Thursday, November 21, 2024

Akibat Kehabisan Bensin

News Online Itil

Cerita Sex Akibat Kehabisan Bensin – Sebutlah saja Namanya Vira, dianya ialah seorang mahasiswi yang memiliki gairah sex yang cukup tinggi. Semenjak keperawanannya lenyap di SMA Vira teratur ingin ngentot dan ngentot kembali. Mungkin lelaki yang sudah masukkan kontolnya ke memekku tidak bisa terhitung tidak minimal.

Saya seolah teratur saja ingin dipenuhi oleh kontol-kontol yang besar dan tahan lama. Nach narasi dewasa nya ini, saya barusan pulang dari rumah temanku sehabis kerjakan pekerjaan barisan salah satunya mata kuliah. Pekerjaan yang sangat meletihkan itu pada akhirnya usai hari tersebut.

Saat saya tinggalkan rumah temanku langit sudah gelap, jam tanganku memperlihatkan jam 8 lebih. Yang kutakutkan ialah bensinku tinggal sedikit, walau sebenarnya rumahku cukup jauh dari wilayah ini apalagi saya cukup asing dengan wilayah ini karena saya jarang-jarang bertandang ke temanku yang ini.

Di perjalanan saya melihat sesuatu pom bensin, tetapi keinginanku langsung pupus karena demikian ingin berbelokkan mobilku kenyataannya pom bensin itu sudah tutup, saya menjadi kecewa sampai menggedor setirku, mau tak mau kuteruskan perjalanan sekalian mengharap temukan pom bensin yang masih tetap membuka alias selekasnya sampai ke rumah.

Cerita Sex Akibat Kehabisan Bensin
Cerita Sex Akibat Kehabisan Bensin

Tersange Saat lagi ada pada sebuah sulit perumahan yang cukup sepi dan gelap, mendadak mobilku mulai kehilangan tenaga, saya cukup cemas sampai kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, tapi walupun kucoba berkali-kali tetap tidak sukses.

Rugi sekali saya karena siang tadi terlambat kuliah menjadi saya tidak sebelumnya sempat isi bensin terjerat tidak paham wajib bagaimana, ke-2 orang tuaku sedang di luar kota, di dalam rumah hanya ada pesuruh yang tidak bisa diharapkan kontribusinya.

Tidak jauh dari mobilku terlihat sesuatu pos ronda yang lampunya berpijar remang-remang. Saya selekasnya turun dan ke arah sana untuk minta kontribusi, setelah tiba di situ saya melihat lima orang di situ sedang ngobrol-ngobrol, ada juga 2 motor diparkirkan di situ, mereka ialah yang mendapatkan gantian ronda malam itu dan 2 tukang ojek.

“Ada apakah Non, malam-malam ini? Nyasar ya?”, bertanya salah seseorang yang kenakan pakaian hansip. “Eeh.. itu Pak, Bapak tahu tidak pom bensin yang terdekat disini tetapi masih tetap membuka, masalahnya mobil saya kekurangan bensin”, kujawab sekalian menunjuk ke mobilku.

“Wah, kalau pom bensin jam begini sudah tutup semua Non, ada yang membuka terus tetapi cukup jauh disini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang kenyataannya tukang ojek di wilayah tersebut. “Aduuhh.. bagaimana ya! Alias begini saja dech Pak, Bapak kan punyai motor, ingin tidak Bapak beliin bensin untuk saya, nanti saya bayar kok”, tawarku.

Untung mereka berbaik hati menyepakatinya, sang Bapak yang berkumis tebal itu ambil jaketnya dan selekasnya pergi dengan motornya. Tinggallah saya bersama empat orang yang lain.

“Silahkan Non duduk dahulu di sini sekalian tunggu”. Seorang pemuda berusia kurang lebih 18 tahunan geser duduknya untuk memberikan tempat di atas bangku panjang tersebut.

Seorang Bapak 1/2 baya yang memakai sarung menawariku satu gelas air hangat, mereka terlihat ramah sekali hingga-sampai saya wajib terus tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena menganggap menyusahkan.

Kami pada akhirnya ngobrol-ngobrol dengan dekat, saya rasakan jika mereka sedang melihati badanku, hari itu saya memakai celana jeans ketat dan setel luar berlengan panjang berbahan jeans, didalamnya saya memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah menjadi belahan dadaku cukup berkesan.

Maka tidaklah aneh sang pemuda di sampingku teratur berusaha mengambil pandang ingin melihat wilayah tersebut. Kompleks itu sudah sepi sekali waktu itu, menjadi mulai muncul niat main-mainku dan memikirkan bagaimana andaikan kuberbagi badanku untuk dicicipi mereka sekaligus sebagai balas budi.

Berkenaan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas belakangan ini, saya iseng menjelaskan, “Wah.. panas sekali yah belakangan ini Pak, sampai malam begini saja masih tetap panas”. Saya menjelaskan faktor itu sekalian mengibas-ngibaskan leher bajuku selanjutnya dengan rileksnya kulepaskan setel luarku, menjadi nampaklah lenganku yang putih mulus.

Mereka melihatku dengan tidak berkedip-kedip, nampaknya umpanku sudah mengena, saya percaya mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin nikmati badanku. Sang pemuda di sampingku sejenisnya sudah tidak kuat kembali, dianya mulai membulatkan tekad membelai lenganku, saya diam saja diperperbuat demikian.

Salah satunya pada mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan ambil tempat di sebelahku, tangannya ditempatkan di atas pahaku, melihat tidak ada penampikan dariku, pelan-pelan tangan itu menjalar ke atas sampai sampai ke payudaraku.

Saya keluarkan desahan halus memikat saat sang tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba-raba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah berasa mengeras.

Melihat faktor ini ke-2 Bapak yang dari barusan cuma terheran serempak maju turut menggerayangi badanku. Mereka berebut menyelusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang lebih rendah untuk mengerjai dadaku, sesaat saja saya sudah rasakan ke-2 buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar.

Saya mengerang-ngerang kenikmatan nikmati ke-4 orang itu menikmatiku. “Eh.. kami membawa ke pos saja agar aman!”, saran sang hansip. Mereka juga sepakat dan saya dibawa masuk ke dalam pos yang memiliki 3×3 m itu, pencahayaannya cuma sesuatu bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran secara langsung melepaskan tank hebat dan bra-ku yang sudah terkuak.

Saya sendiri buka kancing celana jeansku dan hebatnya ke bawah. Ke-4 orang ini kagum melihat badanku yang tinggal terikat celana dalam pink yang kurang, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak.

Ini ialah faktor yang menyenangkan dengan membuat pria tergoda dengan kemolekan badanku, agar semakin menggairahkan mereka, kubuka ikat rambutku menjadi rambutku tergerai sampai sentuh pundak.

Sang hansip memerintah seorang untuk berjaga-jaga dahulu di luar cemas jika ada yang mendapati, pada akhirnya yang paling muda dari mereka yakni sang pemuda itu yang mereka panggil Mat tersebut yang dikasih gantian menjaga, Mat secara menggerutu tinggalkan ruang tersebut.

Sang hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, berasa betul jari-jarinya merayap masuk dan sentuh dinding kewanitaanku, sedangkan di tukang ojek membungkuk agar bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu dihisap dan digigit kecil.

Selanjutnya saya dibaringkan pada alas yang mereka gelar disana. Mereka bertiga sudah buka celananya menjadi berkesanlah tiga tangkai yang sudah mengeras, saya sampai terkesima melihat tangkai mereka yang sangat besar itu, terutama punyai sang hansip, penisnya paling besar antara ke-3 nya, hitam dan disanggupi urat-urat mencolok.

Itil V3

Celana dalamku mereka lucuti menjadi sekarang saya sudah telanjang bundar. Saya segera raih penisnya, kukocok lantas kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, bukan hanya itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, benar-benar besar penisnya ini sampai tidak muat semuanya di mulutku yang imut, paling hanya masuk tiga perempatnya.

Sang tukang ojek bawa sedikit pinggulku dan menyisipkan kepalanya antara ke-2 iris paha mulusku, dengan ke-2 jarinya dianya sibakkan kemaluanku menjadi berkesanlah vagina pink-ku antara bulu-bulu hitam.

Lidahnya mulai sentuh tahapan dalam vaginaku, dianya meperbuat jilatan-jilatan dan mengisapnya, badanku menggeliat rasakan birahi yang mencapai puncak, ke-2 pahaku mengapit kuat kepalanya karena menganggap geli dan nikmat di bawah sana.

Bapak bersarung nikmati payudaraku sekalian penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi sang hansip yang ku-karaoke. Saya seringkali melihat sebentar-sebentar Mat muncul di atas jendela mengintipku disetubuhi teman-temannya, kelihatannya dianya sudah resah karena tidak sabaran kembali agar bisa nikmati badanku.

Selang beberapa saat saya capai orgasme pertama kaliku melalui permainan mulut sang tukang ojek pada kemaluanku, badanku melafalkanng sebentar, dari mulutku kedengar erangan ketahan karena mulutku penuh oleh penis sang hansip.

Cairanku yang mengucur dengan deras itu disantap olehnya dengan rakus sampai kedengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Senang menjilat-jilati vaginaku, sang tukang ojek meneruskannya dengan masukkan penisnya ke vaginaku, eranganku menemani masuknya penis itu, cairan cintaku mengakibatkan penis itu semakin lebih bebas menancap ke.

Saya rasakan enaknya tiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit bokongnya agar tusukannya terus dalam. Bapak bersarung menggeram-geram kenikmatan saat penisnya kujilati dan kuemut, dan sang hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sekalian menjilat-jilati leher tingkatanku.

Saya dibikinnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, bukan hanya leher dianya jilati telingaku lantas turun kembali ke payudaraku langsung dianya caplok dengan mulutnya

Beragam saat lama waktunya sang tukang ojek memacuku, mendadak pacuannya semakin cepat dan pinggulku digenggam semakin kuat, pada akhirnya tumpahlah maninya dalam kemaluanku disertai erangannya, lantas dianya bebaskan penisnya dari vaginaku.

Tempatnya selekasnya diganti oleh sang hansip yang atur badanku dengan posisi bertopang pada ke-2 tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang lebih besar sampai saya meringis dan mengeluh meredam sakit saat penis tersebut.

“Wuah.. memek Non ini sempit sekali, untung sekali gua ini hari bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar sang hansip.

Sikatan-sodokannya sangat oke menjadi saya mendesah keras tiap penis itu menusuk ke, keributanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan memenuhi mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke mulutku sampai mukaku nyaris tenggelam pada bulu-bulu kemaluannya.

Saya benar-benar nikmati menyepong penisnya, ke-2 buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sedangkan ada di belakang sang hansip mengakangkan pahaku lebih lebar sekalian terus menyikatku, sang tukang ojek istirahat sekalian memain-mainkan payudaraku yang menggantung.

Sang Bapak bersarung pada akhirnya ejakulasi terlebih dahulu di mulutku, dianya melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat saya keluarkan tehnik menghisapku, kuminum semua air maninya, tetapi karena sangat tidak minimal sedikit ada yang menetes di bibirku.

“Wah, sang Non ini.. cantik-cantik suka nenggak peju!”, komentar sang tukang ojek melihatku dengan rakus bersihkan penis sang Bapak bersarung dengan jilatanku.

Mendadak pintu terbuka, saya sedikit kaget, di muka pintu muncul sang Mat dan sang tukang ojek berkumis tebal yang sudah datang dari beli bensin. “Wah.. ngapain nih, ngentot kok tidak ngajak-ngajak”, ucapnya.

“Iya nih, cepatan donk, saat gua dari barusan hanya diminta menjaga, sudah kepingin nih!”, ikat sang Mat. “Ya sudah, lu dua-an ngentot dahulu sana, gua yang menjaga saat ini”, kata sang tukang ojek yang satu sekalian membereskan kembali celananya.

Selekasnya sehabis sang tukang ojek keluar dan tutup pintu, mereka berdua secara langsung menanggalkan bajunya, sang Mat buka kaosnya sampai telanjang bundar, badannya cukup kurus tetapi penisnya cukup,

Cocok sang tukang ojek berkumis melepaskan celananya baru saya melihatnya kagum karena penisnya kenyataannya semakin lebih besar dibanding punyai sang hansip, diameternya lebih tebal juga. “Gile, dapat mati kepuasan gua, keluar satu tiba dua, mana kontolnya besar !”, kataku dalam hati.

Sang hansip yang masih tetap belum keluar masih tetap memacuku dari belakang, ini hari dianya memegang ke-2 lenganku menjadi posisiku 1/2 berlutut. Sang Mat langsung melumat bibirku sekalian meremas-remas dadaku, dan payudaraku lainnya dilumat sang tukang ojek tersebut.

Terlihat Mat demikian buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pemuasan dari hajat yang dari barusan ditahan-tahan, aku juga membalasnya tindakannya dengan memberikan laporan lidahku dengannya.

Kumis sang tukang ojek yang lebat itu berasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberbagi kesan geli dan nikmat yang hebat. Sang Bapak bersarung sekarang istirahatkan penisnya sekalian mencupangi leher tingkatanku membuat darahku semakin bergolak saja memberikan hati nikmat ke semua badanku.

Saat saya merasa sudah ingin keluar kembali, sikatan sang hansip juga berasa semakin keras dan pegangannya pada lenganku semakin kuat.

“Aaahh..!”, saya mendesah panjang saat tidak sanggup meredam orgasmeku yang nyaris bersama dengan sang hansip, vaginaku berasa hangat oleh semprotan maninya, selangkanganku yang sudah becek terus banjir saja sampai cairan itu menetes di salah satunya pahaku. Badanku sudah basah berkeringat, ditambahkan lagi cuaca yang cukup panas.

Sehabis capai klimaks panjang mereka melepaskanku, lantas sang Bapak bersarung tiduran di alas dan menyuruhku naiki penisnya. Barusan saya menempati dan menanamkan penis itu, sang tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada suatu hal yang menyodok ke anusku.

Gila bisa dibuktikan sang tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar meminta bermain sodomi kembali. Untung wilayah selanganku sudah penuh lendir menjadi melicinkan jalan untuk benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tetapi tetap sakitnya berasa sekali sampai saya menjerit-jerit kesakitan, jika saja ada orang melalui dan mendengarku pasti diduganya sedang terjadi pemerkosaan.

Dua penis besar mengaduk-aduk ke-2 lubang senggamaku, sang Bapak bersarung asyik nikmati payudaraku yang menggantung pas di muka mukanya. Sang Mat berlutut di muka mukaku, tanpa diminta kembali kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak besar bisa dibuktikan, tetapi cukup keras. Kusaksikan mukanya merah padam sekalian mendesah-desah, sejenisnya dianya gugup

“Sedap tidak Mat? Kalian sudah sebelumnya sempat ngentot belum?”, tanyaku di tengah-tengah desahan. “Aduh.. sedap sekali Non, baru sebelumnya sempat saya merasakan ngentot”, ucapnya secara tergetar. Saya terus mengemut penis sang Mat sekalian tanganku yang satu kembali mengocak penis supernya sang hansip.

Sang Mat memaju-mundurkan bokongnya di mulutku sampai pada akhirnya menyemprot maninya dengan deras langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit sang tukang ojek susul orgasme, dianya melepaskan penisnya dari duburku lantas menyemprot spermanya ke punggungku.

Sang Bapak bersarung sejenisnya sudah ingin orgasme, terlihat dari erangannya dan cengkramannya yang semakin kuat pada payudaraku. Karena itu kugoyang pinggulku bisa lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat penuhi vaginaku. Karena saya masih tetap belum klimaks, saya masih tetap menaik-turunkan badanku sampai 3 menit selanjutnya aku juga meraihnya.

Sehabis itu sang Bapak bersarung itu keluar dan sang tukang ojek tadi berjaga-jaga itu kembali masuk. “Aduh, belum senang nih orang.. dapat tidak sadarkan diri gua semakin lama nih!”, pikirku Badanku ditelentangkan lagi di atas alas.

Ini hari gantian sang Mat, dasar perjaka.. dianya masih tetap berkesan cukup canggung waktu ke ingin mulai menjadi wajib kubimbing penisnya untuk menyerang vaginaku dan tidak lebihsang dengan kata-kata “Mari Mat, kapan kembali lu dapat merasakan ngentot dengan cewek universitas, puasin Mbak donk kalau lu lelaki!”. Sehabis masuk 1/2 kusuruh dianya gerakkan pinggulnya mundur-maju.

Tidak sampai lima menit dianya terlihat sudah terlatih dan menikmatinya. Sang hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya antara ke-2 payudaraku, lantas dianya kocok penisnya disana. Saya melihat terang sekali kepala penis itu mundur-maju di bawah mukaku.

Sang tukang ojek berkumis luar biasa mukaku ke samping dan memberikan penisnya. Kugenggam dan kujilati kepalanya menjadi pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat memuat penisnya yang paling besar dari mereka berlima.

Saya sudah tidak bisa ngapa-ngapain kembali, badanku terkuasai seutuhnya oleh mereka, saya cuma bisa gerakkan tangan kiriku, itu juga untuk mengocak penis sang tukang ojek yang satu kembali. Badanku basah kuyup oleh keringat dan sperma yang disemburkan oleh mereka yang menjamahku.

Sehabis mereka kebagian porsi, saya bersihkan badanku dengan handuk basah yang diberbagi sang hansip lantas memakai lagi bajuku. Mereka mohon pamit padaku dengan meneput bokongku alias meremas dadaku. Sang tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sekalian bawa sejerigen bensin tadi dibelinya.

Cerita Sex Korban Kenakalan Remaja

Sehabis menolongku tuangkan bensin kenyataannya dianya masih tetap belum senang, dengan paksakan dilepaskan celanaku dan menyikatkan penisnya ke vaginaku.

Kami meperbuatnya dalam posisi berdiri sekalian berpegangan pada mobilku saat lagi 10 menit. Untung saja tidak ada orang alias mobil yang melalui di sini. Setelah tiba di dalam rumah saya segera mengguyuri badanku yang wewangian sperma itu di bawah shower lantas tidur dengan hati senang.

Benar-benar pengalaman yang memberikan kepuasan, dan saya sukai dengan sex liar seperti ini. Pada kesempatan lain akan kuceritakan pengalamanku ngeseks dengan pelatih mengemudiku, dua orang pengamen, dosenku, satpam kampusku, tukang becak yang mangkal di kompleksku, Pak RT, pegawai di kampusku, dan lain-lain.

Itil Service

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *