba.. TUUUUUT terdengar suara telephon antar kamar yang terletak di dinding sebelah kiri piano berbunyi.. “Eva..Eva.. kamu di dalam ?” terdengan suara wanita di speaker telephone itu.. “my god !! Atika!!!!” suara bu Eva terdengar kaget seraya menghentikan goyang pinggulnya..” Eva .. are you in there?? Jawab doongg..” suara Atika kembali terdengar ..”Ayo cepat.. bukakan ikatannya.. I have to answer her.. kalo ngga dia bisa curiga.. o my god.. omy god..” bu Eva kedengaran mulai panik. “Oke hang on..” kataku tersenyum sambil melepaskan ikatan kakinya. Sementara itu penisku masih dengan tenang berbaring tegak di dalam vaginanya. Ketika kakinya terbebas, dengan refleks bu Eva merangkulkan kakinya ke pinggangku.
Aku mulai kembali memompakan penisku keluar masuk keluar masuk dengan irama yang makin cepat.. sementara tanganku melepaskan ikatan tangannya. “Eva… is everything OK?? Jawab dong.” Kembali suara Atika terdengar…Begitu kedua tangannya terlepas, aku kembali menindih tubih sintal itu dan dengan cepat mencari bibirnya yang sedikit lebar dan seksi itu.
suara Atika mulai terdengar kawatir.. bu Eva melepaskan ciumannya dan meletakkan tangannya didadaku untuk menghentikan gerakanku seraya berkata..”please. .stop.. saya harus jawab Atika.. kalo ngga she will spoil the whole thing..” aku seperti kesetanan memegang kedua tangan perempuan itu dan ku lentangkan di tempat tidur “she can wait..” kataku sambil mempercepat hujaman penis besarku ke dalam vagina sempit dan becek guruku itu. Suara ranjang bercampur dengan kecipak vagina bu Eva dikombinasikan dengan jeritan-jeritannya sungguh membuat nafsuku naik ke kepala. Bibirku mencium dan menjilat kuping bu Eva sehingga ia menggelinjang kegelian.
“Evaa.. answer me..” suara Atika lagi-lagi terdengar
“AAAHHH.. AAAAHHH.. AAAAHHH..” bu Eva menjerit-jerit sambil tetap mengimbangi genjotan penisku. Kedua tubuh kami berguncang-guncang dengan cepat..
“Eva if you don’t answer..”
“AAAAHHH…faster. .faster… AAAAHHH…” pinggul kami bergoyang semakin cepat..
“if you don’t answer Eva..”
“OOHHHH YES.. YESSS…sebentar lagi saya mau..sebentar lagiihh..’ buah dadanya berguncang semakin cepat..
“I’ll call the police..!!”
Hening sejenak.
Kami berdua tertegun mendengar suara Atika. Goyangan pinggul kami tiba-tiba terhenti. Namun dengan cepat ku gendong tubuh bu Eva tanpa melepaskan penisku dari vaginanya. Kupegang kedul buah pantat bu Eva yang merangkulkan kedua kakinya di pinggangku dan kedua tanganku di bahuku.. kubopong tubuh sintal itu ke dekat telephone..”Eva…””YESSSS Atika.. I’AM ALIVE !!!” bu Eva menjawab Atika dengan nada kesal..dan nafas yang tersengal sengal.. “kok lama banget sih ?? aku kan kawatir.. soalnya aku denger ada suara kamu menjerit-jerit. .
cuma aku ngga yakin soalnya ruangan piano kan kedap suara..” sambil tetap dalam posisi menggendong , kucium buah dada bu Eva dan ku gigit putting susunya.. “NO.. NO.. auwhhh.. IT’S.. IT’s ONLY YOUR IMAGINATION. .aahhh..sss. .” “Eva are you OK? Is there somebodyelse with you ?” kusedot putting susu kirinya dan kuputar-putar pinggulku sehingga penis besarku mengocok-ngocok vaginanya “ouuhh.. cut it out will ya..” bisiknya manja di kupingku “YES, I AM OK ..TIKA.. AND I AM ALL ALONE.. AS USUAL.. GOOD NIGHT.. and have a nice sleep..AAAAHH. .” gagang telephone terjatuh ketika dengan ganas aku mulai mengangkat dan menurunkan pantat bu Eva sehingga vaginanya keluar masuk penisku. Tiba-tiba PYAAAARR.. ruangan menjadi terang benderang..
oh my god !! whats happening !! who is turning on the light ? Mataku berkunang-kunang karena tak terbiasa dengan terang.. semenit kemudian.. kulihat wajah bu Eva yang dibasahi oleh keringat tampak terpana melihat wajahku..tangannya masih memegang saklar lampu yang terletak tepat di sebelah telephone.. “Rafi.. ITS YOU ??.. oh my god … ibu ngga nyangka kalo itu kamu.. oh my godd… Rafi… YOU’RE fishING ME !!! YOUR fishING YOUR OWN TEACHER !!” “Yeaah ” jawabku sambil mempercepat naik turunnya pantat bu Eva “and you like it right ??” “OUHHH.. DAN KAMU LUAR BIASA….AAAHH. .” bu Eva melingkarkan tangannya di leherku dan mulai menciumi bibirku. Mula-mula ia mencium-cium kecil kedua bibirku, kemudian ia mulai menggigit kecil bibir bawahku.
Beberapa saat kemudian kurebahkan tubuh bu Eva kembali diatas ranjang. Kami berdua saling memandang penuh sayang sambil terengah-engah. Tubuh sintal bu Eva terlihat mengkilat oleh keringat yang bercucuran. Buah dadanya penuh dengan tanda merah bekas sedotanku. Kembali kami berciuman penuh gelora dan kasih sayang. Kaki bu Eva melingkari pinggangku dan tangannya memeluk erat leherku. Kupompakan kembali penisku dengan cepat.. “OOHH..RAFI HONEY..saya mau keluar..””Yeah. . me too bu..me too.. ohhh..” pinggulku bergerak melingkar mengikuti goyangannya. Penisku mulai terasa berdenyut-denyut. . kami kembali berciuman dengan penuh nafsu.. kurasakan otot-otot bu Eva mulai mengejang.. “OOOH..HONEY. .HONEY.. I’M COMING.. I’M OMIIINGG..EMMMMMMHH HHHHH..”
bu Eva mengangkat pinggulnya setinggi-tingginya. . tangannya memeluk leherku dengan keras.. dan mulutnya menyedot bibir dan lidahku dengan kuat.. ketika itu juga aku merasakan sesuatu yang melesat kuat dari batang penisku menuju ujungnya.. dan …”Aaaahhh..ibu. .ibu.. saya juga…aaahhh..” aku menggelepar- gelepar dan penisku memuncratkan maninya yang sangat banyak itu ke vagina bu Eva yang juga tengah mengeluarkan cairan orgasmenya.. kontraksi vaginanya terasa sangat luarbiasa memilin-milin penisku.. tubuh kami ambruk saling bertindihan dengan lemas.. tak terasa 1 jam lebih kami melakukan permainan ini.. kuangkat kepalaku dari sisi kepalanya. Kupandangi wajah cantik yang kini berwarna kemerahan karena letih.. aku tersenyum..”You are so beautiful bu..” kataku sambil mengecup keningnya.. dan ia mendekapku dengan mesra.. penuh kasih sayang.. dan .. “I love you honey..”bisiknya sambil mengecup bibirku dengan lembut.
Aku berguling ke samping dan berbaring di samping bu Eva sambil memandang langit-langit. . “bu.. menurut ibu, Atika curiga nggak?” tanyaku sambil memeluk tubuh bugil guruku..”Naah. . don’t worry about her.. saya akan cari alasan kenapa suara saya seperti sedang lari marathon waktu ngomong sama dia.. my goodness..” “so, whats your plan for tomorrow bu??” “my plan ? well .. let me see.. beli obat anti hamil.. dan.. jamu kuat.. untuk menandingi si ini nih..”katanya seraya meremas penisku dengan gemas. Remasannya itu ternyata seperti listrik bagi penisku.
Mendadak ia membesar dan berdiri tegak hingga nyaris mencapai puserku. “my god.. barangmu sudah berdiri lagi Fi.. ” bu Eva bangkit dari tidurnya memandangnya dengan takjub seraya mengelus-elus penisku yang sudah mulai berdenyut-denyut menanti ronde berikut.. “and look at him..” sambungnya dengan nada kagum “I ‘ve never seen such a real big thing like this.. saya ngga percaya barusan benda ini ada di dalam vagina saya..” “ready for the second round bu ?” tanyaku sambil mulai menggerayangi buah dadanya.. “no honey.. this is too shocking for me..
I am a little bit tired.. lets save it for tomorrow okey ? and one more thing.. please call me mbak Eva, will ya..” aku tersenyum lebar “sounds more sexy to me…” dan kamipun berciuman dengan mesra sekali.