“Halo sayang “ jawab Alvin.
“Halo, Vin aku bisa pinjam uang ?” Tanya Devira.
“Oh bisa, tapi berapa jumlahnya ?” Tanya Alvin.
“Aku butuh 10 juta Vin buat nutup tagihan kredit card” kata Devira.
“Hah ?? 10 juta ? Udah edan loe? Tuh duit gede Vir buat kite-kite. Gila. Terus loe butuh kapan ?” Tanya balik Alvin.
“Besok Vin. Aku butuh duit itu besok “ kata Devira.
Cerita Sex Alvin terdiam sejenak, namun otak nakalnya langsung bekerja. Dia sebenarnya mampu meminjamkan uang 10 juta itu mengingat dia anak orang kaya. Namun karena moralnya bejat, akhirnya muncul ide untuk mendapatkan tubuh Devira yang terkenal seksi itu dengan gratis.
“Vin ??” Tanya Devira.
“Ok, kamu tunggu sebentar aku lihat dulu. Lima menit lagi aku telpon kamu” kata Alvin.
Tut… akhirnya telepon di tutup. Devira berharap dengan cemas. Dia menyadari Alvin tak mungkin meminjamkan uang kepadanya dengan Cuma-Cuma, pasti ada syaratnya. Namun Devira sudah siap dengan kemungkinan itu.
“Hmm, pasti dia mau nikmatin tubuhku. Tak apalah, toh aku sudah gak perawan.” Gumam Devira.
Lima menit kemudian handphone Devira berbunyi.
“Halo “ jawab Devira.
“Say, bisa deh aku pinjemin kamu duitnya besok, tapi ada syaratnya” kata Alvin.
“Ok, apapun itu aku penuhi. Emang syaratnya apaan ?” Tanya Devira.
“Besok aja kita ketemuan di areal parkir sekolah sepulang sekolah” kata Alvin.
“Ok, tapi kamu janji loh ya bawa duitnya” kata Devira.
“OK, sampai ketemu besok” kata Alvin seraya menutup telpon.
Keesokan harinya sepulang sekolah, Devira menemui Alvin di area parker sekolah.
“Eh Vin, gimane? Loe bawa duitnya ?” Tanya Devira.
“Iya, gua dah bawa. Nih” jawab Alvin seraya menunjukkan lembaran uang ratusa ribu yang ada di tasnya.
“Ini 10 juta” kata Alvin.
“Wah makasih banyak loh Vin” kata Devira.
“Eits, tunggu dulu. Kamu belum tanda tangani perjanjian kita. Ini uang besar Vir, ada syaratnya.” Kata Alvin tersenyum puas.
“Apapun itu Alvin, aku siap menerima persyaratannya.” Kata Devira.
“Ok, kamu bisa ikut aku sekarang ?” Tanya Alvin.
Devira mengangguk tanda setuju. Lalu Alvin membawa Devira dengan mobilnya ke sebuah kafe tak jauh dari Bank tempat Devira mesti membayar hutang.
“Nah, karena uang yang kamu pinjam tergolong besar, persyaratannya sudah aku tulis. Aku butuh tanda tanganmu kalo kamu setuju” kata Alvin menyodorkan kertas kepada Devira.
Devira membaca surat perjanjian tersebut. Isi perjanjian tersebut kurang lebih adalah “Saya, Devira bersedia menjadi budak sex Tuan Alvin selama 3 bulan dan mematuhi segala perintah Tuan Alvin di masa tersebut tanpa terkecuali, serta saya akan tinggal dengan tuan Alvin di masa itu”. Rupanya Devira sudah memikirkan hal tersebut matang-matang, menginat orang tuanya sendiri jarang pulang ke rumah Dia sekarang tinggal bersama dengan dua pembantu setia keluarganya. Biasanya mereka pulang setiap 4 bulan sekali .
“Baiklah, ini aku tanda tangani kontraknya” kata AVira seraya menanda tangani perjanjian tersebut.
Alvin tersenyum puas. Diberikanlah uang 10 juta tersebut. Devira lega sekaligus was-was dengan keadaannya yang terjepit. Dengan di antar Alvin, Devira menuju bank tersebut dan melunasi hutangnya.
“Ok, hutangmu kan udah lunas, dan kamu tandatangani persyaratannya. Jadi mulai sekarang kamu adalah budakku. Jadi mulai sekarang aku jadi tuanmu dan aku bebas meminta apapun dari kamu. “ kata Alvin di dalam mobil.
“Ya tuan.” Kata Devira.
“OK, saya mau mulai hari ini kamu tinggal di vilaku selama 3 bulan dan aku gak ingin kamu membawa pakaian selembarpun. Nanti pakaianmu aku belikan.” Kata Alvin.
“Ya tuan.” Kata Devira.
Akhirnya Alvin membelokkan mobilnya ke sebuah toko pakaian. Didalam toko pakaian, Alvin memilih pakaian yang pantas untuk Devira(tentu pakaian tersebut sesuai dengan keinginan Alvin). Karena ukuran yang diminta spesifik, Alvin dan Devira menunggu sedikit lama. Akhirnya setelah 2 jam menunggu, akhirnya pakaian tersebut selesai. Alvin membayarnya dan mengajak pergi Devira.
“OK, sekarang kamu bisa ikut ke Villaku?” yanya Alvin.
“Ya tuan, tapi saya perlu mengabari orang rumah” kata Devira.
“Ok, kali ini aku penuhi. Kita ke rumahmu dulu.Tapi jangan lama-lama ya.” Kata Alvin.
“Ya tuan” kata Devira pasrah.
Alvin mengantar Devira pulang. Selama di perjalanan pulang, Devira sudah membayangkan penderitannya bakal menjadi bulan-bulanan buaya darat ini. Namun Devira pasrah akan nasibnya. Dan Akhirnya sampailah mereka di depan rumah Devira. Alvin memarkir mobilnya agak jauh dari rumah Devira. Kurang lebih 10 meter dari pagar depan rumah Devira.
“Vir, nanti kamu pake baju ini tapi gak usah pake daleman. Ingat, jangan bawa pakaian selembarpun !!” kata Alvin tersenyum puas seraya memberi sepotong pakaian yang baru dibelinya. Devira hanya mengangguk lemah dan turun sebentar ke rumahnya.
Tak berapa lama Devira muncul mengenakan pakaian yang diberikan Alvin. Saat itu Devira menggunakan hem tipis tanpa lengan yang sangat pendek dan menampakkan perut datarnya yang mulus dan bawahannya adalah hotpants yang longgar dan pendek sekali, sehingga kendatipun berdiri tegak tampak sedikit bongkahan pantatnya yang padat berisi.
Saat itu angin sedikit kencang. Sesekali rok mininya tersingkap menampakkan pantatnya yang tidak tertutup cd. Kontan para tetangga dan orang di sekelilingnya menelan ludah, dan ada juga yang bersiul menggoda. Sebenarnya Devira malu, namun itulah konsekwensi dari perjanjiannya. Namun dengan menahan malu Devira menuju mobil Alvin.
“Wow, kamu cukup cantik dengan pakaian seperti itu. Tapi, aku merasa kurang yakin kamu gak pake daleman” kata Alvin tersenyum nakal.
“Bener tuan, aku gak pake daleman” kata Devira.
“Ok, tapi aku mau lihat. Coba kamu tarik rok mu ke atas” kata Alvin.
Devira menurut dan membuka menarik rok mininya ke atas. Alvin tersenyum puas.
“Ok, sekarang, aku mau lihat atasannya. Coba kamu buka kancing bajumu sekarang” perintah Alvin.
Dengan pasrah Devira membuka kancing bajunya, dan tampak buah dada yang menantang di depan Alvin. Alvin senang dan meremas buah dadanya.
“Ok, kita jalan.” Kata Alvin seraya menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya.
Selama di perjalanan Alvin selalu mengusap kemaluan Devira, dan terkadang memasukkan jemari tangannya ke vagina Devira. Devira hanya pasrah tubuhnya di kerjain Alvin. Sesekali Devira meleguh keenakan. Akhirnya, setelah perjalanan panjang,sampailah mereka di Villanya Alvin.
“Vir, selama di rumah, aku ingin kamu tak mengenakan pakaian sehelai pun. Pakaian sekolah kamu sudah saya siapkan. Tugasmu membersihkan rumah, memasak, mencuci mobil dan lain sebagainya. Aku gak ingin kamu membantah. Mengerti pecunku ?” kata Alvin
“Ya Tuan” kata Devira Pasrah.
“Sekarang sepas semua pakaianmu dan berikan padaku, cepat !!” perintah Alvin.
Devira segera melepas pakaian yang dia kenakan barusan dan pakaian tersebut ada di tangan Alvin. Tampaklah tubuh mulus Devira tanpa sehelai benang, Alvin memandang penuh nafsu dan tersenyum nakal. Setelah itu, dia dan Alvin masuk ke villa tersebut. Alvin yang sudah gemas meremas pantat Devira dan sesekali menepuknya dengan keras. Devira pasrah dengan perlakuan yang dia terima.
“Nah villa ini masih kotor, maklum gak ada pembantu. Lagi cuti. Sekarang kamu bersihkan villaku dan harus bersih. Setelah itu siapkan makan siang. “ perintah Alvin.
“Baik tuan” kata Devira dengan pasrah.
Devira segera merapikan villa tersebut. Dimulai dengan merapikan tempat tidur, menyapu, mengepel, dan mencuci mobil Alvin, setelah itu memasak.
Tak berapa lama, rupanya Alvin lapar. Dia masuk ke villa namun, masakan untuk makan belum selesai.
“Vir, mana makan siangnya ? koq belum ada ?!!” teriak Alvin dengan marah.
Devira yang mendengar teriakan Alvin berlari menemui Alvin. Karena tak berpakaian, buah dadanya tampak bergoyang hebat ketika berlari. Alvin sebenarnya bernafsu, namun karena marah, dia bisa menutupi nafsunya.
“Maaf tuan, masakannya belum selesai.” Kata Devira ketakutan.
“Sudah saya kasih waktu dua jam koq belum ada makan siang. Emang kerjamu apaan ?!!” hardik Alvin seraya menampar wajah Devira dengan keras. Devira jatuh tersungkur, dan melelahlah air matanya.
“Heh budak, jangan menangis, cepat selesaikan masakanmu !!!” hardik Alvin.
“Ya Tuan. Maafkan saya tuan” kata Devira sambil menangis. Devira bangkit dan kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya. Alvin duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Tak berapa lama Devira menghidangkan makan siang.
“Tuan, makan siang sudah siap” kata Devira.
Mendengar itu, Alvin menuju ruang makan. Dengan senyum senang, Alvin melahap masakan Devira. Devira pun melahap makan siang itu. Setelah selesai, Alvin meminta Devira untuk menuju kamarnya setelah mencuci piring.
“Cepat cuci piring kotornya, dan setelah itu kamu ke kamarku.” Kata Alvin.
“Baik Tuan, tapi kamar tuan yang mana ?” tanya Devira.
“Oh kamarku yang ada di depan, tepat sebelah ruang keluarga. Oh ya, nanti malam kalo kamu istirahat di depan kamarku, nah di ruangan itu, udah aku siapin semuanya” kata Alvin menunjuk ruangan kecil di depan kamarnya yang tak lain adalah bekas gudang barang tak terpakai yang cukup kotor.
“Baik tuan” kata Devira datar.
Plak… Alvin menampar wajah Devira dengan keras, dan kembali Devira tersungkur. Kembali Devira menahan tangis.
“Heh budak, kamu kurang suka melayani saya ya?!! Kalo gak suka gak apa-apa, tapi kembalikan uang 10 jutaku sekarang, biar kamu jadi makanan debt collector bank itu !!” bentak Alvin.
“Ma…maafkan saya tuan. Saya su..ka men..jadi bu..dak tu…an. Apapun yang..tuan minta saya akan patuhi” kata Devira tangisnya pecah.
“Bagus, lalu dengan pemberianku apa yang harus kamu cuapkan, hah ?!! seharusnya kamu bilang terima kasih bodoh !!!” hardik Alvin.
“Te…Terima Kasih Tuan” kata Devira sambil menangis.
“Bagus, cepat cuci piring kotornya dan temui aku di kamar setelahnya” perintah Alvin dengan suara yang mulai merendah.
“Baik tuan” kata Devira seraya bangkit .
Plak..Alek menepuk pantat Devira dengan cukup keras. Devira pasrah dan melanjutkan pekerjaanya. Alvin pun menuju ke kamarnya, menunggu Devira. Rupanya nafsu untuk menikmati tubuh budaknya sudah memuncak. PeVirnya sudah mulai mengeras. Tak berapa lama kemudian, Devira mengetuk pintu kamar Alvin.
“Ya masuk.” Perintah Alvin pada Devira.
Devira pun masuk. Alvin memerintahkan Devira untuk berjongkok dengan menangkangkan pahanya di depan Alvin. Devira pun menurut. Tampaklah vagina yang tertutup bulu lebat. Timbul pikiran nakal dari Alvin.
“Vir, aku kurang suka dengan jembutmu yang terlalu lebat. Itu ada pisau cukur, cukur dulu jembutmu” perintah
Alvin sambil menunjuk meja rias di depannya.
“Ya tuan. Perintah saya laksanakan” kata Devira menurut. Diambillah pisau cukur tersebut, dan mulailah dia mencukur bulu kemaluannya.
“Hei, lihatin ke aku dong, jangan belakngin aku” perintah Alvin. Devira pun memutar arah dan mencukur jembutnya tepat di hadapan Alvin hingga bersih. Alvin tersenyum puas.
“Ok perek, aku udah gak tahan. Sini naik ke ranjang, duduk sebelahku” perintah Alvin.
“Terima kasih tuan.” Kata Devira.
Setelah duduk di sebelah Alvin, dengan nakal Alvin mencium bbir Devira. Devira pun memlas ciuman Alvin dengan ganasnya. Tangan Alvin mulai menjelajah ke payudara Devira, dan meremasnya dengan lembut, memainkan putingnya dan mengshisap payudaranya. Devira yang sudah mulai terangsang mendesah penuh nafsu.
“Ahhh…hhhhh….tu..aann… te..ruuuss..tuuaan… eeennaakk…” desah Devira yang sudah mulai terangsang.
Tangannya pun mulai mengusap selangkangan Alvin, dan mencari benda yang di inginkan. Setelah dia mendapatkan, dia mengusab benda tersebut dengan lembut.
“Ooooh Vir, lembut sekali belaianmu. Bukain dong celanaku” kata Alvin mulai meracau ke enakan.
“HHH…ahhh…baik tuan” kata Devira yang juga terangsang. Tanpa berpikir lama, Devira membuka celana panjang Alvin berikut celana dalamnya. Tampaklah peVir Alvin yang sangat besar berdiri tegak. Devira ngeri sekaligus kagum melihat ukuran peVir Alvin yang panjangnya 18 cm dan berdiameter 4 cm, jauh lebih besar dan lebih berotot ketimbang milik mantan pacarnya.Dia tak yakin peVir tersebut muat di liang cintanya.
Dengan ragu, Devira mulai mengusap peVir itu dengan lembut. Alvin menghentikan kegiatannya.
“Aaahh…Vir, hisap kontolku sekarang” perintah Alvin.
“Baik tuan” kata Devira seraya berjongkok di depan Alvin.
Devira mulai menjilat kepala peVir tersebut dan secara perlahan memasukkannya ke dalam mulutnya.Saking besarnya, Devira musti membuka mulutnya lebar-lebar, dan mulutnya pun telah penuh sesak dengan peVir itu.
“HHH..Ahhhh, Ayo Vir, kulum punyaku “ desah Alvin penuh Nafsu.
Devira pun menurut. Dengan perlahan, di maju mundurkan kepalanya.
“Ahhh..hhhhh..ooohhh…Nikmatnya. HHHH…enak banget loe nyepongnya.” Kata Alvin yang sudah terangsang. Alvin memegang kepala Devira dan sesekali menjambak rambutnya. Devira terus memaju mundurkan kepalanya, makin lama makin cepat.Namun rupanya Alvin telah meminum obat kuat, sehingga cukup lama Devira memblow job.
“Ahhh…ooohhh…hhhh…Vir …aaku mau…ke luarrr…” desah Alvin seraya menekan kepala Devira lebih dalam.
Namun karena ukuran peVirnya yang panjang, Devira terbatuk batuk. Alvin tak perduli. Dia terus menekan kepala Devira lebih dalam. Tampak wajah Devira kemerahan menahan sakit.
“Uhuk..hhhkkk..kkkhhhh” suara Devira kala kepalanya di tekan lebih dalam. Tampak matanya merah menahan siksaan itu namun Alvin terus menekan kepala Devira lebih dalam.
“Ahhh..oooooohh…..aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh..Vir…aku ke..luuuuaaarr” desah Alvin seraya menahan kepala Devira supaya tak bergerak.
Creet…creet…cret…keluarlah air maninya di dalam mulut Devira. Devira terbatuk batuk namun Alvin terus menekan kepala Devira dengan keras. “hkkkk..hkkkk….hkkkk…” suara Devira menahan sakit. Dia merasa tak bisa bernafas. Mulutnya pun penuh dengan air mani. Sebagian air mani tersebut menetes di bibirnya. Setelah beberpa lama Akhirnya Alvin melepaskan cengkramannya dan Devira pun bisa bernafas.
“heh perek, bersihin kontolku sekarang. “ perintah Alvin.
“ya tuan” kata Devira .
Devira menjilat peVir Alvin dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di peVirnya. Namun karena Alvin lelah, dia memerintahkan untuk mengulum peVirnya kembali. Namun tak di duga, rupanya Alvin dengan santainya kencing di mulut Devira. Devira berontak, namun, kepalanya di tahan Alvin, sehingga mau tak mau Devira menelan air seni itu.
“Heh budak, minumkencingku, jangan tersisa” hardiknya.
Devira menurut, dan dengan perasaan jijik, dia telan semua air kencing Alvin, dan tak lupa membersihkan peVirnya hingga bersih. Setelah selesai, Devira terbaring lemas dan sejenak mereka beristirahat.Hati kecilnya menangis menerima siksaan dari Alvin, namun penderitaan ini musti di jalani hingga 3 bulan ke depan.
Tak berapa lama kemudian, Alvin mulai mengusap paha mulus Devira, dan menciuminya. Devira kembali terangsang. Alvin terus menciumi paha mulus tersebut dan mengelusnya. Tangannya terus bergerak ke pangkal paha tersebut. Diangkatnya kaki Devira ke atas, dan pahanya di buka lebar-lebar sehingga tampak vaginanya yang ranum.
Tanpa menunggu waktu, Alvin menjilat vaginanya, sementara tangannya bergerilya meremas pantat Devira yang padat dan sesekali menepuknya dengan keras.
“Ahhh..ohhhh..hhhh….tu..aaannn…enak..seeekaallli “ rintih Devira yang sudah terangsang
“Ahhh..oohhh..hhhh terus tuan…eenak…..ooohhh” desah Devira.
Alvin terus menghisap klitorisnya, dan sesekali menggigit nya.
“Ahhh…oooh…tuan…aku..uuddaaahhh..maauu…keeeluaar” desah Devira seraya menekan kepala Alvin.
Tak berapa lama kemudian keluarlah cairan cintanya. Alvin menghisap cairan cinta tersebut hingga habis. Kini Alvin memasukkan jemarinya ke vagina Devira. Devira pun kembali terangsang. Tubuhnya menggelinjang keenakan.
“HHH..oohh..aah…ahh…ahh..”desah Devira.
Alvin terus mengocok vagina Devira, makin lama makin cepat. Devira terus mendesah keenakan.
“Aaaahh..ooohhh…aahhhh…eenak…terus….kocok..trus….tuan…ahhh..ahhh…ahhh…” desah Devira.
Alvin terus mengocok vaginanya, tan terus menekan g spotnya. Setelah 10 menit, AVira merasa akan mencapai puncak orgasme yang kedua.
“Ahhh…oohhh..aaahh…tuan….aku sudah tak tahan…aku mau..keluar….ahhh..tuan…masukin…tuan..ahhh..ahhh.ooohh..hhhhhh…” pinta Devira.
Alvin tak memperdulikan racauan Devira dia terus mengocok vagina Devira.
“Ahh.aahh..aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh” teriak Devira yang mencapai orgasmenya yang kedua.
Creet..cret…cret…akhirnya vairan cinta itu keluar lagi. Kembali Alvin menghisap cairan cinta tersebut.
“Vir, memekmu kan udah basah, nih sekarang aku mau masukin punyaku ke punyamu. Nih lihat, punyaku dah keras” kata Alvin menunjukkan peVirnya yang mengeras.
“Baik Tuan, saya siap. Masukin sekarang tuan” pinta Devira dengan wajah nakalnya.
Devira langsung menangkat pahanya, dan tampaklah vaginanya. Alvin segera menyentuhkan kepala peVirnya ke vaginanya. Karena vaginanya terlalu kecil, peVir Alvin beberpa kali meleset. Akhirnya, Devira menuntun peVir itu masuk ke vaginanya. Secara perlahan Alvin menekan peVirnya. Alhasil peVir itu baru masuk seperempatnya.
“Aaakkhhh…..sakit….tuan..pelan-pelan” teriak Devira yang kesakitan vaginanya dimasuki peVir yang super besar tersebut. Alvin terus mendorong masuk peVirnya. “Ugh, gila, memek loe sempit banget, gimane waktu perawan loe?” kata Alvin ditengah gairahnya. Devira menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri sementara Alvin terus mendorong masuk peVirnya. Dan bless akhirnya masuklah peVir tersebut ke vagina yang mungil itu.
Secara perlahan, Alvin mulai memompa liang cinta Devira. Devira mulai yang merasakan kenikmatan merintih pelan “Aaah…aahh…aaaah….ter…uuuss….aaah…aaahh”. Alvin semakin terangsang. Alvin makin mempercepat pompaanya, dan tangannya meremas dan memegang kedua buah dada Devira.Devira semakin terangsang, dan terus merintih keenakan.
“Aaah…aaah….tu…aaannn…te..ruus …mas..uk…in…aahhh…”rintih Devira dengan suara parau yang makin merangsang Alvin. Alvin terus memompa liang cintanya.”OOOhh…aaah…uhhh…Vir, enak..banget…memek loe…” desah Alvin. Dia merasa peVirnya di pijat oleh liang cinta Devira yang sempit itu.
Setelah beberapa menit, Alvin mendadak menghentikan pompaannya. Dan “plop” Alvin mencabut peVirnya dari vagina Devira. Alvin mengambil posisi duduk dengan peVir berdiri tegak.
“Vir, sekarang duduk di pangkuanku, cepat !” perintah Alvin. Devira yang sudah terbakar nafsu birahi langsung duduk di pangkuan Alvin, dan megarahkan peVir itu ke liang cintanya. Bless, masuklah peVir itu dengan mudah karena vaginanya telah basah. “Aaahhh….” Rintih Devira.
Devira mulaimenggoyangkan pinggulnya. Alvin mulai memompa peVirnya. Secara pontan Alvin memangut bibir mungil Devira dan memeluknya, sambil sesekali tangannya mengusap punggung lalu turun dan meremas bonkahan pantat Devira yang sekal. .”Mmmmhhffh…mpfffhh…..mpfff….!” rintihan Devira yang dibungkam dengan Bibir Alvin.
Plak…sesekali Alvin menepuk bongkahan pantat yang sekal itu dengan keras. “aaahh…uhhhh…aahhhh…” erang Alvin yang terus memompa peVirnya. “Oooh…aaah…uuh…uhhh…te…rus…tuuaaaan….ahhh..aaaah….aaaaahh” rintih Devira. Alvin terus memompa peVirnya. Sekitar 10 menit Alvin memompa peVirnya.
“Akkkhhh..tu…aaan….akuuuuuu…maaauuuuu…keeluaaarrr” rintih manja Devira.
Ales terus memompa, namun rupanya Alvin belum keluar.
“akkkhhh..tuuuaaan…aku…keluarrr… aaaakkkkkkhhhhh” rintih Devira dengan suara parau.
Dan cret..cret…Devira mencapai puncak orgasmenya sekali lagi. Alvin menghentikan pompaanya. Devira yang sudah lemas disuruh menungging. Devira menurut. Alvin langsung memasukkan peVirnya, dan mulai memompanya.
“Ahhh…ahhh.ahhh…” Devira merintih keenakan sambil menggoyangkan pantatnya. Alvin terus memompa dengan cepat. “Plak…” tangan Alvin kembali menepuk pantas sekal Devira dengan keras.
“Ahh…tuan….sakit…ampun…” rintih Devira yang merasa pantatnya panas setelah di tepuk dengan keras berkali-kali. Tampak bekas tamparan tangan di pantat yang sekal itu. Namun Alvin tak memperdulikan rintihan
Devira. Sambil memompa peVirnya, dia terus menepuk pantat Devira dengan keras.
“HHhhh…hhh…..aahh….ahh” desah Alvin .
“ahhh..aaahhh…tu…aaannn…aku..uudah…gak…kuat…kelu…arin…yaaa” rintih lemah Devira. Tampak tubuh Devira di penuhi keringat.
Cukup lama Alvin memompa peVirnya. Tampak badannya penuh keringat. Alvin mulai menjambak rambut Devira dari belakang. Devira merintih kesakitan, namun hal itu membuat Alvin makin terangsang.
Tak berapa lama kemudian, Devira merasakan peVir itu berdenyut. Terdengarlah erangan Alvin.
“Niis…akuuu…mau…kelu…arrr….aah…aaahhh” erangnya. “ahhh..keluar..kann…di…da..lam…tuan…please….” rintih Devira memelas.
Dan cret..cret..cret…Devira merasakan cairan hangat itu masuk di liang cintanya.
“Aakkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhh” erang mereka berdua setelah mencapai puncak orgasme.
Keduanya langsung terbaring lemas di ranjang tersebut. Alvin tampak tersenyum puas. Begitu pula Devira yang kebutuhan sexnya terpuaskan. Tampak vaginanya dibanjiri oleh cairan cintanya dan sperma Alvin.
“Terima kasih Vir atas pelayananmu. “ kata Alvin mencium kening Devira dengan mesra.
“Ya tuan, saya juga terima kasih atas permainannya” kata Devira tersenyum nakal. “Rupanya tuan kuat juga, padahal saya udah tiga kali keluar” lanjutnya. Rupanya Devira mulai mencintai Alvin.
Mendengar itu Alvin tersanjung. Setelah di rasa cukup kuat, Alvin mengantar Devira ke kamar mandi. Di kamar mandi, Alvin memandikan Devira dan membersihkan tubuh Devira. Rupanya, peVir Alvin kembali tegang ketika menyabuni tubuh Devira. Devira yang melihat itu langsung berlutut dan mengoralnya.
“Ahhh..uhhh…ohhhh…niiis…nikmat…bener…kuluman…nya..”erang Alvin seraya memegang kepala Devira.
Sementara Devira terus mengulum peVir itu.
Devira semakin mempercepat kulumannya.tak lama kemudian, Devira merasakan peVir itu berdenyut denyut.
Devira terus mengulumnya dan mengocoknya dengan cepat.
“Ahhh..Vir…aaa..kuuu…ke..luarrr….” desah Alvin. Cret..cret..cret…keluarlah maninya. Devira tenelan semua maninya, dan membersihkan peVir itu hingga bersih.
“Tuan…sekarang giliran saya yang mandikan tuan” kata Devira seraya menyirami tubuh Alvin dengan air. Dengan lembut Devira menyabuni Alvin, dan membersihkan badannya. Namun timbul niat nakal Alvin. PeVirnya kembali berdiri tegak kala Devira membelakanginya. Rupanya bongkahan pantatnya menarik bagi Alvin.
“Vir, coba kamu menunduk sedikit” perintah Alvin.
“Ya tuan” kata Devira menundukkan badannya. Tangannya bertumpu pada tembok kamar mandi. Alvin mulai melebarkan bongkahan pantatnya, dan menjilat anusnya. Devira terperanjat, namun tak berani membantah. Alvin mengoleskan sabun cair di lubang anusnya.
“Ahhh…tu…aannn…apa..yyaang…tuann…lakukan ?” rintih Devira yang mulai terangsang.
“Sudah, kamu diam aja…jangan banyak protes” kata Alvin.
Tak berapa lama, Devira merasa ada benda asing di masukkan anusnya. Devira merasakan perih yang luar biasa tatkala benda itu masuk. Rupanya Alvin memasukkan peVirnya di anus Devira yang masih perawan. Tampak darah segar mengucur di anusnya. Devira memejamkan mata menahan perih di anusnya.
“Akkhhhh..tuan….ampun….sakit…tuan…aaakkhhh” teriak Devira dengan keras. Alvin tak memperdulikannya. Dia terus membenamkan peVirnya sambil menepuk pantat Devira dengan keras. Tatkala peVir itu masuk sepenuhnya, Alvin mulai memompa peVirnya. Rupanya dengan pompaan itu, lambat laun Devira mulai merasakan kenikmatan.
Tanpa sadar Devira mendesah dan merintih.
“aaahh..uhh..ahhh….uhhh…terus…tu..aannn..aahh” rintih Devira. Alvin semakin bernafsu memompa peVirnya.Devira menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi pompaan peVir Ales. Alvin terus memompa peVirnya. Makin lama pompaannya makin cepat. Cukup lama Alvin memompanya. Setelah 10 menit, Devira merasakan peVir itu mulai mengedut, tanda Alvin akan ejakulasi.
“Vir….akuuu…mo…keluar…..aaaahhhhh…uhh….aaaaaaaaaaahhhhhhhh” erang Alvin.
Cret..cret…tak lama kemudian Devira merasakan ada cairan hangat yang mengalir di anusnya. Rupanya Alvin mengeluarkan spermanya di anusnya.tampak sperma bercampur darah segar keluar dari anusnya tatkala Alvin mencabut peVirnya.
“Vir, bersihin peVirku dong” perintah Alvin.
Devira yang masih lemas menurut, dan kembali membersihkan peVirnya dengan cara mengulumnya.Devira mengulum peVir itu hingga bersih. Setelah bersih, Alvin menggiring Devira ke ruangan kecil yang berada di depan kamarnya.
Di dalam ruangan itu terdapat matras dan rantai yang cukup panjang menempel di tembok.
“Vir, kamu istirahat di sini, nanti malam teman-temanku kemari. Kamu istirahat dulu. “ kata Alvin
“Ya tuan, terima kasih atas pemberiannya.” Kata Devira tersenyum maVir.
“Oh ya, selama di sini, kamu harus pake ini” kata Alvin seraya merantai satu kaki Devira.
“Ya tuan. Tapi bagaimana kalo saya harus buang air?” Tanya Devira.
“nah itu sudah aku sediakan. Ada ember kan, kamu buang air di ember itu aja. Kalo mo pub tinggal pub aja” kata Alvin.
“Ya sudah tuan, terima kasih” kata Devira tersenyum nakal.
Plak, Alvin kembali menepuk pantat Devira dan meremasnya dengan gemas dan tersenyum nakal.
“Wah, kamu benar-benar budak sex ku yang sempurna. Memek dan pantatmu sungguh indah.” Puji Alvin pada Devira. Devira yang mulai mencintai Alvin merasa tersanjung. “terima kasih tuan, saya senang jadi budak sex tuan” jawabnya. Alvin pun keluar dari ruangan itu, dan menutup pintu serta menguncinya dari luar. Devira segera terlelap setelah kelelahan melayani Alvin.