Cerita Sex Kuliah Malam – Perkenalkan namaku Boy, umurku saat ini 22 tahun, aku kuliah disalah satu universitas di jakarta. Meski namaku keren, namun aku sangat kecewa sekali dengan sifatku yg sangat pemalu terhadap wanita.
Padahal kalau aku ngaca, gak jelek-jelek banget, namun kenapa sifat pemalu dan pendiamku hinggap didalam diriku. Hanya kalimat itu yg selalu menjadi beban pikiranku setiap malam.
Walaupun aku pemalu dan pendiam, aku mempunyai gairah Sex yang sangat tinggi. Aku sering melampiaskannya dengan menonton film-film porno dari Indonesia.
Dari satu teman dekatku dikampus, ternyata ada satu cewek yg naksir denganku. Namun cewek itu hanya memendamnya saja karena si cewek gak mau mulai berkenalan lebih dulu.
Tersange Kemudian aku meminta sahabatku untuk memberitahu tentang si cewek tersebut dan aku ingin berkenalan dulu. Ketika aku minta untuk menunjukkan orangnya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku.
Tinggi tubuhnya sama denganku, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran toketnya juga pas dengan genggamanku serta badannya padat berisi.
Sebut saja namanya Lina. Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.
Pada suatu hari yg tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan ?.
Saat kuliah malam selesai sekitar jam 7 malam, aku keluar ruangan untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri. Aku menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari “peradaban” kampus.
Sampai disana aku mendapati beberapa orang yg juga akan mempergunakan kamar mandi. aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai. Praktis aku urungkan saja.
Begitu tiba giliranku, aku menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yg tertutup tadi keluarlah seorang cewek yg selama ini kusukai dan dia juga mengincarku.
Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?, Pikirku
Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.
“Lin, ngapain loe masuk ke WC cowok?” tanyaku penuh rasa heran.
“Ehh…itu hhmmm… tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini Boy..”
“Emang yg di lantai bawah juga penuh?”, tanyaku lagi. Padahal dalam hati aku merasa mendapatkan kesempatan emas.
“Iya. Emangnya kenapa? Boleh dong sebentar doang..lagi pulakan sekarang udah ngak ada siapa-siapa, ya kan..?”, jawab Lina rada genit.
Aku pun tidak mau kalah.
“Tapi kan gue cowok, loe ngak malu?”, gantian aku membalasnya.
“Kalau loe, gue emang ngak keberatan kok… mending cuma tinggal loe dong yg ada di sini, daripada yang laen..”, jawab Lina
Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih!” Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.
“Sorry ya, gue duluan, habis loe bengong aja sih…” katanya.
Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandangan ke arah bagian yang terlarang.
Posisinya yg sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku. Ditambah lagi CD nya tebal terlihat bentuknya olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, penisku mulai tegang tak keruan.
Langsung saja di pikiranku membayangkan penisku berhasil memasuki lubang memeknya.
Entah apa yg merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku udah tak tertahankan. Aku ngak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia, apapun caranya.”pikirku bertingkah mesum
Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku udah melihat senyumannya yg merangsang birahiku.
Sepertinya dia emang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.
Buru-buru amat Lin, emang loe udah ada jadwal kuliah lagi?”, tanyaku.
“Engak kok, gue cuman pengen istirahat aja”, jawabnya.
Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup & mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku itu, Lina mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia sambil Kutatap kedua matanya yg indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yg sama denganku.
Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yg akan kulakukan. Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut.
Hingga perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan akupun membalasnya dgn mesra. Aneh, walaupun aku belum pernah melakukan hal ini, tetapi sudah tercerna otomatis oleh pikiranku untuk melakukan tahap-tahap rangsangan selanjutnya”akibat sering nontonBF”.
Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami lengket sangat erat. Desahan Lina membuatku semakin bergairah menciuminya.
Dengan gerakan perlahan aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya. Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mendesah kenikmatan.
Sempat sadar, karena aku panik kalau desahannya takut terdengar ke luar. Setelah kuberi tau dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi. Usapan tanganku membuat cairan memeknya membasahi celana dalamnya.
“Ssshh…gilaa enak banget… hmm…”, desah Lina.
Setelah itu aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yg putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya.
Mata Lina terlihat berkedip merasakan kenikmatan. Dan tangannya mulai berani untuk meremas penisku yg keras. Enak sekali pijitannya, membuat penisku semakin berdenyut- denyut.
Kembali aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yg sudah mengeras pula. Lina mulai membuka kaosnya, dan memintaku tanganku untuk memainkan kedua toketnya.
Kuraba-raba dgn lembut, dan sesekali kuremas sedikit. Benar-benar permainan yang sangat indah, toketnya yg berukuran sedang terlihat menantang seperti siap untuk dikemot.
Langsung aja aku sedot susunya yg kenyal itu. Lina menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku benar-benar menikmati toket Lina dan aku ingin mengemot toket Lina sampai dia menyerah.
Kujilat puting susunya sampai putingnya terasa keras. tampak wajah Lina seperti sudah di awang-awang yg tak sadarkan diri
Tangan Lina mulai membuka ritsleting dan berusaha mengeluarkan penis gue yang udah keras dari tadi. Begitu celana gue terlepas bebaslah penis gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya Lina udah mengambil posisi jongkok.
Dia mengocok-ngocok penis gue, Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan penisku. Pertama hanya sebagian yang masuk, tetapi lama-lama seluruh penisku masuk ke mulutnya yang seksi, hingga penisku sama sekali tak terlihat lagi yang di telan mulutnya.
Sedotan sungguh luar biasa, seperti di film-film BF permainannya. sehingga Aku menahan rasa geli yg hampir saja aku mengeluarkan air maniku di dalam mulutnya. Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya.
Maka aku memberi tanda agar Lina berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Lina mulai melanjuntukan permainannya selama beberapa menit.
Lina sempat menjilat cairan bening yg mulai keluar dari ujung penisku dan segera menelannya.”sungguh binal sekali cewek ini dalam benakku”
Lina kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar. Terlihatlah memek Lina sangat bersih, apalagi masih berwarna merah muda, lipatan bibir memeknya masih kencang dan tak tampak sehelai bulu satu pun.
Sepertinya Lina memang pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya. Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian isi dalamnya. Aaahh…Lina benar-benar pandai merawat memeknya.
Apalagi Lina terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayup, desahannya makin keras seraya menggigit kecil bibirnya.
“Ahhhh…Sssshhhh… gilaa enak banget” desah Lina.
Kumasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya. Tentu aja Lina makin edan reaksinya, membuatnya semakin menggelinjang ngak karuan. Sampai-sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yg putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan.
Tiba-tiba Lina mendorong kepalaku dari memeknya. Kayaknya dia sudah ngak kuat lagi.
“Masukin dong punya loe, gue udah ngak tahan nih…ayo dong Boy..”, pinta Lina dengan suara mendesah.
“Ayo cepatan dikit dong..” sambungnya sambil memandangku yg tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Lina. Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terbuka. Memeknya udah basah dari tadi terlihat mengkilat.
Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan penisku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala penisku ke bibir memeknya. Kudorong penisku perlahan…masuk sedikit demi sedkit. terasa sebagian kepala penisku udah masuk ke lobang memek Lina yang masih sempit banget.
Tubuh Lina sempat tersentak ketika penisku sudah masuk seluruhnya.
“Auuwwww.. sakitt.. Hhhmmm…”, Linda sedikit menjerit.
Kutarik penisku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan penisku menancap di dalamnya beberapa saat agar memek Lina terbiasa menerima penisku.
Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur. Terasa penisku bergesekan dengan dinding memek yg bergerinjal-gerinjal. Tetapi penisku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku ngak mau kehilangan kesempatan berharga ini.
Sudah bergoyang beberapa lama, kini penisku sudah ngak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa enak. Dan Lina semakin ngak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar. Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak
“Kenapa… Lin.. loe pengen udahan…?”, tanyaku
“Jangan dilepas.. terusin.. aja.. gue ngak apa-apakok”, balas Lina.
Goyangan pinggul Lina sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik penisku keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari arah belakang.
Kemudian Lina berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku. Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan aja penisku dengan hentakan yg kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya udah terbiasa menerima penisku.
Kali ini gerakan Lina lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar-mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat penisku sangat geli yg luar biasa.. penisku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..
Aku merasa udah ngak tahan lagi, Tapi aku ngak ingin mengecewakan Lina, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.
Aduhh… ada cairan licin kembali keluar dari penisku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Lina. Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Lina, sungguh aku ngak akan melupakannya.
Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Lina pun bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali ku kemot sampai ia menjerit kecil. Memek Lina makin berbusa akibat kocokan penisku.
Lama kelamaan aku merasakan sesuatu yang ngak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari pangkal sampai ke ujung buah zakarku.
“Lin.. gue udah mau keluar nihh.. loe… masih lama ngak..?”, rintihku
“Sebentarr.. Boy… sama.. gue.. juga.. hampir.. keluarr”, pantatnya menekan penisku dengan kuat.
Aaarrhhhhh… Aaaahhhhh… Sshhhhhh… “Penisku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali”
Sampai cairan putih itu meleleh di bagian bibir memeknya. ngak kusangka banyak sekali spermaku yg berlumuran di memeknya.
Kemudian Lina berjongkok memegang penisku. Lalu ia menjilat dan mengulum penisku yg masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala penisku bersih mengkilat.
Lina kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Lina terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme. Lina memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yg masih terengah-engah.
Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu.
Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif.
Setelah itu kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami di kamar mandi, kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku sexku barusan
Ternyata Lina mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia ngak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya.
Kemudian aku juga mengatakan bahwa dari dulu aku juga suka padanya. Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.
Aku sempat khawatir kalau Lina hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam memeknya. Aku ngak mau menikah, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Lina hamil, aku akan membuat suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.
Sudah puas dengan birahi aku menyuruh Lina keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Lina keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat.
Sampai saat ini hubunganku dengan Lina masih berjalan baik, cuma nkami belum mengulang apa yang udah kami lakukan di WC.
Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku mulai mendengar fakta dari teman-temannya bahwa Lina itu sebenarnya cewek yang Haus Sex
Dengar-dengar juga dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa lainnya atau om-om.
Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti rasa perawan, namun aku ngak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang memeknya.