Monday, November 18, 2024

Wanita Desa yang Montok

News Online Itil
Cerita Sex Wanita Desa yang Montok – Cerita Mesum, Cerita Selingkuh, Cerita Ngentot, Cerita Nyata, Cerita Sex, Cerita Dewasa Terbaru. Beruntungnya Bisa Bercinta Dengan Lika Gadis Desa Yang Montok – Kisah ini bisa dikatakan rejeki nomplok, bisa menikmati gadis desa yang sangat menggairahkan.
Cerita ini hanya sekedar hiburan jika lokasi dan nama sama kami minta maaf, Cerita ini kumulai saat ban mobil yang kukendarai bocor tertusuk paku dalam perjalanan ke luar kota. Huuhh…. Sial ternyata kunci roda yang ada tidak pas dengan baut roda mobilku…. Sehingga dengan kesal ku susuri jalan ditengah terik matahari menuju sebuah rumah yang terparkir sebuah angkot tua, semoga saja pemiliknya punya kunci roda yang pas dengan baut ban mobilku.
“Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.
“Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara. Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu……..Opss…..ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahunan sedang menyusui anaknya……
Cerita Sex Wanita Desa yang Montok

Cerita Sex Oh.. my God lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang masih berusia balita.
“ Maaf mbak …… apa saya bisa pinjam kunci roda mobilnya ?” tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan , seraya mengkhayal jika aku yang menikmati buah dada yang indah itu………….. “ Oh….sebentar pak saya Tanya dulu suami saya…! “ Jawab wanita tadi sambil terburu-buru menutup dada indahnya yang mungkin Ia sadar jika betapa aku menikmatinya.
Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan. Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih , kami sempat berbincang dan berkenalan.
“ Maaf pak …. Rencananya mau kemana…? Tanya wanita itu . “ Oh saya mau ke kota X dalam rangka tugas kantor “ Jawabku sekenanya.
“ Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana , tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami saya tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak “ Kata wanita itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.
Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya, dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu. Apalagi aku memang hanya sendiri di kendaraaanku.
Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Lika. Sampai kami tiba di kota tujuan.
“Mbak Lika rencana mau nginap dimana ? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini “ tanyaku.
“ Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan” Jawab Lika dengan sedikit kebingungan.
“Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat saya menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !” Tawarku kepada Lika.
“Tapi mas apa tidak merepotkan ?” tanyanya dengan nada ragu tapi mau. Kujawab “ Ya …enggak lah ….kan mbak Lika sudah menolong saya jadi tidak ada salahnyakan jika saya membalas pertolongan itu ….” Jawabku sembari dalam hati bersorak YESS……….. . “ Ya deh mas …. Saya ikut mas aja !” Jawabnya pasrah.
Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking calon tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full.
“ Aduh mbak kamarnya Cuma ada satu yang kosong, gimana nih……” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa “ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa “. “ Tapi mas ……” jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Lika dan tasku sendiri.
Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, dan Lika terduduk di sofa sambil memandangku bingung.
“ Silahkan mandi dulu mbak…… itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo saya yang bisa mbak pake , saya rapikan dulu perlengkapan saya, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja , karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera saya “. Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Lika untuk digunakan dan Lika nurut aja apa yang ku sampaikan.
Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini. Sambil makan kami banyak bercerita , khususnya Lika dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tuanya, namun dalam perjalanan pLikakahannya suaminya kurang memberi perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu sexnya, untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.
Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Lika di tempat Tidur. Maklum deh Lika masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal. Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang kutaksir berukuran 36 B , menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.
Rupanya Lika melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara. “ Mas …. Nggak bisa tidur ya… sudah mas disini saja… toh tempat tidur ini masih cukup luas “. Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab “ ….Ya deh…. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan…”. “ Nggak koq mas silahkan aja “ jawabnya.
Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke tempat tidur samping Lika. Ternyata Lika sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur.
“ Ihh…. Mas ….itu apa yang berdiri dibalik celana mas….” Lugu Lika bertanya. “ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga “. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan Lika, dan tidak ada penolakan dari Lika yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra.
“ Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku “ Tiba-tiba Lika bersuara,” Oh ya…. “ jawabku. “ Maaf mas Lika koq merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami Lika yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini “ kata Lika lagi, “ Akupun begitu er…. , awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !” jawabku sedikit merayu.sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Lika begitu menikmati.
Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras. Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Lika selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan Lika sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
Tidak disangka Lika membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
“ Mas…… !!!!!!”. sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Lika seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.” Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku………akhhh….akkhhhh !!!!!!”. Lika semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras. Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan. “ Okhh..okkhhhh……..mas …….nikmat……..akhhkk…….” Tak kuasa Lika menahan erangannya.
Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat , diterangi cahaya lampu tidur yang temaram. “ Lika aku sudah nggak tahan lagi …..pengen ngentot memek kamu !” Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut Lika yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
Lika rupanya mengerti dengan kata-kataku , maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti , naik turun tidak beraturan .
” Oh…. Mas nikkkkkmattttt……….!!!!!” Lika mulai mengoceh kesetanan.
“ Mas kontolmu enak sekali………..” tambah Lika.
Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek Lika.
“ Mas aku cape…………” keluh Lika.
Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras.
“ Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan …….akh..!!!!” Lika mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku , “ Oh….Lika tahan sebentar lagi aku juga mau keluar….” Pintaku kepada Lika seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek Lika. Dan tiba-tiba “AKHH……………!!!!” Teriak Lika bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek Lika sambil tetap mengisap putting tetek Lika yang kian mengeras.
Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan Lika sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh Lika dengan kontol yang masih tertancap di memek Lika. Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil Lika si wanita desa dengan ceceran air memek Lika dan sperma kontolku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun , dan mendapatkan Lika masih tertidur dengan ceceran sperma dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur , kubangunkan Lika dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
“ Mas …… maafin Lika ya, koq Lika malah mengajak mas bercinta..” Kata Lika menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam.
“ Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku.
“ Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku.
“ Jujur deh mas Lika baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat Lika serasa terbang kea wan” sambung Lika. Sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak Lika minta lagi..” Pinta Lika. WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan.
“ Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih “ jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya,
“ Trus gimana dong mas ? “ Lika benar-benar sudah memelas , “ Lika mesti tau dong apa yang ku mau ! “ Jawabku sekali lagi.
Tanpa ba bi bu Lika langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek Lika yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kontolku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“ Lika kita pindah ke sofa aja yuk !” sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian Lika yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya. “ Ahkk…. Mas terus mas …..” erang Lika. Lika benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“ masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih…..” suara lirih Lika memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. Blassss………… “ Akhhh………..” lirih Lika sekali lagi.
Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Lika yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, 
Kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek Lika dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua “ Ohhhh… Lika…….” Bersamaan dengan orgasmenya Lika, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya. “ Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya Lika. “ Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu Er..” jawabku.
Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Lika menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di took hp untuk membelikan Lika HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui Lika. Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain , tentunya tanpa sepengetahuan suami Lika.
Itil Service

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *