Saturday, November 23, 2024

Suka Permainan Kasar

News Online Itil

Cerita Sex Suka Permainan Kasar – Sebelumnya perkenalkan nama saya Echa, saya sekarang berumur 27 tahun, saya memiliki tubuh yang lumayan tinggi yakni 177cm, dengan ukuran payudara 34B. Ini merupakan cerita pertama saya, sebuah kisah yang selama ini saya simpan hingga saat ini dan sekarang akan saya coba tuturkan kepada teman-teman semua.

Sebagai perempuan muda yang telah berkeluarga saya memiliki sebuah obsesi berbeda dalam melakukan hubungan seks. Ya seperti yang anda duga saya suka seks kasar dengan pukulan dan sedikit kekerasan. Selama ini hubungan saya dengan suami masih baik-baik saja namun saya sendiri merasakan hal hambar dalam hubungan seks kami.

Saya dan suami bertemu tidak lama setelah saya selesai melakukan study di Singapore. Dia seorang yang baik dan saat ini tengan bekerja sebagai manajer disalah satu perusahaan swasta nasional. Suami ku sebenarnya telah mencoba memenuhi keingginanku untuk memenuhi “kebutuhanku” ini.

Cerita Sex Suka Permainan Kasar
Cerita Sex Suka Permainan Kasar

Tersange Saat melakukan hubungan Seks aku sering memberi kode kepadanya untuk sedikit kasar dan keras kepadaku. Tamparan-tamparan sering dilakukan oleh suamiku demin memberikan gairah lebih kepadaku, tapi hanya sebatas tamparan yang membuat saya merasa gairah dan nafsu birahiku tidak terpenuhi.

Hal ini terkadang menimbulkan rasa kecewa dan frustasi karena nafsu tinggiku yang tidak tersalurkan namun hal ini coba kusembunyikan darinya.

Saat ini saya sendiri tengah bekerja disalah satu Bank swasta, Setelah 1 tahun bekerja diKantor pusat di Jakarta. Belum lama ini saya dipindahkan ke sebuah Kantor Cabang dan disinilah terjadi hal yang benar-benar merubah hidupku.

Ini bermula saat aku bertemu dengan mantan pacarku Diaz, dulu saat kuliah Echa mempunyai pacar bernama Diaz. Diaz orang peratma yg memperawani aku dan mengenalkan sex kepadaku. Diaz juga adalah orang yang paling tahu keinginan seks ku seperti apa, dia tahu kalau aku senang dengan sex kasar dan keras.

Dulu kami sering melakukannya. Tapi itu sempat terhentu karena aku selam 2 tahun harus melanjutkan kuliah S1 di singapura dan sejak itu kami menjadi kehilangan kontak, dan ketika aku dimutasi dari kantor pusat daerah jakarta ke sebuah kantor cabang.

Di situlah akun bertemu kembali dengan Diaz suatu hal yang ngak pernah aku sangka akan terjadi lagi. Bisa bertemu dengan mantanku itu, Diaz ternyata bekerja sebagai BO di Bank yang sama denganku, aku sendiri adalah sabagai CS di Bank itu.

“siang mbak ini laporanya,,”, kali pertama Diaz menyapaku, saat itu aku tidak sadar bahwa itu adalah diaz.
“iya taruh aja di meja”, jawabku saat itu.

“haaa, Diaz kamuuu!!!”, Bertapa terkejutnya aku begitu aku menatap muka orang yang didepanku, orang yang aku sangat kenal Diaz.

“Lho echa kamu baru disini juga ya??”, tanya diaz balik, ternyata Diaz juga tidak kalah terkejutnya denganku
Saat itu perasaanku tegang bercampur malu dan senang, karena bertemu kembali dengan Diaz.

‘lhoo kalian sudah saling kenal ya cha??”, Bilang Vira dengan nada cemburu dan sedikit jutek kepadaku, Vira adalah teman sekantorku yang juga seorang CS, dari info yang aku dengan Vira adalah kekasih gelap dari Diaz yang juga seorang lesbian dan maniak sex.

“iyaa Vir ini teman lama saya wktu di kampus sebelum pindah ke singapura”, jawab Diaz menjelaskan ke Vira. Mendengar penjelasan Diaz akupun tersenyum, tapi tidak dengan vira wajahn terlihat seperti curiga dan tidak senang akan kehadiran aku.

Waktupun terus berjalan dan pekerjaan di kantor lancar seperti hari-hari lainnya, sampai akhirnya situasi itu datang. Aku ingat itu terjadi saat jam makan siang, saat Diaz menghampiri meja kerjaku.

“Hai Echa, sibuk ga??” tanya Diaz kepadaku
“nga ko, kenapa??,,”Aku sedikit curiga
“kita makan siang di luar yuk??” Ajak Diaz kepadaku.

“Aduuh gimana yaa??” jawabku, karena merasa ngak enak dengan vira yang ada di sebelahku. Walau bagaimanapun Vira itu kekasih gelapnya diaz dan aku tau itu.
“Udaah nga apa-apa Cha, temenin Diaz makan sana,,” bilang Vira smbil tersenyum kepadaku.

“Loh??” dalam hati aku jadi bertanya, kenapa Vira hari ini baik banget ya sama aku.
Vira pun berdiri dari tempat duduknya, “I’iihh, di ajak makan siang kok nolak sich,,” bilang vira sambil menarik aku, berdiri dari tempat dudukku.

“Kita sama-sama aja ya Vir? Aku jadi ngak enak nich,,,”, pintaku ke vira.
“aku bawa makan kok Cha, sayang kalau ngak di makan kan,,,”, vira memberi alasan kepadaku untuk menolak ajakanku.

Karena vira terus menerus menolak akhirnya aku jalan dengan Diaz berdua, setelah selesai makan Diaz mengajak ngobrol aku yg sangat private, soal hubungan kami dulu, perilaku seks ku dan kehidupan ranjangku setelah berpisah dengannya.

Setelah panjang lebar kami bercerita Diaz memperlihatkan foto-foto saat aku masih berpacaran dengannya, tapi yang membuatku terkejut itu adalah photo saat kami melakukan scene seks saat dia menyiksaku dulu.

“Diaz, kamu gila yaa, kok foto-foto itu masih kamu simpan???” teriakku degan nada keras dan sedikit rasa marah dicompur kecewa serta rasa malu yang sangat.

“Sudahlah Cha, kamu ngak usah bohongin dirimu sendiri, saya tahu kok apa yang kamu inginkan, bener ga??”, ketus Diaz kepadaku

“Plaak,,” secara reflek langsung ku tampar wajah Diaz setelah di bicara seperti itu kepadaku.
“Kamu kurang ajar yaa Diaz, please hargai aku dong, aku sudah punya suami sekarang,,” teriakku kepada Diaz.

Dengan wajah kesal Diaz menjawab, “Dasar lonte, kamu itu tetap Lontee cha, lonte milikku, ingat itu Cha,, Saya tahu kamu masih suka kayak gini kan?? Saya bisa lihat, kamu tidak puas kan sama suami kamu??” Diaz balik menghujat dan menghinaku.

Itil V3

“Plaak,,” kutampar lagi wajah Diaz.
“Kamu memang sudah kelewatan Diaz,,” aku langsung berdiri, dan saat berdiri tanganku langsung di pegang oleh Diaz.

“Wait,, Cha, bagaimana ya kalo photo-photo ini tiba-tiba bisa ada di kantor sama internet, gampang kok tinggal di upload dan print, apa yang mereka pikirkan begitu lihat lonte seperti mu berpose seperti diphoto ini.”, Ancam Diaz dengan sedikit mnyindirku.

Mendengan Diaz berbicara seperti itu sungguh membuatku menjadi sangat kaget, “Diaz kamu kok jahaat sekali sama saya?”. Dengan nada lemah aku mengatakan, “Kamu maunya apa Diaz? Uang?? Bilang aku!!”

“Hahahaha, aku ngak butuh uang Cha, aku hanya butuh kamu, semalem saja, gimana?? Setelah itu kamu bisa menghapus photo-photo ini, gimana??”, Dia mulai memberiku tawarannya.

“Aaahh ngak lahh, aku sudah nikah Diaz, hargain aku dong,,” aku memohon dan memelas ke Diaz.

“Tapi suami kamu kan lagi keluar kota kan?? Aku juga cuma minta kamu temanin aku malam ini ke cafe, tapi kamu datng ke kontrakan saya dulu ya,,,” Diaz tetap teguh pada permintaannya.

Aku pun sedekit terdiam sambil menarik nafas, “Heeemm, oke, hanya ke club malam kan??”
Sambil mendekat ke kupingku Diaz berbisik, “Iyaa lonteeku sayang, hihihi,,,”

Aku langsung mendorong Diaz “Diaz itu sudah masa lalu, please jangan panggil aku seperti itu lagi, oke??” pintaku ke Diaz.

“Udah ntar malam dimana dan jam berapa??”, akhirnya aku menerima syarat dari Diaz.
“Hahaha, begitu dong ngak usah marah dan acara nolak-nolak , memangnyamau saya sebarin!! Kita ketemu

Jam 7, alamatnya akan aku sms ke kamu”, Bilang Diaz sambil tersenyum. Wajahku langsung merah bercampur malu, “Oke jam 7”, jawabku sambil berbalik ingin meninggalakn meja, tapi tanganku kembali di tarik oleh Diaz.

“Ingat pakai baju terusan yg seksi ya Cha,, kayak baju-baju kamu dulu itu!!” Sambil tersenyum Diaz berkata.
Aku langsung menarik tanganku, “iyaa,,” jawabku ketus kepadanya dan aku pun langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Waktu pun berlalu dan sudah menunjukkan Jam 4 sore, sudah waktu pulang kerja. Aku pun bersiap dan pergi pulang kerumah. Namun saat aku sudah didalam mobil Diaz mendekati aku, “Ingat jangan lupaa yaa?? Haha,,” Diaz kembali mengingatkan pembicaraan aku denganya tadi siang.

Aku hanya diam menanggapinya, tenyata dibelakang ada seseorang akupun langsung melihat ke arah itu dan itu adalah Vira. Dan yang mengherankan Vira ahnya tersenyum melihat Diaz berprilaku seperti itu, dalam hati aku mulai bertany-tanya, kenapa dengan Vira sekarang, apakah dia tahu hubunganku dengan Diaz dulu.

Setelah terdiam agak lama aku pun menjawab Diaz “iyaa,,” jawabku dan langsung menutup kaca mobil dan pergi dari tempat itu. Tepat Jam 7 malam aku sudah berada didepan kontrakan Dia. Aku ambil hapeku dan kutelpon Diaz,

“yaa halo, aku dah di depan nich,,”.
”oke, sebentar aku buka gerbang dulu,, masukin mobilnya dulu” bilang Diaz kepadaku.

Dengan memakai sepatu hak tinggi, baju terusan seksi sepaha aku turun dari mobilku, namun begitu sampai ke pintu rumah aku begitu kaget melihat Diaz bersama Vira.

“Lho Vira kamu juga disini??”, Bilang aku, dalam hati aku menjadi sedikit tenang, kan ngak mungkin si Diaz mau dekati aku karena ada Vira disini. Walaupun si Vira lesbian dan maniak sex dia juga kan kekasih Diaz, Diaz pasti ngk berani macem-macem dan akupun agak sedikit tenang.

“Iyaa dong Cha,, Vira juga kan pengen enjoy, hehe” bilang Vira.
“Yaudah ayo kita masuk dulu sekarang, sudah on baru ke cafe”, kami pun masuk, Diaz sudah sediakan minuman wine dengan iringan lagu remix pada strereo soundnya.

“Assah kurang seruu nich, Diaz ambil inex dulu sana!” pinta Vira ke Diaz.
Mendengar itu aku langsung menolak“Ngakk,, ngaak,, aku ngakk pake yaa??”, teriakku.
“udah ngak apa-apa, Ngak banyak ko, kita pake setengah2 aja, oke Cha??” Bilang Diaz kepadaku.

Perasaanku langsung kacau, karena Diaz tahu kalau dulu aku pakai itu sering lupa diri dan nafsu sex malah tinggi, tapi aku agak sedikit lega masalahnya sekarang kami bersama Vira, kan ngak mungkin Diaz mau rese sama aku karena ada kekasihnya itu.

“Ya udah okelah, sedikit aja ya??” Bilangku. Diaz pun ke kamarnya, ngak lama kemudian dia balik dengan 2 inex. Kami semua pun mulai menegaknya setengah-setengah, tapi aku ternyata tidak sadar kalau inilah awal dari penjebakan yang dilakukan Diaz dan Vira buatku, karena mereka berdua ternyata telah merencanakan semuanya.

Saat aku pakai Inex yang diberikan Diaz, mereka berdua ngak pakai sama sekali. Selang beberapa waktu aku mluai merasakan reaksinya, aku pun mulai Bergoyang mengikuti irama lagu remix yang sedang diputar. Saat aku melihat kesamping, Gilaa, diaz lagi berciuman sangat rakus dengan Vira.

Aku yang melihat adegan itu menjadi sedikit cemburu, ada rasa marah yang timbul dalam dadaku. Bahkan Nafsuku pun mulai menaik. Aku pun berdiri bergoyang diiringi musik buat menghilangkan perasaan itu.
“Depp,, Dep,,” lagu trus menggema dan goyanganku semakin mejadi liar.

Setelah berapa lama aku melihat Vira pergi ke toilet, “Uhhhh,,,” aku mendesah nikmat sekaligus kaget ketika tiba-tiba Diaz sudah berada di belakangku dan memegang tubuh ku.

Diaz sepertinya tidak lupa, dan masih sangat tahu seluruh area tubuh sensitifku. Sambil memelukku dari belakang Diaz mencumbuku dan menjilati daerah belakang telingaku “Aahhh,,”, tanpa aku sadar desahan keluar dari bibirku, reaksi inex dan suasana yang mendukung membuatku hilang kontrol dan tidak melarang Diaz melakukan hal itu.

“Gimana lontee sayang kamu enjoyy??”, tanya Diaz kepadaku.
“Uuh,, mmmhh” badanku langsung bergetar ketika Diaz membisikan ke telingku dan menjilatnya, sedangkan kedua tanganya langsung meremas susuku dari belakang.

“Aaah,, uhh,,” aku kembali mendesah keenakan, ngak tahu kenapa nafsu sexku sekarang muncul apa ini pengaruh Inex yang tadi aku mana.
“Uuhhh, ,,” Aku terus melenguh nikmat.

Melihat aku yang tidak menolak dirinya Diaz langsung membalikan tubuhku dan mencium bibirku, “Mmmhhp,,, slrupp,,” dan akupun membalas ciumnnya dengan rakus aku masukan lidahku dalam mulutnya sebelum aku akhirnya tersadar.

Setelah agak tersadar walaupun masih dalam keadaan setengah teler aku langsung mendorong Diaz, “Udaah Diaz, aku sudah ngak kayak dulu lagi,,” akupun menjauh dan mengambil gelas wine yang ada diatas meja dan meminumnya.

Tidak lama kemudian Vira kembali muncul, “Haah untung saja”, gumamku.
“Cha kamu ganti baju dulu, nanti skitar jam 10an baru kita ke cafe, tuh ada baju2nya si vira di kamar”, cetus Diaz tiba-tiba.

“Iyaa Cha pakai aja dulu, nanti keringatan lagi sayangkan udah seksi gitu, hehe,,” canda Vira membenarkan perkataan Diaz.

“Hmmm, oke lahh,,” pikirku.
“Ayoo Cha aku antar ke kamar lihat baju,,” bilang Diaz, akupun di antar Diaz ke kamarnya. Tidak ada satu pikiran burukpun saat itu dalam benakku.

Sehingga aku menjadi begitu sangat kaget, saat aku sudah di dalam kamar, Diaz langsung memeluk dan mencium bibirku dengan rakus tangannya juga langsung masuk dalam CD ku jari-jarinya mulai memainkan miss V ku.

Seperti di sambar petir tubuhku terasa gemetar, “Uuh,, Ahhh” seketika aku mendesah. Diaz memang tahu kelemahanku apa keinginanku. Aku dengan cepat menjadi terangsang oleh tindakan sex cepat dan kasar Diaz,

“Mhmmpp,,” tanpa sadar aku pun mulai membalas ciumannya aku sudah hilang akan dan tidak peduli lagi aku ingin mendapat kenikmatan lebih aku sudah mencapai titik puncak batas sabarku menahan nafsu.

”Ini yang kamu suka kan Cha?”, tanya Diaz sambil terus memainkan jarinya dalam Miss V ku dengan cepat.
“Aaahhh, stooopp diazzz, mmmmm,,,,” aku meracau mendapatkan perlakuan seperti itu.

“Rasakaan iniii lonteeee, heee beraninyaaa kamu tampar aku kmariin yaa? Sekali perek ttp pereeek kamu Cha,,” dengan posisi berdiri Diaz menaikan satu kakiku ke atas kursi, dan tangan kirinya menjambak rmbutku ke belakang sehingga wajahku terangkat ke atas, tangan kanannya dengan kasar dan cepat memainkan miss V ku.

“Uuuuhhh,, aaaahhhh, Diaaazzz,, mmm,,,” tanpa disadari aku sudah mulai merasa keenakan dan mulai mengoyangkan pinggulku.

“Hahahaa kamuuu sukaaa Cha?? Jwaab lonteee,???, teriak Diaz. Namun aku hanya diam dan mengigit bibir bawahku.

“Cuiih,, dasaar muraahann, wajah mesumm mu itu ngak bisa bohongg pereeekkkk,, cuiiihhh,, jawaabb?? Kamu sukaaa???”, 2 kali Diaz meludahi wajah ku.

“Oohhhhh iyaaaa, sukaaaa, Diazzzz trusss,, aahhhh,,,” Diaz pun berhenti dan memegng mulutku.

“Echa ingattt yaa,, aku yang pertama mengenal memek murahan kamu ini dripada suamimu, oke?? Dan Memek ini akan terus jadi milikku,, Plaaaak,,,,” Diaz lngsung menampar keras pipik, “Ini yang kamu suka kan Cha??”.

“Uuuuhhh,, mmmmm,, “aku hanya anggukan kepala karena aku memang sangat menikmati sex seperti ini.
“Sekarang kamu panggil aku sayang seperti yang dulu, oke??”
“Mmmmmm,, iyaaaa sayaangg, aahhhh,,”

“Bukaa pakaian kamu sampai bugil Cepaaatt,,,”, perintah Diaz kepadaku.
Dengan senyuman aku langsung membuka cepat semua pakaianku hingga bugil, aku langsung memeluk Diaz dan kami berciuman dengan rakus.

Bersambung…

1 2
Itil Service

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *